Kamis, 14 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (532): Pahlawan Indonesia dan Dr Tjan Tjoe Som Studi ke Belanda;Sinologi Universitas Leiden dan UI

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa Tjan Tjoe Som? Dalam laman Wikipedia dengan entri Tjan Tjoe Som disebutkan sebagai guru besar Universitas Indonesia (UI) yang secara khusus memperhatikan bidang Sinologi. Namun narasi sejarahnya yang ditulis sangat minim. Okelah, Untuk memperkaya narasi sejarah Tjan Tjoe Som masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Mari!

Tjan Tjoe Som (1903-1969) adalah guru besar di Jurusan Sinologi, Universitas Indonesia, di Jakarta. Salah seorang murid bimbingannya adalah Mely G. Tan yang juga menjadi seorang Sinolog terkemuka di Indonesia. Tjan Tjoe Som dilahirkan di Surakarta dari sebuah keluarga Tionghoa Muslim. Tjoe Som belajar di Universitas Leiden, Belanda jurusan Sinologi dengan thesis Po Hu T'ung (Kelenteng Harimau Putih). Dia kemudian bekerja sebagai pustakawan di Perpustakaan Sinologi di Leiden. Ia menerbitkan thesisnya pada tahun 1949, dan pada tahun 1950 dia diangkat menjadi Profesor Filosofi Chinese di Leiden. Tjan pada tahun 1952 kembali ke Indonesia walaupun banyak yang kolega yang menginginkan ia tetap tinggal di Belanda. Ia dan saudaranya, Prof. Tjan Tjoe Siem disingkirkan oleh pemerintah Orde Baru karena menjadi anggota Himpunan Sarjana Indonesia (HSI) yang dianggap sebagai organisasi onderbouw Partai Komunis Indonesia (PKI). Salah satu hasil tulisannya adalah Po Hu T'ung, The Comprehensive Discussions in the White Tiger Hall (Leiden: E.J. Brill, 1949 & 1952) (Wikipedia). Jadi teringat nama Ibu Mely G Tan yang pernah menjadi dosen saya dalam mata kuliah metodologi riset dan tentu saja suami beliau yang menjadi pimpinan saya dalam tim penelitian pengembangan transportasi di wilayah Jabodetabek (1994).

Lantas bagaimana sejarah Tjan Tjoe Som? Seperti disebut di atas, Tjan Tjoe Som adalah seorang guru besar du Universitas Indonesia tempo doeloe. Ada yang menyebut Tjan Tjoe Som adalah Bapak Sinologi Indonesia. Lalu bagaimana sejarah Tjan Tjoe Som? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (531): Pahlawan Indonesia dan Sinologi di Indonesia; Peneliti Peneliti Belanda Memerlukan Ahli Sinologi

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam sejarahnya, studi tentang Tiongkok (sinologi) terbentuk karena ada kebutuhan para peneliti jaman kuno (kepurbakalaan) diantara peneliti-peneliti Inggris dan Belanda. Secara khusus peneliti-peneliti Belanda di Indonesia (baca: Hindia Belanda) menemukan banyak soal dan pertanyaan yang membutuhkan keahlian khusus yang terkait dengan penemuan kepurbakalaan. Itu bermula ketika seorang peneliti Inggris menemukan arah bahwa Sriwijaya berpusat di Pantai Timur Sumatra (khususnya Palembang) yang mengkomunikasikan kepada para peneliti dan peminat kepurbakalan yang yang tergabung dalam lembaga ilmu dan pengetahuan di Batavia (Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut sinologi adalah ilmu pengetahuan tentang bahasa dan kebudayaan Cina. Dalam laman Wikipedia sudah ada entri Sinologi, tetapi masih membutuhkan narasi dan rujukan. A Dahana dalam artikelnya  Tentang Istilah: Antara “Cina, China, Tiongkok, Tionghoa dan Cungkuo yang diupload dalam situs https://www.sinologi-indonesia.id menyatakan: Istilah yang lebih umum yakni Tiongkok untuk negeri dan Tionghoa untuk mengacu ke etnis. Sebagai konsekuensi selanjutnya, kami juga menggunakan istilah “Sinologi” sebagai pengganti sebutan “Studi Cina”. Istilah Sinologi memang berbau kuno karena Sinologi yang berasal dari istilah Sinology–mengacu ke studi tentang Tiongkok klasik yang berkembang di Barat sejak awal abad-20. Istilah yang umum dipakai di Barat sejak menjamurnya studi mengenai Tiongkok modern adalah Chinese Studies, tanpa ada muatan bernuansa negatif. Di Universitas Indonesia mahasiswa para peminat Sinologi memiliki organisasi yang diberi nama Ikatan Mahasiswa Sinologi (IMSI) Universitas Indonesia, suatu himpunan mahasiswa Program Studi Cina yang telah dibentuk sejak tahun 70-an. Sebelumnya himpunan mahasiswa ini benama IMSI (Ikatan Mahasiswa Sinologi Indonesia) karena pada saat itu, Universitas Indonesia adalah satu-satunya universitas di Indonesia yang memiliki jurusan yang mempelajari ilmu tentang Cina. Akan tetapi karna disadari bahwa himpunan ini tidak mencakup seluruh Indonesia, maka pada tahun 2003 namanya berganti menjadi IMSi. Anggota IMSi adalah seluruh mahasiswa Program Studi Cina yang telah mengikuti rangkaian kegiatan orientasi jurusan dan aktif berpartisipasi dalam segala kegiatan IMSi (https://fib.ui.ac.id).

Lantas bagaimana sejarah Sinologi di Indonesia? Seperti disebut di atas, terbentuknya bidang peminatan dalam pengetahuan Tiongkok (Sinologi) terkait dengan penelitian-penelitian kepurbakalaan diantara peneliti-peneliti Inggris dan Belanda khususnya yang dihubungkan dengan penyelidikan sejarah dan kepurbakalaan di Hindia Belanda (baca: Indonesia). Lalu bagaimana sejarah Sinologi di Indoesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.