Jumat, 30 Juli 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (95): Agama Baha’i di Indonesia Sejak Hindia Belanda? Kurang Diketahui, Kini Menjadi Heboh

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini

Tiba-tiba Baha’i menjadi heboh. Ini sehubungan dengan sikap Menteri Agama yang memberi ucapan selamat hari raya (agama) Baha’i. Lalu apa dan mengapa agama Baha'i? Banyak orrang mulai mencari di internet. Memang ada dan sudah sejak lama ada tulisan-tulisan  tentang Baha’i. Sebagaimana diketahui bahwa agama yang diakui di Indonesia adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Agana ini pernah dilarang pada era Presiden Soekarno, tetapi larangan itu dicabut pada era Presiden Gusdur.

Bahá'í adalah agama monoteistik yang menekankan pada kesatuan spiritual bagi seluruh umat manusia. Agama Bahá'í lahir di Persia (sekarang Iran) pada tahun 1863. Pendirinya bernama Mírzá Ḥusayn-`Alí Núrí yang bergelar Bahá'u'lláh (kemuliaan Tuhan, kemuliaan Alláh). Bahá'í awalnya berkembang secara terbatas di Persia dan beberapa daerah lain di Timur Tengah yang pada saat itu merupakan wilayah kekuasaan Turki Usmani. Sejak awal kemunculannya, komunitas Bahá'í Timur Tengah khususnya di Persia menghadapi persekusi dan diskriminasi yang berkelanjutan. Pada awal abad kedua puluh satu, penganutnya mencapai lima hingga delapan juta jiwa yang berdiam di lebih dari dua ratus negara dan teritori di seluruh dunia (Wikipedia). Dari sumber lain diketahui bahwa agama itu masuk ke Indonesia pada 1878. Kemenag menyebut penganut Baha'i di Indonesia mencapai sekitar 5.000 orang.

Lantas bagaimana sejarah (agama) Baha’i? Yang jelas pada dasarnya sudah diketahui sejak lama namun kurang terinformasikan. Seperti disebut diatas gara-gara ucapan Menteri Agama itu banyak orang yang ingin tahu apa dan mengapa. Dalam hubungan itu, kita juga ingin mengetahui. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.