Sabtu, 27 Agustus 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (800): Kontribusi Akademisi Malaysia - Akademisi Indonesia dalam Bernegara; Dinamika Masa ke Masa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Fungsi akademisi dan perguruan tinggi sangat strategis dalam bernegara dan menata proses bernegara yang baik dan benar. Para pemimpin Indonesia sebelum kemerdekaan sudah banyak yang memiliki tingkat pendidikan tingkat perguruan tinggi. Berbeda dengan di Malaysia yang hingga menjelang pemberian kemerdekaan oleh Inggris tahun 1957 sarjana Malaysia (Federasi Malaya) hanya dapat dihitung dengan jari. Dalam memulai bernegara, Indonesia jauh lebih siap dalam ketersediaan orang-orang akademisi (dalam hal ini orang terpelajar begelar akafdemik sarjana).


Dalam berbagai segi antara Indonesia dam Malaysia sangat banyak perbedaannya. Dalam hal yang terkait dengan peran akademisi dapat diperhatikan antara produk awal dalam bernegara antara konstitusi Indonesia (UUD 1945) dengan konstitusi Malaysia (sehiubungan dengan pembentukan negara Federasi Malaysia tahun 1963) yang dikenal sebagai MA (Malaysia Agreemen 1963). Satu yang pasti bahwa MA63 dapat dikatakan produk (pemikiran) orang-orang Inggris, Berbeda dengan Indonesia baik UUD 1945 dan maupun turuanannya dapat dikatakan hasil pemikiran anak bangsa sendiri (bangsa Indonesia) yang terbebas dari asing.  Apa yang menjadi isi konstitusi Melaysia 1963 tidak ada yang memikirkan kecuali hanya disepakati dan cukup dijalankan saja. Satu yang penting dalam fase awal Malaysia ini adalah soal bagaimana pengembangan bahasa resmi negara (bahasa Melayu) dan soal pengembangan pendidikan mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Masih sangat mendasar. Sementara di Indonesia sudah berbicara soal demokrasi, korupsi reorganisasi-reorganisasi dalam tubuh pemerintahan (pusat hingga daerah). 

Lantas bagaimana sejarah kontribusi akademisi Malaysia dan akademisi Indonesia dalam (proses) bernegara? Seperti disebut di atas, ada perbedaan antara Indonesia dan Malaysiia sejak awal, termasuk perbedaan dalam akademisi. Dalam konteks inilah kita berbicara tentang kontribusi para akademisi dalam bernegara. Lalu bagaimana sejarah kontribusi akademisi Malaysia dan akademisi Indonesia dalam (proses) bernegara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (799): Malaysia Dulu-Indonesia Dibelakangi Masa Ini; Bagai Lagu Kau Memulai, Kau Yang Mengakhiri


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Kita pada masa ini kerap bingung membaca narasi sejarah Malaysia. Namun faktanya pada masa lampau tidak demikian. Uniknya para ahli di Malaysia membangun narasi sejarah yang nyaris tak pernah belajar dari sejarah Indonesia. Mangapa membangun narasi sejarah di Malaysia jika isi narasi itu tidak dapat dijalankan di dalam negeri tetapi sebaliknya narasi yang ada justru menyinggung negara lain (terutama Indonesia). Apa yang terjadi di Malaysia? Mengapa akademisi Malaysia kerap membuat bingung oeang Indonesia?


Dalam narasi sejarah Indonesia, meski ada banyak yang masih perlu diperbaiki, tetapi pathnya sudah pada garus yang lurus (benar). Narasi sejarah Indonesia dibangun di atas tanah (ranah) Indonesia. Fakta bahwa Indonesia itu sangat besar, dan sangat luas dengan populasi yang sangay besar. Berbeda dengan Malaysia masa kini yang adakalanya dipersepsikan hanya sebatas Semenanjung Malaya (dilupakan Singapoera dan terlupakan Serawak dan Sabah). Dalam konteks membangun dan mengembangan narasi sejarah Malaysia, sejumlah isu mengemuka, yang notabena adakalnya mrembuat orang Indonesia salah paham dan merasa gerah. Sejumlah isu tersebut yang menjadi menarik perhatian (berifat kontroversi) antara lain: Dominasi kekuasaan Melayu di Malysia, bahasa nasional dan usulan bahasa Melayu menjadi bahasa ASEAN, sistem pendidikan---berbeda Cina dan India, status penjajahan---dijajah vs tidak dijajah, kemederkaan di Malaysia---hari kemerdekaan, tetapi tidak sama, federasi negara dalam soal Sabah---akta dan pelanggaran, peran pahlawan Inggris vs pihak lain yang semua diangga[ komunis, budaya–klaim sejarah, klaim heritage, lupa bantuan Indonesia, hanya ingat Ganyang Malaysia, sengketa pulau dan perbatasan, soal TKI dan merasa diri kaya dan pintar, orang lain di Indonesia dianggap miskin dan bodoh.

Lantas bagaimana sejarah Malaysia tempo dulu dan mengapa Indonesia dibelakangi pada masa Ini? Seperti disebut di atas, ada persepsi yang berubah di Malaysia antara dulu dan sekarang tentang hubungan bernegara dan hubungan antar maysrakat. Persepsi itu cenderung tidak positif dan tidak mendukung suasana kondusif antara kedua negara. Itu menjadi memicu banyak hal soal ketegangan. Ibarat lagu judulnya adalah ‘Kau yang Memulai, Kau yang Mengakhiri. Lalu bagaimana sejarah Malaysia tempo dulu dan mengapa Indonesia dibelakangi pada masa Ini? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.