Senin, 25 Juli 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (734): Sulu di Filipina Tuntut Malaysia di Sabah; Mengapa Brunai Diam Saja, Indonesia Wait en See?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Timor bagian timur sejak era VOC (Belanda) dan masalah Indonesia dengan Timor Leste adalah soal sederhana dan mudah diselesaikan. Tidak demikian dengan Borneo bagian timur sejak era VOC. Mengapa? Yang jelas hingga ini hari Sulu di Filipina kukuh tuntut Malaysia di Sabah. Dalam hubungan ini, mengapa Brunai diam saja dan Indonesia wait en see. Soal Sabah dapat dikatakan soal yang sungguh rumit.


Malaysia Tidak Gubris Tuntutan Sultan Sulu Atas Akuisisi Sabah. REPUBLIKA.CO.ID, Kuala Lumpur— Pemerintah Malaysia tidak akan melayani semua tuntutan dari pihak mana pun terkait Negara Bagian Sabah termasuk tuntutan dari Sultan Sulu karena negara bagian ini diakui Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sejak 16 September 1963. "Pemerintah Malaysia memandang serius isu kedaulatan negara, termasuk kedaulatan dan keutuhan Negeri Sabah dalam Malaysia," ujar Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, di-sela-sela pertemuan UMNO di WTC Kuala Lumpur, Jumat (18/3/2022). Dia mengatakan tuntutan oleh pihak yang mengaku sebagai ahli waris dari Sultan Sulu terhadap Pemerintah Malaysia melalui badan arbitrasi internasional adalah tidak sah dan melanggar undang-undang." Hal ini karena penunjukan arbiter Dr Gonzalo Stampa itu dibatalkan Pengadilan Tinggi Madrid pada 29 Juni 2021 yang mengakibatkan semua keputusan yang dikeluarkan Dr Gonzalo Stampa tidak valid, termasuk final award atau penghargaan final yang dikeluarkan pada 28 Februari 2022," katanya. Dr Stampa tidak mengindahkan keputusan Pengadilan Tinggi Madrid dengan memindahkan tempat arbitrase ke Paris, Prancis dan telah melanjutkan proses arbitrase sampai dia mengeluarkan final award. "Untuk memastikan kedaulatan dan kepentingan Malaysia dilindungi, pemerintah telah mengajukan permohonan untuk membatalkan penghargaan final tersebut yang dibuat pada 3 Maret 2022 di pengadilan di Paris, Prancis," katanya. Ini untuk memastikan bahwa hasil penghargaan final tidak dapat ditegakkan oleh pemohon kapan saja dan di negara mana saja dan agar Malaysia tidak perlu membayar uang kompensasi senilai 14,9 miliar dollar AS (Rp 213,62 triliun) seperti yang diklaim. "Pemerintah Malaysia tetap berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh dan meyakinkan. Ditekankan bahwa Pemerintah Malaysia tidak akan mengalah bahkan satu inci pun menjaga dan mempertahankan kedaulatan dan kedudukan Negara Bagian Sabah di Malaysia akan dipertahankan selamanya," katanya.

Lantas bagaimana sejarah Sulu di Filipina tuntut Malaysia di Sabah? Seperti disebut di atas, secara historis Sabah adalah wilayah Sulu yang dialihkan dengan status sewa yang awalnya Maskapai Borneo Utara/Inggris yang kemudian dialihkan dalam pembentukan Federasi Malaysia 1963. Menjadi masalah karena Malaysia menghentikan setoran nilai sewa sejak 2013. Lalu bagaimana sejarah Sulu di Filipina tuntut Malaysia di Sabah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (733): Tawi-Tawi Diantara Sulu dan Sabah; Tawi-Tawi Dekat Bulungan, Tidung, Sandakan dan Marudu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam sejarahnya Tawi-Tawi kepulauan adalah wilayah Kerajaan Sulu. Dalam sejarah, Kerajaan Sulu terbilang wilayah yang bersifat independent cukup lama (dibandingkan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara). Mengapa? Di bagian wilayah Sulu di Tawi-Tawi dan sekitar merupakan salah satu wilayah di bawah proteksi (kerajaan) Sulu yang kerap melakukan perlawanan kepada orang-orang Eropa sejak era Portugis/Spanyol. Pada era Hindia Belanda, para bajak laut yang dikejar Angkatan laut Hindia Belanda sangat aman berlindung di Tawi-Tawi (ibarat pengejaran keuangan di berbagai negara pada masa kini sangat aman di bank-bank Swiss).


Tawi-Tawi (Tagalog: Lalawigan ng Tawi-Tawi; Tausug: Wilaya' sin Tawi-Tawi; Sinama: Jawi Jawi/Jauih Jauih) is an island province in the Philippines located in the Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (BARMM). The capital of Tawi-Tawi is Bongao. It is the southernmost province of the country, sharing sea borders with the Malaysian state of Sabah and the Indonesian North Kalimantan province, both on the island of Borneo to the west. To the northeast lies the province of Sulu. Tawi-Tawi also covers some islands in the Sulu Sea to the northwest, Cagayan de Tawi-Tawi Island and the Turtle Islands, just 20 kilometres (12 mi) away from Sabah. The municipalities comprising the current Tawi-Tawi province were formerly under the jurisdiction of Sulu until 1973 (1.087 km²; population 322.317 (2000)).  Administrative divisions: Tawi-Tawi comprises 11 municipalities, all encompassed by two legislative districts and further subdivided into 203 barangays. Bongao — the capital of the province; Languyan — created by President Marcos for rebel leader Hadjiril Matba who joined the government in the 1970s; Mapun — Tawi-Tawi's northernmost municipality, formerly Cagayan de Tawi-Tawi or Cagayan de Sulu; Panglima Sugala — formerly known as Balimbing. However, in the EDSA Revolution, the word "balimbing" acquired a derogatory meaning associated with turncoatism due to the fruit's many sides. It is the former capital of the province; Sapa-Sapa; Sibutu — home to the descendants of Malay royalty in Borneo and not necessarily associated with the Sulu royalty; Simunul — site of oldest mosque in the Philippines and home of Sheikh Makdum, one of the early pioneers spreading Islam in the country; Sitangkai — southernmost municipality in the country; South Ubian; Tandubas; Turtle Islands — a turtle sanctuary and protected area; Most of the municipalities are located on the islands in the Sulu Archipelago. Two of them, Mapun (which is closer to Palawan) and Turtle Islands, lie within the Sulu Sea. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Tawi-Tawi diantara Sulu dan Sabah? Seperti disebut di atas, Tawi-Tawi kepulauan berada di dalam yurisdiksi Kerajaan Sulu di masa lampau, yang mana pada hari ini provinsi berada di antara provinsi Sulu (Filipina) dan wilayah negara Sabah (Federasi Malaysia). Lalu bagaimana sejarah Tawi-Tawi diantara Sulu dan Sabah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.