Tampilkan postingan dengan label Sejarah Bengkulu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Bengkulu. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 November 2022

Sejarah Bengkulu (36):Perang Kemerdekaan di Wilayah Bengkulu; Hazairin di Bengkulu dan Mr Gele Haroen Nasoetion di Lampung


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Perang kemerdekaan adalah perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Pada permulaan Perang Kemerdekaan ini Mr Hazairin menjadi warga Padang Sidempoean. Residentie Tapanoeli dan Mr Gele Haroen Nasoetion warga Tandjoeng Karang, Residentie Lampoeng. Keduanya yang memimpin perang di Bengkoeloe dan di Lampoeng bertemua di Liwa, Residentie Bengkoelen (kini Liwa masuk provinsi Lampaung).


Hazairin lulus Sekolah Tinggi Hukum (Recht Hoge School) di Batavia 1936, dengan gelar doktor. Hazairin mulai bekerja sebagai kepala Pengadilan Negeri (Landraad) Padang Sidempuan (1938-1945). Selama menjabat, Hazairin juga melakukan penelitian terhadap hukum adat Tapanuli Selatan. Di Padang Sidmepoean, Hazairin diberi gelar adat "Pangeran Alamsyah Harahap." Pada April 1946, Hazairin diangkat sebagai Residen Bengkulu, merangkap Wakil Gubernur Militer Sumatra Selatan. Gele Harun belajar hukum di sekolah hakim tinggi di Leiden, Belanda. Setelah lulus kembali ke tanah air dengan gelar Mr (meester in de rechten) lalu membuka kantor advokat pertama di Lampung. Pada tahun 1945, ia memulai perjuangan dari Angkatan Pemuda Indonesia (API) sebagai ketua. Lalu Gele ditugaskan menjadi hakim di Mahkamah Militer Palembang tahun 1947 dengan pangkat letnan kolonel (tituler). Pada 5 Januari 1949, Gele Harun diangkat sebagai acting Residen Lampung (kepala pemerintahan darurat). Pada 18 Januari 1949, Gele Harun memindahkan keresidenan dari Pringsewu ke Talangpadang seiring Belanda memasuki kawasan Pringsewu. Lalu Gele Harun kembali memindahkan pemerintahan ke pegunungan Bukit Barisan di Desa Pulau Panggung, dan terakhir hingga Liwa (kini Lampung Barat). Di Waytenong, putrinya, Herlinawati, usia delapan bulan meninggal dimakamkan di sebuah desa di tengah hutan. Gele Harun dan pasukannya keluar dari hutan Waytenong setelah gencatan senjata antara Indonesia-Belanda 15 Agustus 1949 dan kembali ke Tanjungkarang setelah penyerahan kedaulatan pada 27 Desember 1947. Di Tanjungkarang, Gele diangkat menjadi Ketua Pengadilan Negeri pada 1 Januari 1950 dan diangkat kembali menjadi Residen Lampung "definitif" tanggal 1 Januari 1950 (hingga 7 Oktober 1955). Gele Haroen meninggal 4 April 1973. usia 62 tahun, dimakamkan di TPU Kebonjahe, Enggal, Kota Bandar Lampung (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah perang kemerdekaan di wilayah Bengkulu? Seperti disebut di atas ada dua tokoh yang dikenal luas pada era perang kemerdekaan di wilayah Lampung yakni Mr Hazairin di Bengkoeloe dan Mr Gele Haroen Nasoetion di Lampoeng. Pada saat itu wilayah Kroei masih menjadi bagian wilayah keresidenan Lampung. Lalu bagaimana sejarah perang kemerdekaan di wilayah Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (35): Abdoel Rivai, Warga Hindia vs Warga Negara Kerajaan Belanda; Soetan Casajangan hingga Parada Harahap


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Siapa Abdoel Rivai? Tentulah sudah dikenal luas. Bagaimana hubungan Dr Abdoel Rivai dengan wilayah Bengkulu? Tampaknya kurang terinformasikan. Di dalam laman Wikipedia tidak ada indikasi hubungan Dr Abdoel Rivai dengan wilayah Bengkoeloe. Satu yang jelas belum lama ini nama Dr Abdoel Rivai termasuk diantara tokoh yang diusulkan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional.


Abdoel Rivai (13 Agustus 1871 – 16 Oktober 1937) adalah dokter dan wartawan. Orang Indonesia pertama menerbitkan surat kabar berbahasa Melayu dari luar negeri, pribumi Indonesia pertama yang meraih gelar doctor. Ayah Abdul Karim dan ibu Siti Kemala Ria. Ayahnya guru di sekolah Melayu. Pada tahun 1886, usia 15 tahun diterima bersekolah di STOVIA. Setamat 1894, ditugaskan menjadi dokter di Medan. Penghujung 1899, Rivai melanjutkan pendidikan ke Belanda. Rivai merupakan orang Hindia pertama yang bersekolah kedokteran di Belanda, lulus 1907. Ia kemudian melanjutkan studi doktoralnya di Gent, Belgia dan dinyatakan lulus 23 Juli 1908, sebagai pribumi pertama meraih gelar doktor. Rivai terlibat perdebatan dengan AA Fokker, pejabat Belanda yang mengklaim lebih fasih berbahasa Melayu ketimbang orang Melayu sendiri. Dalam perdebatan ini Fokker berang karena ada orang inlander yang berani menantangnya. Akibat kegemilangannya dalam berdebat, Rivai diperbolehkan sekolah di Utrecht. Tahun 1900 Rivai memprakarsai surat kabar Pewarta Wolanda. Selain itu Rivai mengirimkan tulisan ke berbagai media di Belanda maupun Hindia. Bersama Henri Constant Claude Clockener Brousson, Rivai menerbitkan Bendera Wolanda pada 15 April 1901. Juga bersama Brousson, ia mendirikan usaha penerbitan Bintang Hindia pada Juli 1902. Selanjutnya, Rivai memutuskan untuk keluar dari Bintang Hindia pada tahun 1907, hingga akhirnya Bintang Hindia meredup dan akhirnya pada tahun 1910 berakhir. Setibanya dari Belanda pada tahun 1911, Rivai turut mendukung pembentukan Indische Partij (IP) di Sumatra. Tahun 1913 IP dibubarkan karena dianggap membahayakan pemerintah kolonial. Mantan aktivisnya kemudian mendirikan Insulinde. Pada tahun 1918, ia diangkat sebagai anggota Volksraad (Dewan Rakyat) mewakili Insulinde. Ia kemudian menetap di Batavia, sebagai pembantu utama surat kabar Bintang Timur. Sementara itu surat kabar Pewarta Deli, Medan menyebutnya Sebagai "Bapak dalam golongan Jurnalistik (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Abdoel Rivai, penduduk Hindia dan warga negara Kerajaan Belanda? Seperti disebut di atas, sejarah Abdoel Rivai sudah ditulis. Lalu mengapa harus ditulis Kembali. Yang jelas Dt Abdoel Rivai memiliki kedekatan dengan guru Soetan Casajangan dan Parada Harahap. Lantas bagaimana sejarah Abdoel Rivai, penduduk Hindia dan warga negara Kerajaan Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 24 November 2022

Sejarah Bengkulu (34):Detik-Detik Berakhir Belanda di Bengkulu; Soekarno Dievakuasi ke Kota Padang untuk Tujuan Australia 1942


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Ibarat lirik lagu ‘kau yang memulai, kau yang mengakhiri’ itulah yang terjadi pada orang-orang Belanda di Indonesia sejak era VOC/Belanda hingga era Pemerintah Hindia Belanda. Bagaimana awalnya sudah dideskripsikan pada artikel-artikel awal. Dalam artikel ini akan dideskripsikan bagaimana orang Belanda harus berakhir di wilayah Bengkulu. Bagaimana terjadinya? Tampaknya kurang terinformasikan.


Di Bengkulu Bung Karno juga banyak berdiskusi dan berteman baik dengan pimpinan Muhammadiyah Cabang Bengkulu dan tokoh agama lain serta tokoh-tokoh setempat. Tidak hanya itu, Soekarno juga merangkul kaum muda. Bahkan, Bung Karno mengambil alih klub musik Monte Carlo yang dikembangkan menjadi sandiwara musik (Tonil), sebagai media penyebarluasan gagasan perjuangannya. ''Saat massa Pengasingan Bung Karno diperbolehkan beraktivitas di luar rumah hanya saja tidak diperkenankan keluar dari Kota Bengkulu dengan radius 40 kilometer dan tetap mendapat pengawasan polisi Belanda,'' ungkap Almidianto. Ternyata awal kedatangan Bung Karno ke Bengkulu tidak disukai warga Bencoolen atau Bengkulu karena mereka takut Sang Proklamator akan membuat pembaharuan yang tidak diinginkan masyarakat. Banuak warga di sana yang menolak gagasan Bung Karno. Pun begitu, justru warga menganggap Bung karno sebagai tempat bertanya berbagai masalah, mulai dari urusan agama, rumah tangga, politik hingga urusan mencari jodoh bagi anak gadis setempat. Tidak tanggung-tanggung ada 300-an anak gadis yang meminta dicarikan jodoh. Banyaknya warga yang mendatangi rumah Bung Karno membuat Belanda gerah dan mengirim intel untuk mengawasi tamu. Mereka khawatir Bung Karno akan menularkan semangat perjuangan dan perlawanan. Akibatnya warga tidak berani datang kecuali tokoh-tokoh setempat, sahabat dan teman seperjuangan serta LCM Jaquet, pegawai Hindia Belanda yang mengurus tunjangan Bung Karno yang lama-lama kagum pada Bung Karno yang ramah dan bersahabat. ''Meski di tengah pengasingan dan pengawasan ketat polisi Belanda, perjuangan terus digencarkan Bung Karno, guna membangkitkan nasionalisme, kemerdekaan,'' cerita Almidianto (https://www.detik.com/)

Lantas bagaimana sejarah detik-detik berakhir Belanda di Bengkulu? Seperti disebuat di atas, bagaimana Pemerintah Hindia Belanda di wilayah Bengkulu jelang kehadiran pendudukan Jepang kurang terinformasikan. Satu yang jelas Ir Soekarno tahun 1942 dievakuasi ke Padang untuk tujuan Australia. Lalu bagaimana sejarah detik-detik berakhir Belanda di Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (33): Perang di Bengkulu, dari Masa ke Masa; Perlawanan Menentang Otoritas Pemerintahan Era Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Apakah ada perang di wilayah Bengkulu? Tampaknya ada, tetapi kurang terinformasikan. Perang melawan otoritas Pemerintah Hindia Belanda tidak hanya di Jawa juga ada di wilayah Bengkulu. Kapan itu terjadi, dimana itu terjadi di wilayah Bengkulu. Sejarah tetaplah sejarah. Sejarah adalah narasi fakta dan data. Narasi sejarah harus disebarluaskan.


Monumen Perlawanan Rakyat Bengkulu (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/). Desember 1807 di Mount Felix, merupakan hari kelabu bagi EIC (Inggris). Thomas Parr sebagai pemimpin Inggris yang dikenal sangat angkuh dan kejam terhadap Rakyat Bengkulu. Thomas Parr ditemukan tewas pada kerusuhan yang dikenal sebagai peristiwa Mount Felix. Peristiwa ini menjadi penanda perlawanan rakyat Bengkulu terhadap kekuasaan EIC di Bengkulu. Pihak EIC mendirikan sebuah tugu sebagai peringatan atas kematian Thomas Parr pada peristiwa tersebut. Namun sebaliknya, pembangunan tugu tersebut bagi rakyat Bengkulu menjadi monumen yang memberikan pesan pada generasi muda Bengkulu. Bahwa leluhur mereka punya keberanian dalam menentang kesewenangan dan penindasan yang dilakukan residen Inggris di Bengkulu (Thomas Parr). Thomas Parr dikuburkan di Benteng Marlborough. Berdasarkan lukisan Joseph C Stadler dalam buku Prints of Sotut East Asia in The India Office Library terlihat di lokasi tugu ini terdapat Gedung Pemerintahan dan Gedung Dewan EIC. Namun pada masa sekarang, diperkirakan bangunan tersebut tekah beralih fungsi menjadi pertokoan dan pusat pemerintahan. Bangunan ini dikelilingi oleh taman yang memiliki pagar besi dan dihiasi oleh pepohonan serta tenaman perdu. Bentuk bangunan seperti tugu yang memiliki ruangan yang terdapat tiga buah pintu masuk berbentuk setengah lingkaran di atasnya Terdapat enam buah pilar terdapat di sudut-sudut bangunan dengan berbentuk segi delapan. Memiliki tangga naik yang berlantai ubin warna merah diseluruh bagian kaki bangunan.

Lantas bagaimana sejarah perang di Bengkulu, masa ke masa? Seperti disebut di atas, sejarah perang di wilayah Bengkulu kurang terinformasikan. Untuk itu mari melacak perlawanan penduduk di Bengkulu menentang otoritas Pemerintah Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah perang di Bengkulu, masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 23 November 2022

Sejarah Bengkulu (32): Ir Indra Tjahja, Putra Bengkoeloe Lulusan THS Bandoeng; Diusulkan Provinsi Jadi Pahlawan Nasional


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Siapa Ir Indra Tjahja? Tampaknya narasi sejarah Ir Indra Tjahja kurang terinformasikan. Namun yang jelas kini ama Ir Indra Tjahja diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu sebagai pahlawan Indonesia dengan gelar Pahlawan Nasional. Ir Indra Tjahja pernah menjadi Residen Bengkoeloe.


Tokoh Bengkulu AM Hanafi dan Indra Tjahja Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional. Merdeka.com. Kamis, 24 Juni 2021. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyampaikan dokumen usulan dua nama tokoh Bengkulu yang berjasa bagi Kemerdekaan Republik Indonesia untuk dijadikan sebagai Pahlawan Nasional yaitu AM Hanafi dan Indra Tjahja."Saya sudah menyerahkan langsung dokumen dan persyaratan untuk mengusulkan dua tokoh Bengkulu sebagai Pahlawan Nasional ke Menteri Sosial Bu Tri Rismaharini," kata Rohidin di Bengkulu, dilansir Antara, Rabu (23/6). Ia mengatakan usulan tersebut telah diupayakan sejak beberapa tahun lalu dengan membentuk Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Bengkulu. Tim tersebut bekerja melakukan pengkajian dan penelitian terhadap tokoh Bengkulu yang berjasa baik terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia maupun berjasa terhadap pendirian Provinsi Bengkulu. Sebelumnya kata Rohidin, ada tiga nama yang mencuat yaitu A.M Hanafi, Indra Tjahja dan Abdul Rifa’i namun saat ini baru lengkap dua dokumen atas nama A.M Hanafi dan Indra Tjahja. Indra Tjahja, merupakan Residen Bengkulu yang diangkat pada 3 Oktober 1945. Sehari setelah pengangkatannya bendera merah putih untuk pertama kali dikibarkan di Kota Bengkulu yaitu pada 4 Oktober 1945. Nama Indra Tjahja saat ini diabadikan menjadi salah satu nama jalan protokol, tepatnya di Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu.

Lantas bagaimana sejarah Ir Indra Tjahja, putra Bengkoeloe lulusan THS Bandoeng? Seperti disebutkan di atas, narasi sejarah Ir Indra Tjahja kurang terinformasikan. Meski demikian, kinin ama Indra Tjahja diusulkan Pemerintah Provinsi Bengkulu menjadi Pahlawan Nasional. Lalu bagaimana sejarah Ir Indra Tjahja, putra Bengkoeloe lulusan THS Bandoeng? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (31): Ir Soekarno di Bengkulu, Antara Teloek Betoeng - Padang; Mengapa Pindah dari Ende ke Bengkoeloe?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini

Ada sejarah Ir Soekarno yang terhubung dengan sejarah (kota) Bengkoeloe. Satu yang dianggap penting dalam narasi sejarah sekarang kerap bermuara hanya pada satu judul: ‘Rumah Pengasingan Ir Soekarno di Bengkulu’. Dalam laman Wikipedia disebutkan rumah ini terletak di tengah Kota Bengkulu, tepatnya di jalan Sukarno Hatta Kelurahan Anggut Atas kecamatan Gading Cempaka. Awalnya, rumah tersebut adalah milik seorang pedagang Tionghoa yang bernama Lion Bwe Seng yang disewa oleh orang Belanda untuk menempatkan Soekarno selama diasingkan di Bengkulu. Soekarno menempati rumah itu pada 1938-1942. Namun ada juga yang penting menjadi pertanyaan: mengapa pindah dari kota Ende ke kota Bengkoeloe? Apakah karena berada diantara kota Teloek Betoeng dan kota Padang?


Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927.] Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan esoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy. Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan di pengadilan Landraad Bandung 18 Desember 1930 ia membacakan pleidoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu, ia baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942 (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Ir Soekarno di Bengkulu? Seperti disebut di atas narasi sejarah Ir Soekarno di Bengkoeloe seakan terakumulasi dalam Rumah Pengasingan Ir Soekarno di Bengkoeloe (kota antara Teloek Betoeng dan Padang). Dalam hubungan ini mengapa Ir Soekarno pindah dari Ende ke Bengkoeloe? Lalu bagaimana sejarah Ir Soekarno di Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 22 November 2022

Sejarah Bengkulu (30): Lapangan Terbang di Padang Kemiling; Kini Nama Fatmawati Soekarno oleh Megawati Soekarnoputri


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Lapangan terbang di Bengkulu dulu disebut bandara Padang Kemiling, dan dalam perkembangannya diubah namanya menjadi Bandara Fatmawati Soekarno. Peresmian pergantian nama ini dilakukan pada tahun 2001. Perubahan nama tersebut dilakukan presiden Republik Indonesia yaitu Megawati Soekarno Putri pada tanggal 14 November 2001. Bagaimana sejarah lapangan terbang di Bengkulu kurang terinformasikan.


Bandar Udara Fatmawati Soekarno, sebelumnya Bandar Udara Padang Kemiling, adalah bandar udara yang terletak di Kota Bengkulu, tepatnya di Jl. Raya Padang Kemiling, kecamatan Slebar- Kota Bengkulu. Bandar udara dengan panjang landas pacu 2.239 m x 150 m dengan permukaan aspal merupakan bandar udara kelas I yang dikelola oleh UPT Ditjen Hubud. Jarak dari kota terdekat ke bandar udara ini adalah 14 Km. Bandar udara ini diambil dari nama Fatmawati, mantan ibu negara Indonesia dan istri Presiden Soekarno yang lahir di kota ini (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah lapangan terbang di Padang Kemiling tempo doeloe? Seperti disebut di atas lapangan terbang di kota Bengkulu disebut bandara Padang Kemiling. Pada masa ini lapangan terbang tersebut namanya diubah menjadi Fatmawati Soekarno yang diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2001. Lalu bagaimana sejarah lapangan terbang di Padang Kemiling tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (29): Kereta Api Wilayah Bengkulu;Soekarno Diasingkan Naik Kereta Api dari Teloek Betong hingga Lahat 1938


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Pada tahun 2020 ada rencana pembangunan kereta api di wilayah Bengkoeloe. Rencana itu kemudian terkendala. Lalu bagaimana kelanjutannnya? Itu satu hal. Dalam hal ini akan dideskripsikan sejarah perkeretapian di wilayah Bengkulu pada era Pemerintah Hindia Belanda. Ir Soekarno diasingkan naik kereta api dari Teloek Betong ke Lahat 1938. Mengapa sampai Lahat? Bagaimanaa sejarahnya kereta aspi di wilayah Bengkoeloe kurang terinformasikan?


Kereta api pertama di Pulau Sumatera dibangun di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886) dan kemudian di Sumatera Barat (1891). Tahun 1911, pembangunan rel keretapi di Sumatra bagian selatan dimulai. Lintasan kereta di Sumatera Selatan pertama kali dibangun sepanjang 12 kilometer dari Panjang menuju Tanjungkarang, Lampung. Jalur rel ini mulai dilintasi kereta pada tanggal 3 Agustus 1914. Pada waktu bersamaan dilaksanakan juga pemasangan dan pembangunan lintasan rel dari Kertapati, menuju Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Sampai 1914, jalur rel lintas Prabumulih sampai Prabumulih mencapai jarak 78 kilometer. Perlahan, jalur rel kemudian dikembangkan untuk pengangkutan batu bara dari tempat penambangannya di Tanjung Enim. Kemudian dikembangkan juga jalur ke Lahat. Di Lahat berada sebuah bengkel kereta (sekarang dinamakan Balai Yasa Lahat) yang berfungsi untuk perbaikan dan perawatan kereta api. Habis pemerintah Hindia Belanda menempuh Zuid Soematera Spoorwegen (ZSS) tuntas membangun rel kereta api di Lampung dan Sumatera Selatan sampai 529 km (https://p2k.utn.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah kereta api di wilayah Bengkulu? Seperti disebut di atas, sejarahnya kurang terinformasikan. Satu yang pasti Ir Soekarno ketika diasingkan ke Bengkoeloe tahun 1938 naik kereta api dari Teloek Betong hingga ke Lahat 1938. Lalu bagaimana sejarah kereta api di wilayah Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 21 November 2022

Sejarah Bengkulu (28): Pelabuhan Bengkulu dan Navigasi Pelayaran Perdagangan di Pantai Barat Sumatra;Pelabuhan Pulau Tikus


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Jauh sebelum terbentuk pelabuhan di Bengkulu, peran pelabuhan di muara-muara sungai sangat penting dalam navigasi pelayaran perdagangan awal di pantai barat Sumatra termasuk di wilayah Bengkulu. Namun itu menjadi tidak berguna pada era VOC/Belanda karena tonase kapal-kapal Eropa semakin besar. Oleh karena itu Pelabuhan-pelabuhan di pulau menjadi penting seperti di pulau Tjingko (Padang) dan pulau Pontjang (Tapanuli). Demikian juga di wilayah Bengkulu dimulai di pulau Tikoes.


Pelabuhan Bengkulu (Pulau Baai) berada sekitar 20 km dari pusat kota Bengkulu dan memiliki hinterland yang cukup luas dengan potensi pertambangan, perkebunan dan kehutanan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan agribisnis, pertambangan, dan industri. Bengkulu yang dahulu disebut Bencoolen merupakan kota pelabuhan tua Bencoolen yang dijadikan kota pendudukan dan perdagangan oleh inggris pada abad ke 18 dan 19. Kendala utama dalam pengoperasian pelabuhan ini adalah tingkat sedimentasi alur dan kolam yang relatif cepat, sehingga memerlukan perawatan pengerukan secara rutin dengan biaya yang relatif besar. Untuk menampung kegiatan pelayanan barang curah kering, pelabuhan ini dilengkapi dengan 2 buah conveyor belt pemuatan batubara untuk percepatan pelaksanaan bongkar muat hasil tambang tersebut. Aktivitas bongkar muat di Cabang Pelabuhan Bengkulu didominasi pelayanan barang curah kering, curah cair, dan barang dalam karung dan petikemas, sementara untuk menampung kegiatan pelayanan barang curah kering, pelabuhan ini dilengkapi dengan 3 (tiga) conveyor belt pemuatan batubara untuk percepatan pelaksanaan bongkar muat (https://pelindo.co.id/port/pelabuhan-bengkulu).

Lantas bagaimana sejarah pelabuhan di Bengkulu dan navigasi pelayaran perdagangan di pantai barat Sumatra? Seperti disebut di atas, sulit menemukan pantai yang aman untuk berlabuh bagi kapal di era VOC/Belanda. Pada saar kehadiran Inggris di Bengkulu pelabuhan bermula Pulau Tikoes. Lalu bagaimana sejarah pelabuhan di Bengkulu dan navigasi pelayaran perdagangan di pantai barat Sumatra? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (27): Jalan Raya Wilayah Bengkulu; Ruas Bengkulu-Tebingtinggi dan Jalan Antar Kota di Sepanjang Pesisir Pantai


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Pada masa ini di provinsi Bengkulu, antara satu kota dengan kota lain terhubung dengan jalan raya. Jaringan jalan yang melintasi di seluruh provinsi di pantai barat Sumatra kini menjadi domain dalam pencarian lokasi geografis (shareloc) dan jalan raya menjadi pananda navigasi visual (googleearth). Semua itu di masa lampau bermula dari pelayaran laut (sepanjang wilayah pesisir) hingga munculnnya rintisan jalan darat, yang terus berkembang hingga zaman Now,


Seperti halnya sejarah pelabuhan, sejarh jalan raya di pulau provinsi Bengkulu tidak hanya tidak terinformasikan tetapi juga tidak terperhatikan. Sejarah perjalanan di provinsi Bengkulu, hanya dikaitkan dengan sejarah kota-kota pelabuhan yang tidak terhubung satu sama lain, karena yang diperhatikan adalah lalu lintas pelayaran di antar kota di sepanjang pantai melalui laut (yang berbeda dengan di pantai timur Sumatra seperti di wilayah provinsi Sumatra Selatan dan provinsi Jambi yang sekarang yang dihubungkan dengan lalu lintas sungai). Oleh karena itulah, sejarah jaringan jalan di provinsi Bengkulu terlupakan dan terabaikan. Fakta bahwa masa kini, kita di provinsi Bengkulu sehari-hari menjalani kehidupan melalui jalan-jalan raya. Jalan raya kini menjadi urat nadi pergerakan barang dan orang di wilayah Bengkulu.

Lantas bagaimana sejarah jalan raya di wilayah Bengkulu? Seperti disebut di atas, sejarah jalan raya tidak terinformasikan dalam narasi sejarah Bengkulu. Fakta kini pergerakan barang dan orang di Bengkulu sangat tergantung jalan raya. Namun semua itu bermula dari jalan raya antara Bengkoelen-Tebingtinggi dan jalan darat antar kota pantai sepanjang wilayah pesisir. Lalu bagaimana sejarah jalan raya di wilayah Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 20 November 2022

Sejarah Bengkulu (26): Populasi Penduduk Wilayah Bengkulu, Masa ke Masa; Ragam Populasi dan Sensus Penduduk Tahun 1930


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Wilayah dan penduduk adalah domain (ranah) dalam suatu adminstrasi pemerintahan. Sejarah terbentuknya wilayah Bengkulu (dari distrit, reisdentie hingga provinsi) selalu terkait dengan (besarnya dan sebarannya) penduduk. Statistik penduduk sudah dimulai sejak awal pembentukannya pada tahun 1826. Namun pendataan yang sebenarnya baru terselenggara pada tahun 1930 (Sensus Penduduk 1930). Hanya sekali pada era Pemerintah Hindia Belanda. Pada era Republik Indonesia yang dimulai 1971 secara keseluruhan sudah tujuh kali dilakukan sensus penduduk, hingga yang terakhir 2020 (SP2020), termasuk penduduk di wilayah administrasi Bengkulu.


SP2020 mencatat penduduk Provinsi Bengkulu pada bulan September 2020 sebanyak 2.010.670 jiwa. Sejak Indonesia menyelenggarakan Sensus Penduduk tahun 1971, jumlah penduduk Provinsi Bengkulu terus mengalami peningkatan. Hasil SP2020 dibandingkan dengan SP2010 memperlihatkan penambahan jumlah penduduk sebanyak 295.152 jiwa atau rata-rata sebanyak 24.596 jiwa setiap tahun. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.029.137 jiwa atau 51,18%, sementara jumlah penduduk perempuan 981.533 jiwa, atau 48,82%. Pada tahun 2020, rasio jenis kelamin penduduk Provinsi Bengkulu sebesar 105. Artinya terdapat 105 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Dengan luas daratan Provinsi Bengkulu sebesar 19.919,33 km2, maka kepadatan penduduk Provinsi Bengkulu sebanyak 101 jiwa per km2. Selama 2010-2020, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Provinsi Bengkulu sebesar 1,55 persen. Jumlah penduduk tertinggi tercatat di Kota Bengkulu sebesar 373.591 jiwa dan jumlah penduduk terendah tercatat di Kabupaten Lebong sebesar 106.293 jiwa (https://bengkulu.bps.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah populasi penduduk wilayah Bengkulu, masa ke masa? Seperti disebut di atas, pendataan penduduk di wilayah Bengkulu telah dimulai sejak awal pembentukan pemerintahan di Bengkulu pada era Pemerintah Hindia Belanda. Namun pendataan sebenarya baru terselenggaran tahun 1930 (SP1930). Kini tahun 2020 adalah sensus penduduk ke-7.  Bagaimana seoal keragaman populasi? Lalu bagaimana sejarah populasi penduduk wilayah Bengkulu, masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (25): Sejarah Gempa di Bengkulu, Masa ke Masa; Mendata Kembali Riwayat Gempa Bengkulu Sejak Masa Lalu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Sejarah gempa sebenarnya kurang mendapat perhatian dalam narasi sejarah Indonesia, demikian juga di daerah termasuk wilayah Bengkulu. Tujuan memperlajari gempa sebenarnya belajar untuk mencegah dampaknya. Beberapa hari lalu terjadi gempa Kembali terjadi di wilayah Bengkulu, kekuatannya 6,8 SR. Berdasarkan berita gempa itu tidak berpotensi tsunami. Kita sedikit lega karena gempa tidak menimbulkan bencana. Namun gempa secara teoritis dapat berulang. Gempa tercatat yang tercatat sangat hebat di Bengkulu terjadi pada tahun 1834.


Gempa bumi Bengkulu 2000 terjadi pada 4 Juni 2000, pukul 22:28 pusat gempa berada di palung Jawa dekat pulau Enggano 90 Km barat daya Kota Tais, kabupaten Seluma kedalaman 33 Km. Gempa ini dirasakan sangat kuat pada skala IX MMI di pulau Enggano. Skala VI MMI di Bengkulu, IV-V MMI di Pagaralam, Lubuklinggau dan Palembang serta skala II-III MMI di Lampung, Banten dan Jakarta. Gempa ini menewaskan sedikitnya 94 orang, lebih dari 1.000 orang luka-luka dan sedikitnya 15.000 rumah rusak berat, dan 29.940 rusak ringan, gedung-gedung sekolah, rumah ibadah dan fasilitas Kesehatan (Wkipedia). Berdasarkan data BNPB yang dirangkum Okzone.com (2021), selama kurun 10 tahun beberapa gempa magnitudo besar tercatat terjadi tahun 2011, 2012, 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2020 berdampak kerusakan bangunan rumah. BNPB mencatat gempa 6 Desember 2017 gempa M5,1 kedalaman 10 km di darat sekitar 6 km barat daya Lebong menyebabkan kerusakan 247 rumah warga. Pada 10 April 2016, gempa M5,8 dengan kedalaman 61 km mengakibatkan 4 rumah warga rusak berat, 20 rusak sedang dan 40 rusak ringan. Pada 4 Agustus 2011, gempa serupa merusakkan 40 rumah warga Mukomuko (gempa M6,0 berkedalaman 28 km dan berpusat di laut pada 37 km barat daya Mukomuko). Catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa yang terjadi di sekitar provinsi Bengkulu pernah beberapa kali menyebabkan tsunami. Pada tahun 1770 gempa M7,0 tsunami dan mengakibatkan bagian pantai di dekat muara Sungai Gutongi, Padang, surut yang selanjutnya gelombang pasang terjadi pada saat bersamaan dengan terjadinya gempa. Fenomena tsunami juga tercatat pada tahun 1818, 1833, 1896, 1931, 1958 dan 2007.

Lantas bagaimana sejarah gempa di Bengkulu, masa ke masa? Seperti disebut di atas wilayah Indonesia rawan gempa termasuk di wilayah Bengkulu. Kejadian gempa di wilayah Bengkulu sudah dicatat dari waktu ke waktu namun belum sepenuhnya lengkap. Dalam hal ini mendata kembali riwayat gempa di Bengkulu dari masa lalu berguna untuk belajar untuk mencegah dampaknya. Lalu bagaimana sejarah gempa di Bengkulu, masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 19 November 2022

Sejarah Bengkulu (24): Seluma di Wilayah Bengkulu; Era Megalitik di Rejang dan di Pasemah hingga Orang Serawai di Tais


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini 

Apakah ada sejarah Seluma? Sudah barang tentu ada, tetapi kurang terinformasikan. Sayangnya kini nama (wilayah) Seluma dianggap wilayah terpencil. Itu sekarang, bagaimana tempoe doeloe? Yang jelas penduduk Seluma yang pertama kali mengenal sekolah di wilayah Bengkulu. Narasi sejarah masa kini adakalanya berbeda dengan narasi sejarah masa lampau. Yang jelas sejarah tetaplah sejarah. Sejarah adalah narasi fakta dan data.


Seluma adalah sebuah wilayah kabupaten di provinsi Bengkulu. Ibu kotanya adalah Pasar Tais. Kabupaten Seluma terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003. Pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan. Bahasa yang banyak digunakan bahasa Serawai suku Serawai. Dulunya kabupaten ini masuk dalam kabupaten tertinggal. Adapun makanan khas kabupaten ini adalah Gulai Remis dan Rebung Asam Umbut Lipai. Tari adatnya adalah Tari Andun. Kabupaten ini memiliki tradisi Bimbang Bebalai, yakni suatu upacara terkait dengan perkawinan. Kabupaten bermotto Serawai Serasan Seijoan sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Selebar dengan kota Bengkulu dan kecamatan Talang Empat kabupaten Bengkulu Tengah; sebelah timur dengan kabupaten Kepahiang dan Lahat provinsi Sumatra Selatan; sebelah selatan dengan kabupaten Bengkulu Selatan (Manna); sebelah barat dengan Samudra Hindia (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Seluma di wilayah Bengkulu? Seperti disebut di atas, sejarah Seluma kurang terinformasikan, bahkan kini ada anggapan sebagai wilayah tertinggal. Fakta bahwa orang Seluma di wilayah Lampung yang pertamakali bersekolah. Dalam hal ini bagaimana era megalitik di Rejang dan di Pasemah hingga Orang Serawai di Pasar Tais. Lalu bagaimana sejarah Seluma di wilayah Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bengkulu (23): Kaur di Wilayah Bengkulu; Peradaban Sumatra Zaman Era Megalitik Negroid hingga Hindoe Boedha


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Apakah ada sejarah Kaur di Bengkulu? Tentu saja ada, tapi sejauh ini tampaknya sejarah Kaur belum dinarasikan. Wilayah Kaur berbatasan dengan Krui di selatan. Narasi sejaraj Krui telah dideskripsikan dalam serial artikel sejarah Lampung. Dalam hal ini hanya membicarakan sejarah Kaur. Apa hubungan satu sama lain sejarah Kaur dengan Bintuhan di wilayah pesisir dan danau Ranau di wilayah pedalaman, pakah terhubung dengan peradaban Sumatra sejak zaman megalitik era Negroid hingga era Hindoe Boedha? Bagaimana situasinya pada era VOC Belanda hingga era Pemerintah Hindia Belanda?


Kaur adalah kabupaten di Provinsi Bengkulu, ibu kotanya terletak di Bintuhan. Kabupaten ini terletak sekitar 252 km ke arah selatan dari Kota Bengkulu. Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Seluma dan Kabupaten Mukomuko. Kabupaten Kaur merupakan buah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan. Kabupaten Kaur terletak di ujung paling selatan wilayah Provinsi Bengkulu dan dikelilingi oleh perbatasan dengan Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan. Jembatan terpanjang di Provinsi Bengkulu terdapat di kabupaten ini, yaitu Jembatan Manula (Desa Tebing Rambutan, Kec. Nasal, Kab. Kaur) terbentang sepanjang 215 M yang berada di perbatasan dengan Provinsi Lampung. Sumber daya alam batubara, pasir besi, perak, tembaga, migas. Beberapa objek pariwisata yang berada di kabupaten Kaur, berupa danau. Danau kembar terletak di desa Tanjung Agung kecamatan Maje sangat indah terdiri 2 danau yang dikelilingi pohon cemara berdekatan langsung pasir putih laut menambah keindahan danau lembar. Dahan Langit terletak di Kecamatan Padang Guci Hilir ditambah kuliner khas suku Basemah Selatan (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah Kaur di wilayah Bengkulu? Seperti disebut di atas kabupaten Kaur di provinsi Bengkulu (wilayah Orang Pasemah) berbatasan dengan kabupaten Pesisir Barat provinsi Lampung (Orang Lampung). Dua kelompok populasi yang bertetangga ini bermula di pedalaman di seputar danau Ranu, yang diduga bermula dari peradaban Sumatra zaman era megalitik Negroid hingga era Hindoe Boedha. Lalu bagaimana sejarah Kaur di wilayah Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 18 November 2022

Sejarah Bengkulu (22): Danau Tais. Lebong Bengkulu, Kini Danau Tes;Peradaban Orang Rejang di Pegunungan Pedalaman Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini  

Danau Tais di wilayah (kabupaten) Lebong, provinsi Bengkulu, kini lebih dikenal sebagai danau Tes. Nama danau ini merujuk pada nama (kampong) zaman doeloe yakni kampong Tais yang berada di sisi utara (hilir) danau. Di sisi selatan (hulu) danau terdapat nama kampong Lembong Donok dan kampong lebih baru Kotta Danou (pada era era Pemerintah Hindia Belanda dua kampong ini disatukan dengan nama Kota Donok). Kampong yang lebih jauh berada di sisi timur danau (lembah hulu sungai Ketaun) adalah kampong Tapoes (kini disebut Topos). Tiga nama kampong Tais, Lebong Donok dan Tapoes inilah kampong-kampong awal di seputar danau pegunungan di Bengkulu. Kampong Tapoes pada awal era Pemerintah Hindia Belanda dijadikan sebagai ibukota onderafdeeling (kabupaten) Lebong.


Dalam laman Wikipedia disebut: Tes atau dalam bahasa Rejang dikenal sebagai Bioa Têbêt Lai dan Danêu Tes, adalah salah satu dari sedikit danau yang ada di Provinsi Bengkulu (danau terbesar). Sungai Ketahun serta anak-anak sungainya merupakan sumber air utama bagi danau ini. Danau Tes sendiri terletak di kawasan hulu DAS Ketahun. Nama danau ini berasal dari pohon tes yang menghasilkan buah yang enak dan ranum seperti mangga, tetapi berukur kecil. Pohon tes dulu banyak tumbuh di tepian danau ini dan lama kelamaan danau pun dinamai berdasarkan tanaman yang ikonik atau banyak ditemui di sekitarnya. Berada di luak Lebong yang dialiri sungai Ketahun dan diapit oleh Bukit Barisan. Danau Tes dikelilingi kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Kini terdapat pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Danau yang menjadi ikon Kabupaten Lebong ini terletak di Kecamatan Lebong Selatan. Kutai Donok dan Tes adalah dua permukiman yang berada di pinggir danau ini. Danau Tes dapat dicapai menggunakan kendaraan darat (mobil atau motor) melalui jalan lintas Curup-Muara Aman atau jalan Padang Bano (Lebong via Bengkulu Utara. Danau Tes mendapatkan suplai air terutama dari Air Ketahun dan Air Pau. Kedua sungai ini bermuara ke danau tes di desa Kota Donok (Wkipedia)

Lantas bagaimana sejarah danau Tais di Lebong, Bengkulu, kini danau Tes? Seperti disebut di atas, danau Tes adalah danau terbesar di provinsi Bengkulu. Danau Tes diduga pusat peradaban orang Rejang di masa lampau di wilayah pegunungan di lereng gunung Loemoet. Tiga nama tempat di seputar danau pada masa lampau adalah Tais (yang menjadi nama danau) kini disebut Tes; Tapoes, kini disebut Topos; daan Lebok Donok kini menjadi Kota Donok. Lalu bagaimana sejarah danau Tais di Lebong, Bengkulu, kini danau Tes? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.