Sabtu, 20 Agustus 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (786): Nama Geografi dalam Studi Sejarah; Toponimi Latin, India, Cina, Portugis, Belanda, Inggris


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Nama tempat (nama geografi) dan toponimi adalah dua hal yang berbeda. Nama geografi adalah nama yang disebut, dicatat dan dikomunikasi dalam era sejarah yang berbeda. Perbedaan itu karena pengaruh lokal dan pengaruh asing (Latin India Cina Portugis Belanda Inggris). Pengaruh Belanda sendiri dapat berbeda antara era VOC dan era Pemerintah Hindia Belanda. Sementara itu, toponimi adalah surtu pendekatan dalam studi untuk melacak nama masa lalu yang sesuai dengan nama masa kini karena perngaruh sejarah yang berbeda di masa lampau. Dalam kontreks inilah kita membicarakan persoalan nama geografi dalam studi sejarah Indonesia.


Di laman Wikipedia terdapat deskripsi gagasan penamaan suatu tempat (proposal), yang menjabarkan pedoman penamaan untuk lokasi geografis bahasa Indonesia yang prinsip, aturan penamaannya mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia atau pedoman lain dari Pusat Bahasa dan Badan Informasi Geospasial, Proposal. Untuk pedoman penamaan lokasi/tempat yang saat ini diterapkan di Wikipedia, lihat Pedoman penamaan#Nama geografis. Pedoman tersebut dirasa tidak lengkap dan proposal ini dibuat untuk melengkapinya. Pedoman umum. Nama geografis (toponimi) terdiri dari dua unsur: nama generik dan nama spesifik. Nama generik adalah nama yang menggambarkan bentuk (bentang alam) dari unsur geografis tersebut, seperti pulau, danau, selat, gunung, lembah, dan sebagainya. Nama spesifik merupakan nama diri (proper name) dari unsur geografis dan digunakan sebagai unit pembeda antar unsur geografis. Nama spesifik yang sering digunakan untuk unsur geografis biasanya berasal dari kata sifat, misalnya ’baru’, ’jaya’, ’indah’, ’makmur’, atau kata benda yang bisa mencerminkan bentuk unsur tersebut, misalnya ’batu’, ’candi’, dan lain sebagainya. (selengkapnya ...). Dengan demikian, setiap penamaan suatu unsur geografis di Wikipedia harus lengkap mencakup nama generik dan nama spesifik (tetapi lihat Tambahan 2 di Pedoman 2). Sesuai dengan kaidah pengejaan, baik nama generik maupun nama spesifik diawali dengan huruf kapital, karena keduanya membentuk nama diri. Contoh: Pulau Bali, bukan Bali; Pulau Lombok, bukan Lombok; Selat Karimata, bukan Karimata; dan Lembah Anai, bukan Anai. Nama generik geografis bentang alam perlu dibedakan dari nama generik daerah/tempat (kota, kampung, dusun) atau satuan administratif (provinsi, kecamatan, desa, Kota). Nama daerah/tempat atau satuan administratif dapat memakai nama generik geografis bentang alam sebagai nama spesifik, seperti Bukittinggi, Ciamis, atau Bulukumba. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah persoalan nama-nama geografi dalam studi sejarah? Seperti disebut di atas, studi topnomi sudah lama dilakukan mengingat berbgai faktor sejarah (misalnya era sejarah Eropa) yang mempengaruhi (perubahan) nama suatu tempat (dalam hal ini di Indinesia/Nusantara). Lalu bagaimana sejarah persoalan nama-nama geografi dalam studi sejarah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (785): Pantai Amerika dan Geomorfologi; Saat Australia bagian Indonesia - Amerika bagian Inggris


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Hubungan bilateral Republik Indonesia dan Amerika Serikat memang sudah berlangsung selama 73 tahun. Hubungan diplomatik antara kedua negara dibuka secara resmi pada 28 Desember 1949. Hubungan antara kedua negara, meski secara geografis berjauhan juga cenderung dekat: sama-sama negara republik yang memproklamasikan kemerdekaan sendiri (dari penjajahan). Sebenarnya tidak sekadar itu. Banyak yang tidak tahu, sejarah lama kerap mengejutkan. Hubungan wilayah Indonesia (baca: Hindia Belanda) dan Amerika Serikat (baca: Virginia dan sekitar) sudah berlangsung sangat lama bahkan jauh sebelum kemerdekaan Amerika Serikayt 7 Juli 1774. Saat itu Australia masih bagian Indonesia dan Amerika Serikat masih bagian Inggris. Bagaimana bisa? Itu dia. Mari kita lacak!


Thomas Hewes adalah konsul Amerika Serikat pertama yang menjabat di Batavia, Jawa pada 24 November 1801 dan selesai menjabat pada 26 Januari 1802. Konsulat ini kemudian tutup pada 27 Februari 1942 dan dibuka kembali pada 24 Oktober 1945. Robert R Purvis menjadi Agen Perdagangan di Medan, Sumatra yang ditunjuk oleh Mentri Luar Negri AS pada 12 Juli 1853; kemudian kantor Agen Perdagangan dijadikan kantor wakil konsulat pada tahun 1866 dan agen konsulat pada tahun 1898. Kantor agen perdagangan ini kemudian diperintahkan untuk ditutup pada 4 Januari 1916 dan menjadi konsulat dengan Horace J. Dickinson sebagai konsul yang pertama pada 21 Juli 1917. Konsulat ini sendiri kemudian ditutup pada 25 Juli 1917. Joseph Balestier menjadi konsul di Riau, Kepulauan Bintan pada 11 Oktober 1833 penunjukannya disahkan pada 10 Februari 1834. Tidak jelas kapan perwakilan di Riau ini akhirnya ditutup. Carl Van Oven menjadi agen konsuler pada 11 Januari 1866 di Surabaya, Jawa. Kantor ini kemudian menjadi konsulat dengan ditunjuknya Harry Campbel pada 25 Mei 1918. Edward George Taylor menjadi agen konsuler di Semarang, Jawa pada 10 Juli 1885. Agensi ini kemudian ditutup pada 1 Oktober 1913. Konsulat Surabaya kemudian ditutup pada 22 Februari 1942. Beberapa titik pendaratan pertama tentara Amerika di Indonesia pada masa Perang Dunia II yakni 21 April 1944 AS mendarat di Hollandia (sekarang Jayapura); 27 Mei 1944 AS mendarat di Noemfeex (sekarang disebut ??); 30 Juli 1944 AS mendarat di Sansapor. Konsulat Surabaya kemudian dibuka lagi untuk umum pada 27 Mei 1950 yang kemudian ditingkatkan menjadi kedutaan besar hingga sekarang. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah geomorfologi Pantai Amerika? Seperti disebut di atas, hubungan antara wilayah Indonesia dan wilayah Amerika Serikat sudah berlangsung lama bahkan jauh sebelum Amerika Serikat memproklamasikan kemerdekaan 4 Juli 1774. Saat itu Indonesia memiliki Australia dan Inggris memiliki Amerika Serikat. Lalu bagaimana sejarah geomorfologi Pantai Amerika? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.