Rabu, 29 Desember 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (323): Pahlawan Nasional Pengeran Mohamad Noor, Banjar; THS te Bandoeng, Volksraad dan BPUPKI


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Tidak hanya Pengeran Antasari yang telah ditabalkan menjadi Pahlawan Nasional. Ada juga pahlawan Indonesia yang berasal dari Banjar (kini Kalimantan Selatan) yang juga bergelar Pangeran yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional, yakni Pengeran Muhammad Noor. Dalam sejarah Banjar, Pangeran Mohamad Noor termasuk salah satu pejuang yang lulus di perguruan tinggi.

Pangeran Muhammad Noor] (24 Juni 1901 – 15 Januari 1979) adalah mantan Menteri Pekerjaan Umum dan gubernur Kalimantan. Ia lahir di Martapoera dari keluarga bangsawan Pangeran Ali dan Ratu Intan (cucu dari cucu Raja Banjar Sultan Adam al-Watsiq Billah). Setelah lulus HIS tahun 1917, ia meneruskan ke jenjang MULO dan lulus tahun 1921, lalu lulus dari HBS tahun 1923, dan pada tahun 1923 masuk Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS). Pada tahun 1927, ia berhasil meraih gelar Insinyur dalam waktu empat tahun sesuai masa studi, setahun setelah Ir Soekarno (presiden RI pertama) lulus. Pada tahun 1935-1939 ia menggantikan ayahnya Pangeran Muhammad Ali sebagai wakil Kalimantan dalam Volksraad pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Tahun 1939, ia digantikan Mr. Tadjudin Noor dalam Volksraad. Ia juga merupakan tokoh pejuang yang berhasil mempersatukan pasukan pejuang kemerdekaan di Kalimantan ke dalam basis perjuangan yang diberi nama Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan di bawah pimpinan Hassan Basry (1945-1949) dan juga sebagai anggota BPUPKI. Pada periode 24 Maret 1956 - 10 Juli 1959, ia menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum. Pada tanggal 8 November 2018 ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Pangeran Mohamad Noor? Seperti disebut di atas, Mohamad Noor adalah pangeran dari Banjar yang menempuh pendidikan tinggi (universitas) yang turut berjuang demi bangsa Indonesia, khususnya di Banjar. Lalu bagaimana sejarah Pangeran Mohamad Noor? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (322): Pahlawan-Pahlawan Indonesia, Soekarno Ahli Sejarah; Bung Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Ir Soekarno, yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia adalah seorang insinyur yang sangat piawai dalam pengetahuan sejarah. Jelas Ir Soekarno bukan ahli sejarah (sejarawan) tetapi Ir Soekarno adalah peminat sejarah, yang secara intens selalu memperhatikan sejarah. Katanya: Bung! Jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Pada tahun 1957 Ir Soekarno, Presiden Indonesia mendapat hadiah pesawat dari pemerintah Rusia.. (Wikipedia). Saat pesawat mendarat di lapangan terbang Tjililitan, 24 Januari 1957, Presiden Soekarno segera melihat pesawat tersebut. Setelah penyerahan, Presiden Soekarno memberi kata sambutan dan pada akhir pidatonya, Presiden Soekarno memberi nama pesawat itu dengan nama Dolok Martimbang. Semua orang molohok, sebab semua orang berpikir akan dinamai Gatotkatja. Bahkan orang-orang pers bingung nama apa itu atau apa arti Dolok Martimbang. Beberapa hari kemudian, Kementerian Pendidikan membentuk tim penelitian untuk berkunjung ke Tapanoeli untuk menyelidiki sejarah Dolok Martimbang. Pemerintah Residentie Tapanoeli yang beribukota di Sibolga aktif membantu tim peneliti pusat. Dolok Martimbang dalam hal ini adalah suatu bukit/gunung (dolok) di wilayah kabupaten Tapanuli Utara yang disebut Martimbang. Gunung Martimbang ini kerap dijadikan sebagai tempat bermusyawarah para pemimpin lokal yang saat itu tengah berperang terhadap kehadiran Belanda. Dengan katan lain, arti martimbang adalah riil, nyata yang timbul dari arti maimbang, menimbang, mempertimbangkan dan lalu memutuskan untuk dijadikan ketetatapn. Pertanyaananya: Mengapa Ir Soekarno mengetahui sejarah Dolok Martimbang? (lihat sejarah pesawat Dolok Martimbang dalam blog ini). Dolok Martimbang adalah nama pesawat kepresidenan RI pertama.

Lantas bagaimana sejarah Ir Soekarno menjadi peminat sejarah dan intens mempelajari sejarah? Seperti disebut di atas, Ir Soekarno mengetahui persis sejarah Dolok Martimbang. Pada era pergerakan kemerdekaan Indonesia (tahun 1927-1933) Ir Soekarno sering merjuk nama tokoh sejarah Soeltan Agoeng dan Pangeran Diponegoro. Demikian juga ujarannta seklama perang kemerdekaan hingga era pengakuaan kedaulatan Indonesia di setipa daerah Presiden Soekarno mengingatkan sejarah lokal dan sejarah nasional. Bagaimana itu bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.