Kamis, 19 Juni 2025

Sejarah Mahasiswa Cina (3): Tjwan Ing Li dan Tjwan Kiat Li Bersaudara; Raih Gelar Doktor Kedokteran di Belanda 1921, 1922


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa Cina di blog ini Klik Disini

Dalam dunia akademik, tidak banyak keluarga yang mampu menyekolahkan anak hingga mendapat gelar sarjana di luar negeri. Untuk mendapatkan gelar doktor tidak mudah. Keluarga yang mampu menyekolahkan anak untuk mencapai gelar doktor tentunya saja jumlahnya sedikit. Yang menjadi luar biasa dalam hal ini, dua bersaudara kelahiran Djombang sama-sama berhasil meraih gelar doctor di bidang kedokteran di Belanda pada tahun 1921 dan pada tahun 1922.


Bagi keluarga kaya menyekolahkan anak ke perguruan tinggi berkualitas tidaklah sulit. Pertanyaannya apakah anak-anaknya dapat diterima di perguruan tinggi berkualitas? Sebaliknya, untuk keluarga yang anaknya diterima tetapi secara ekonomi paspasan tentu saja sulit. Lebih sulit lagi jika anaknya yang diterima di perguruan tinggi berkualitas dua, tiga, empat atau lima orang. Dalam tahun-tahun terakhir ini muncul gagasan program satu keluarga (minimal) satu sarjana. Di Provinsi Bali program yang mendapat dukungan dari 26 kampus negeri dan swasta tersebut akan direalisasikan tahun ini (lihat https://www.detik.com). Pemerintah Bali akan memberikan bantuan biaya kuliah sebesar Rp 1,4 juta per bulan per mahasiswa yang diprioritaskan bagi para lulusan SMA/SMK yang berasal dari keluarga kurang mampu di seluruh Bali. Bagaimana jika berasal dari keluarga mampu? Apakah jargon satu keluarga satu sarjana masih berlaku? Bagaimana jika satu keluarga yang paspasan ada tiga anak diterima di perguruan tinggi berkualitas? Ada juga program di suatu lembaga/kantor memberikan bantuan pegawai berupa premi asuransi keseuhatan tetapi hanya dibatasi untuk pasangan (istri/suami) dan dua anak saja. Bagaimana kalau anaknya tiga atau empat? Ada juga program perguruan tinggi memberi keringanan (gratis) bagi dosen yang anaknya diterima tetapi hanya dibatasi untuk anak (urutan kelahiran) kesatu, kedua dan ketiga. Bagaimana jika dosen tersebut kebetulan baru ini anaknya ada yang diterima di perguruan tinggi, tetapi kebetulan anak yang keempat atau anak kelima? (bandingkan jika ada yang memiliki tiga anak yang semuanya diterima diperguruan tinggi tersebut). Satu yang jelas pada keluarga (termasuk keluarga dosen) yang paspasan, semakin banyak anak yang diterima di perguruan tinggi berkualitas akan semakin berat. 

Lantas bagaimana sejarah dua bersaudara Tjwan Ing Li dan Tjwan Kiat Li? Seperti disebut di atas, untuk masuk perguruan tinggi tidak mudah. Namun menjadi sangat sulit bagi keluarga paspasan, apalagi jenjang pendidikan master dan doktor. Yang jelas dua bersaudara dari Djombang tersebut sama-sama dapat meraih gelar doktor kedokteran di Belanda 1921 dan 1922. Lalu bagaimana sejarah dua bersaudara Tjwan Ing Li dan Tjwan Kiat Li? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.