Sabtu, 16 Januari 2021

Sejarah Banten (21): Sejarah Pandeglang, Kota Pedalaman di Lereng Gunung Karang; Perkembangan Pelabuhan Kota Labuhan

 

*Untuk melihat seluruh artikel Sejarah Banten, klik Disini

Sejarah Pandeglang, di satu sisi relatif bersamaan dengan sejarah Rangkasbitung (Lebak), di sisi lain kedua kota ini merupakan kota yang dibentuk baru untuk menggantikan fungsi kota-kota pantai sebagai pusat pembangunan di pedalaman. Kota Pandeglang tidak hanya terhubung ke kota pantai di utara (Banten dan Serang), juga terhubung dengan kota pantai di barat (Tjaringin dan Labuhan). Posisi strategis Pandeglang ini tidak hanya dijadikan pusat pemerintahan tetapi juga namanya dijadikan sebagai nama wilayah (afdeeeling Pandeglang).

Pada era VOC sulit menemukan nama Pandeglang. Hanya nama kota-kota di pantai barat Banten yang eksis seperti Tjaringin, Labuhan dan Panimbang, Hal ini karena wilayah pedalaman adalah wilayah yurisdiksi (kesultanan) Banten. Pemerintah VOC hanya melakukan kontrak dengan kesultanan Banten dengan membangun pos perdagangan di Anjer dan Tjaringin. Pada awal Pemerintah Hindia Belanda (era Gubernur Jenderal Daendels) wilayah Residentie Batavia diperluas hingga ke batas sungai Tjikande. Selanjutnya sehubungan dengan relokasi ibu kota Residentie Banten dari (kota pelabuhan) Banten ke Serang, nama Pandeglang mulai dipromosikan sebagai salah satu ibu kota wilayah di pedalaman.

Bagaimana sejarah Pandeglang? Pandeglang tumbuh dan berkembang setelah dijadikan sebagai pusat peerintahan di era Pemerintah Hindia Belanda. Seperti disebut di atas Pandeglang terhubung dengan kota Serang (ibu kota) dan terhubung dengan Tjaringin di pantai barat Banten. Bagaimana sejarah Pandeglang berlangsung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Banten (20): Sejarah Kota Tanara di Banten; Kota Tua Bernama Tanhara, Tempat Kelahiran Ulama Syaikh Nawawi al-Bantani

 

*Untuk melihat seluruh artikel Sejarah Banten, klik Disini

Tanara, bukanlah nama baru, Tanara dengan nama awal Tanhara (Peta Portugis) adalah kota kuno yang sudah eksis sejak era Hindoe. Kota Tanara berada di pantai utara (pulau) Jawa di muara sungai Tanara. Tetangga kota Tanara di sebelah barat adalah kota Pontang dan di sebelah timur adalah kota Tangerang. Tiga nama Tanara, Pontang dan Tangerang merujuk pada nama-nama yang merujuk pada nama India.

Pada masa ini nama Tanara adalah nama kecamatan di kabupaten Serang. Nama Tanara dikaitkan dengan nama ulama besar Syaikh Nawawi al-Bantani yang disebut lahir di Tanara. Pada saat terjadi perang saudara di kesultanan Banten (1681-1684) antara sungai Pontang dan sungai Tangerang dijadikan oleh sultan lama (sultan tua, sang ayah yang terusir dari kraton Banten) sebagai wilayahnya. Wilayah ini berada diantara wilayah sultan muda (sang anak) di sisi barat sungai Pontang dan wilayah VOC (Belanda) di sisi timur sungai Tangerang.

Apakah sudah ada yang menulis Sejarah Tanara? Sejarah Tanara tidak hanya setelah munculnya namma Syaikh Nawawi al-Bantani, sejarah Tanara sudah eksis jauh sebelumnya di zamman kuno (era Hindoe). Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Sejarah Tanara kita mulai dari permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.