Minggu, 17 September 2023

Sejarah Bahasa (24): Bahasa Toraja di Tanah Toraja, Pedalaman Jantung Pulau Sulawesi; Bahasa Batak di Tanah Batak Pulau Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Toraja adalah sebuah suku bangsa yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan sekitar 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa (di Mamasa disebut juga sebagai suku Mamasa). Agama asli Aluk To Dolo. Kata Toraja berasal dari bahasa Bugis, To Riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya.


Bahasa Toraja-Sa'dan adalah salah satu bahasa yang dipertuturkan di daerah Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan sekitarnya, Sulawesi Selatan, Indonesia. Sebagian besar pemetaan rumpun bahasa Toraja ini dikerjakan oleh para Zendeling Belanda yang bekerja di Sulawesi, seperti Nicolaas Adriani dan Hendrik van der Veen. Penutur bahasa Toraja juga ditemukan di sebagian besar Kabupaten Luwu, Kabupaten Enrekang bagian utara, dan di Kecamatan Kallumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Pemakaian bahasa Toraja di wilayah geografi yang luas menyebabkan adanya beberapa dialek yang berbeda-beda, tetapi masih bisa dimengerti oleh masing-masing pengguna dialek. Dialek bahasa Toraja dibedakan menjadi dialek Tallulembang atau dialek Makale, dialek Kesu', dialek Mamasa atau dialek Galumpang, dialek Sa'dan-Balusu, dialek Simbuang, dan dialek Palopo. Bilangan: Satu=Misa'; Dua=Da'dua; Tiga=Tallu; Empat=A'pa'; Lima=Lima; Enam=Annan; Tujuh=Pitu; Delapan=Karua; Sembilan=Kasera; Sepuluh=Sangpulo; Sebelas=Sangpulo misa'; Dua belas=Sangpulo da'dua. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Toraja di Tanah Toraja, pedalaman di jantung Pulau Sulawesi? Seperti disebut di atas penutur bahasa Toraja umumnya di Tanah Toradja di pedalaman jantung pulau Sulawesi. Bagaimana dengan penutur bahasa Batak di Tanah Batak pedalaman jantung pulau Sumatra? Lalu bagaimana sejarah bahasa Toraja di Tanah Toraja, pedalaman di jantung Pulau Sulawesi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Museum (6): Gedung Museum Nas. Indonesia Terbakar;Bataviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen Sejak 1778


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Museum dalam blog ini Klik Disini 

Museum Nasional Indonesia, atau yang sering disebut dengan Museum Gajah, adalah sebuah museum arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi yang terletak di Jakarta Pusat dan persisnya di Jalan Merdeka Barat. Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Kemarin malam, museum bersejarah ini terbakar.


Pada tanggal 24 April 1778, akademisi di Hindia Belanda dan sejumlah pejabat Pemerintah Hindia Belanda membentuk perhimpunan bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Perhimpunan ini didirikan dengan tujuan mencapai kemajuan ilmu pengetahuan melalui pengembangan museum. JCM Radermacher, ketua perkumpulan, menyumbang sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan benda-benda budaya. Pada masa Inggris (1811-1816), Sir Thomas Stamford Raffles direktur Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen memerintahkan pembangunan gedung baru (kini di Jalan Majapahit No. 3). Gedung ini digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dahulu bernama "Societeit de Harmonie".). Lokasi gedung ini sekarang menjadi bagian dari kompleks Sekretariat Negara. Pada tahun 1862, setelah koleksi memenuhi museum di Jalan Majapahit, pemerintah Hindia Belanda mendirikan gedung yang hingga kini masih ditempati. Gedung museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1868. Setelah kemerdekaan Indonesia, Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan museum kepada pemerintah Republik Indonesia, tanggal 17 September 1962. Sejak itu pengelolaan museum dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah gedung Museum Nasional Indonesia terbakar? Seperti disebut di atas, gedung museum itu terbakar. Dalam hubungan ini Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen sejak 1778. Lalu bagaimana sejarah gedung Museum Nasional Indonesia terbakar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.