Minggu, 15 Oktober 2017

Sejarah Kota Padang (44): Radja Boerhanoedin dan Surat dari Padang; Komandan Tanah Abang, Pahlawan di Deli dan Atjeh

Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Padang dalam blog ini Klik Disini


Radja Boerhanoedin bukanlah orang biasa. Radja Boerhanoedin adalah orang yang luar biasa dan karena itu Pemerintah Nederlandsch Indie (Hindia Belanda) memberinya bintang. Jabatan prestisius yang pernah diduduki oleh Radja Boerhanoedin adalah Komandan di Onderdistrict Tanahabang, Batavia (Distrik dikepalai oleh Demang dan Onderdistrict oleh Komandan; pada tahun 1910 terminologi Demang diubah menjadi Wedana dan Komandan menjadi Asisten Wedana). Radja Boerhanoedin pada masa awal karir adalah orang yang piawai di medan perang, dan pada masa akhir karirnya memiliki anak dan cucu yang tidak kalah hebatnya. Radja Boerhanoedin meninggal dunia di Batavia dan dimakamkan di tempat pemakaman dimana kelak anaknya (Tengku Radja Sabaroedin) dan juga cucunya (Tengku Radja Boerhanoedin) dimakamkan di Petamboeran.

Java-bode: voor Nederlandsch-Indie, 14-07-1866
Profil Radja Boerhanoedin sudah ditulis di Wikipedia. Namun yang tertulis dalam situs tersebut sedikit agak berbeda dengan dokumen sejaman di masa lampau. Disebutkan Radja Boerhanoeddin lahir di Padang, akan tetapi tidak ada dokumen yang dikutip. Lantas dimana Radja Boerhanoedin lahir? Banyak dokumen yang mengindikasikan bahwa Radja Boerhanoedin dan keturunannya (anak dan cucunya) dikaitkan dengan bangsawan di Sumatra’s Ooskust (Pantai Timur Sumatra). Bagaimana itu bisa terjadi?.

Siapa sesungguhnya Radja Boerhanoedin? Itu pertanyaannya. Mari kita telusuri. Untuk sekadar navigasi bagi pembaca, sejumlah data dan informasi dalam menulis artikel ini sudah pernah dikutip di dalam berbagai artikel saya dalam blog ini, selain di laman Sejarah Kota Padang, juga di laman-laman lainnya, yakni: Sejarah Kota Medan, Sejarah Jakarta, Sejarah Bogor, Sejarah Bandung, Sejarah Depok, Sejarah Tapanoeli dan Sejarah Padang Sidempuan. Oleh karerna itu tidak semua sumber disebut lagi. Mari kita mulai dengan sub judul: Radja Boerhanoedin di Siak Indrapoera.