Selasa, 17 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (596): Pahlawan Indonesia–Ekspedisi Cheng Ho Era Islam; Misi Diplomasi Orang Tiongkok ke Jawa

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Keterkaitan Tiongkok dan Nusantara sudah ada sejak lama. Keterkaitan itu makin intens antara dua belah pihak. Konon orang Nusantara yang pertama ke Tiongkok dan orang Tiongkok baru kemudian ke Nusantara diantaranya I ‘tsing. Ekspedisi Tiongkok yang dipimpin (Laksanama) Cheng Ho memiliki arti penting dalam sejarah dua kawasan. Cheng Ho sendiri beragama Islam. Ekspedisi Cheng Ho merupakan ekspedisi diplomasi orang Tiongkok khususnyta di Jawa dan Sumatra.

Cheng Ho atau Zheng He atau atau Ma He atau Ma Sanbao atau Sam Po Bo atau Haji Mahmud Shams (1371-1433) adalah pelaut dan penjelajah Tiongkok terkenal. Ekspedisi ke Nusantara dan Taiwan antara 1405 hingga 1433. Cheng Ho adalah orang kepercayaan Kaisar Yongle (1403-1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming. dari provinsi Yunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap dan kemudian dijadikan orang kasim. Cheng Ho keturunan Hui, mirip suku Han tetapi memeluk agama Islam. Pada tahun 1424, Kaisar Yongle wafat. Penggantinya, Kaisar Hongxi (1424-1425), memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan Kaisar Xuande (1426-1435). Cheng Ho melakukan ekspedisi ke berbagai wilayah di Asia dan Afrika, antara lain: Vietnam, Taiwan, Malaka, Palembang, Jawa, Sri Lanka, India, Persia, Teluk Persia, Arab, Laut Merah, ke utara hingga Mesir,  Afrika, ke selatan hingga Selat Mozambik. Makam Cheng Ho berada di Niu Shou Shan (Gunung Niu Shou) Nanjing, provinsi Jiangsu, dengan baju kebesaran laksamana Cheng Ho di makam tersebut, dan di atas makam bertuliskan Bismillahirrahmanirrahim dalam bahasa Arab. Cheng Ho mengunjungi Nusantara sebanyak tujuh kali. Ketika singgah di Samudera Pasai, ia menghadiah Sultan Aceh sebuah lonceng raksasa "Cakra Donya", yang hingga kini tersimpan di museum Banda Aceh. Tahun 1405 masehi, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati - Cirebon. Ekspedisi pertama Cheng Ho dan pasukannya datang hanya untuk mengisi air bersih bagi kepentingan pasukan, yang menjadi awal persahabatan Cirebon dengan Cheng Ho. (Wikipedia)   

Lantas bagaimana sejarah ekspedisi Tiongkok yang dipimpin oleh Cheng Ho era Islam; ke Nusantara? Seperti disebut di atas, Cheng Ho adalah seorang pelaut tangguh yang memimpin ekspedisi China ke berbagai wilayah mulai dari Nusantara hingga ke Laut Merah/Afrika.. Lalu bagaimana sejarah ekspedisi Tiongkok yang dipimpin oleh Cheng Ho era Islam; ke Nusantara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah Menjadi Indonesia (595): Pahlawan Indonesia – Sumber Tiongkok dan Penulisan Sejarah Indonesia; Data Teks Prasasti Candi

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Wilayah (kerajaan) Tiongkok adalah satu hal. Hal lain dalam hal ini adalah wilayah (kerajaan-kerajaan) di Nusantara (baca: Indonesia). Seperti halnya wilayah lebih jauh India, Arab, Afrika dan Eropa, interaksi Tiongkok dan Nusantara juga terjadi. Selama interaksi yang ada hanya dapat dipahami dari sumber sejarah seperti prasasti dan candi-candi. Sumber tertulis (seperti dari Eropa), sejarah Nusantara juga dapat dipelajari dari sumber tertulis dari (daratan) Tiongkok. Sumber Tiongkok (pada dinasti yang berbeda) dapat dianggap telah melengkapi (menyempurnakan) dalam penulisasn narasi sejarah Nusantara.

Sejarah Tiongkok adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Peradaban Tiongkok berawal dari berbagai negara kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum. Sejarah tertulis Tiongkok dimulai sejak Dinasti Shang (1750-1045 SM). Cangkang kura-kura dengan aksara Tionghoa kuno yang berasal dari Dinasti Shang memiliki penanggalan radiokarbon hingga 1500 SM. Budaya, sastra, dan filsafat Tiongkok berkembang pada zaman Dinasti Zhou (1066-221SM) yang melanjutkan Dinasti Shang. Dinasti ini merupakan dinasti yang paling lama berkuasa dan pada zaman dinasti inilah aksara Tionghoa modern mulai berkembang. Dinasti Zhou terpecah menjadi beberapa negara kota, yang menciptakan Periode Negara Perang. Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan ini dan mendirikan kekaisaran pertama Tiongkok. Pergantian dinasti dalam sejarah Tiongkok telah mengembangkan suatu sistem birokrasi yang memungkinkan Kaisar Tiongkok memiliki kendali langsung terhadap wilayah yang luas. Pandangan konvensional terhadap sejarah Tiongkok adalah bahwa Tiongkok merupakan suatu negara yang mengalami pergantian antara periode persatuan dan perpecahan politis yang kadang-kadang dikuasai oleh suku bangsa asing (non-Han), yang sebagian besar terasimiliasi ke dalam populasi Suku Han. Pengaruh budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi, ekspansi, dan asimilasi yang bergantian, menyatu untuk membentuk budaya Tiongkok modern. Dinasti dalam sejarah Tiongkok dapat dibaca dalam laman Wikipedia yang meliputi kronologi dinasti dalam sejarah Tiongkok, pergantian antar dinasti. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah sumber Tiongkok dan penulisan sejarah Indonesia? Seperti disebut di atas, peradaban Tiongkok sudah tua yang telah membentuk dinasti ke dinasti. Sumber-sumber pada dinasti-dinasti ada yang terkait dengan sejarah Nusantara. Lalu bagaimana sejarah sumber Tiongkok dan penulisan sejarah Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..