Sabtu, 13 Maret 2021

Sejarah Papua (20): Sejarah Pendidikan di Papua; Introduksi Pendidikan di Fakfak dan Manokwari hingga Universitas Cendrawasih

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini 

Universitas Cendrawasih yang diinisiasi oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1962 dapat dikatakan sebagai tonggak penting dalam sejarah pendidikan di (wilayah) Papua. Tentu saja itu tidak dikatakan baru, karena faktanya (yayasan) Universitas Gadjah Mada baru didirikan pada era perang kemerdekaan di Jogjakarta pada tahun 1946 yang kemudian diakuisinya Universiteit van Indonesie yang dijadikan Universitas Indonesia tahun 1950, lalu tahun 1952 di Medan dibentuk yayasan Universitas Sumatra Utara. Antara yang terjauh di barat (Medan, 1952) dan yang terjauh di timur (Jayapura, 1962) hanya berselang satu dasarwarsa.

Introduksi pendidikan modern (aksara Latin) di Indonesia (baca: Hindia Belanda) sudah mulai tahun 1822, namun secara masif pendidikan aksara Latin bagi penduduk pribumi baru efektif dimulai pada tahun 1851 dengan didirikannya sekolah guru (kweekschool) di Soeracarta yang kemudian didirikan di Fort de Kock tahun 1856 dan di Tapanoeli tahun 1862 oleh Willem Iskander di Tanobato (Afdeeling Mandailing en Angkola, Residentie Tapanoeli). Tiga sekolah guru di era Pemerintah Hindia Belanda ini menjadi penghasil guru untuk sekolah-sekolah pribumi. Di Wilayah Maluku, introduksi pendidikan aksara Latin sudah dimulai sejak era Portugis yang diperankan oleh para misionaris Katolik. Namun situasi berubah, ketika pada era Pemerintah Hindia Belanda, tahun 1834 seorang misionaris Belanda (zending) NBJ Roskott di Ambonia mendirikan sekolah guru. Guru-guru yang dihasilkan sudah mencapai Banda dan Manado, tetapi belum mencapai Papua. Namun sekolah guru ala NBJ Roskott dianggap pemerintah tidak memadai (tidak layak) sehingga harus dibubarkan tahun 1864. Sebagai penggantinya pemerintah Hindia Belanda mendirikan sekolah guru (kweekschoo) di Amboina pada tahun 1874. Guru-guru lulusan sekolah pemerintah ini juga belum mencapai wilayah Papua.

Lantas bagaimana sejarah awal pendidikan di (wilayaj) Papua? Seperti disebut di atas introduksi pendidikan di Maluku sudah dimulai oleh misionaris Katolik Portugis sejak era Portugis, di wilayah Papua juga dimulai oleh para misionaris (zending) Belanda pada era Pemerintah Hindia Belanda. Lalu bagaimana awal mulanya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Papua (19): Awal Mula Penyebaran Kristen dan Zending di Papua; Sejarah Lama Penyiaran Agama Islam di Wilayah Papua

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini

Sejarah peradaban baru (Hindoe, Islam, Eropa) di wilayah Indonesia yang sekarang berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lain. Oleh karenanya berbagai kemajuan yang ada (eksis) ditanggapi oleh orang-orang Eropa secara berbeda, sejak era Portugis-Spanyol. Kontak pertama orang Eropa dengan berbagai ragam penduduk di Hindia Timur  juga terjadi dalam waktu yang berbeda dengan skala prioritas yang berbeda (yang dimulai di Malaka). Tujuan orang Eropa hanyalah semata-mata untuk berdagang, lalu dengan terbentuknya koloni Eropa dimungkinkan para misionaris (zending) Kristen mengambil peran.

Penyebaran Kristen di Hindia Timur (nusantara) terbilang masih baru relatif dengan Islam (setelah eksisnya Hindoe-Boedha). Itu baru dimulai pada era Portugis, sejak pelaut-pelaut Portugis menaklukkan (kota) Malaka tahun 1511. Jauh sebelum kehadiran orang Portugis, sudah sejak lama agama Islam berkembang di nusantara (dapat dikatakan menggantikan Hindoe). Orang-orang Islam yang datang dari Timur Tengah via India (Suratte dan Goa) ke Hindia Timur diperankan oleh pedagang-pedagang Arab dan pedagang-pedagang orang Moor (dari Afrika Utara). Setelah Eropa Selatan takluk, orang-orang Moor menyebar ke berbagai penjuru hingga mencapai Semenanjung Malaya (terbentuk kesultanan Malaka) dan kepulauan Maluku via pantai utara Borneo dan Mindanao (terbentuk kerajaan-kesultanan di Ternate dan sekitar). Seperti  halnya di bagian utara Sumatra dan Semenanjung, melalui orang-orang Ternate yang diperkaya oleh orang-orang Moor, agama Islam menyebar ke (wilayah) Papoea. Proses ini sudah berlangsung berabad-abad hingga pelaut-pelaut Portugis menemukan jalan ke Semenanjung dan Maluku mengikuti rute dimana orang Moor sudah lama eksis. Orang Moor adalah pendahulu (predecessor) orang-orang Portugis.

Lantas bagaimana sejarah awal penyebaran Kristen di wilayah Papua? Seperti disebut di atas, sebelum munculnya para misionaris, agama Islam sudah sejak lama tersebar di wilayah Papua melalui orang-orang Ternate dan Tidore (pada era Portgis) dan lebih masif pada era VOC (Belanda). Jejak Hindoe di wilayah Papoea terbilang sangat minim. Penyebaran Kristen di wilayah Papua baru muncul pada era Pemerintah Hindia Belanda (sebagaimana di Tanah Batak dan wilayah lainnya). Lalu mengapa ajaran Injil baru belakangan memasuki wilayah Papua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.