Selasa, 15 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (20): Soetomo, Lulusan STOVIA Studi ke Belanda; Indonesia Studie Club Soerabaja hingga Partai Indonesia Raja


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Soetomo termasuk salah satu pendiri Boedi Oetomo di Batavia tahun 1908. Namun setelah Kongres Boedi Oetomo di Jogjakarta, Soetomo dkk tidak sepenuhnya lagi menjadi anggota Boedi Oetomo. Mengapa? Yang jelas setelah lulus studi di STOVIA dan bekerja sebagai dokter pemerintah di beberapa tempat termasuk di Loeboek Pakam (1913-1815), Dr Soetomo berangkat studi ke Belanda dimana Dr Soetomo bergabung dengan Indische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia), suatu organisasi yang sesuai baginya.


Dr. Soetomo atau Soebroto lahir 30 Juli 1888 adalah tokoh pendiri Budi Utomo, organisasi pergerakan yang pertama di Indonesia. Soebroto mengganti namanya menjadi Soetomo saat masuk ke sekolah menengah. Pada tahun 1903, Soetomo menempuh pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, Batavia. Bersama kawan-kawan dari STOVIA inilah Soetomo mendirikan perkumpulan yang bernama Budi Utomo, pada tahun 1908. Setelah lulus pada tahun 1911, ia bekerja sebagai dokter pemerintah di berbagai daerah di Jawa dan Sumatra. Pada tahun 1917, Soetomo menikah dengan seorang perawat Belanda. Pada tahun 1919 sampai 1923, Soetomo mendapatkan beasiswa dan melanjutkan studi spesialis kedokteran di Universitas Amsterdam. Selama kuliah, Soetomo ikut berkegiatan di Indische Vereeniging. Soetomo juga sempat dipilih menjadi ketua Indische Vereeniging periode 1921–1922. Pada tahun 1923, Soetomo kembali ke Indonesia dan menjadi pengajar di Nederlandsch Artsen School (NIAS). Pada tahun 1924, Soetomo mendirikan Indonesische Studie Club di Surabaya. Pada tahun 1930, Indonesische Studie Club mengubah namanya jadi Partai Bangsa Indonesia dan pada tahun 1935, mendirikan Partai Indonesia Raya. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Dr Soetomo lulusan STOVIA studi ke Belanda? Seperti disebut nama Soetomo diidentikkan dengan Boedi Oetomo. Namun itu tidak sepenuhnya benar. Sepulang studi dari Belanda, Soetomo menedikan Studieclub Indonesia di Soerabaja hingga terbentuknya Partai Indonesia Raja. Lalu bagaimana sejarah Dr Soetomo lulusan STOVIA studi ke Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Mahasiswa (19): Lulus Rechtschool Studi ke Belanda Raih Gelar Doktor Hukum Koesoema Atmadja - Radja Enda Boemi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Ada sejumlah sekolah kejuruan yang dibuka di era Pemerintah Hindia Belanda. Yang pertama sekolah kedokteran di Batavia tahun 1851 dan kemudian sekolah guru do Soerakarta tahun 1852. Sekolah kedokteran hanya satu yang disebut Docter Djawa School yang tahun 1902 berubah menjadi STOVIA. Sementara sekolah guru berikutnya didirikan di Fort de Kock tahun 1856 dan Tanobato 1862. Sekolah guru di Tondano menjadi Hoofdenschool yang lalu muncul sekolah pamong OSVIA di Bandoeng. Pada tahun 1904 sekolah pertanian di Buitenzorg yang kemudian diikuti sekolah kedokteran hewan tahun 1907. Lalu gilirannya sekolah hukum (rechtschool).


Sejarah Rechtsschool, Sekolah Hukum Pertama di Indonesia Didirikan 1909. Devi Setya – detikEdu. Selasa, 11 Okt 2022. Jakarta - Sejarah pendidikan hukum di Indonesia sudah dimulai bahkan sebelum Indonesia merdeka. Adalah Rechtsschool, sekolah hukum pertama yang dibangun Belanda 26 Juli 1909 dengan nama Opleidingsschool voor de Inlandsche Rechtskundigen, namanya berubah menjadi Rechtsschool. Sekolah tinggi ini beroperasi selama 18 tahun mulai 1909-1928. Dalam perjalanannya, Rechtsschool meluluskan 189 orang Indonesia yang ahli di bidang hukum. Pada 1928 Rechtsschool ditutup dengan cara tidak menerima siswa baru lagi. Soetandyo yang juga merupakan Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) menyebutkan pasca ditutupnya Rechtsschool kemudian menjadi awal berdirinya Rechtshogeschool atau Sekolah Tinggi Hukum pada 28 Oktober 1924 di Batavia. Ujian akhir pertama kali digelar pada tahun 1912. Dari jumlah 189 yang lulus Rechtsschool, 43 orang di antaranya meneruskan studi ke Leiden dan lulus dengan gelar Meester (Mr), dan 5 orang berhasil menulis disertasi dan meraih gelar doktor. Ada juga yang meneruskan studi ke Rechtshogeschool (https://detik.com/)

Lantas bagaimana sejarah lulusan Rechtschool studi ke Belanda meraih gelar doktor hukum? Seperti disebut di atas, banyak lulusan rechtschool di Batavia yang pada akhirnya melanjutkan studi ke Belanda. Mereka antara lain adalah Koesoema Atmadja dan Radja Enda Boemi. Lalu bagaimana sejarah lulusan Rechtschool studi ke Belanda meraih gelar doktor hukum? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.