Sabtu, 03 September 2022

Sejarah Jambi (15): Muara Sabak di Tanjung Jabung Timur di Kabupaten Pintu Gerbang Jambi Sungai Batanghari;Kapal Hang Tuah?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jambi dalam blog ini Klik Disini

Seperti pada artikel sebelum ini, kabupaten Tanjung Jabung (kini terbagi Tanjung Jabung Timur ibu kota di Muara Sabak dan Tanjung Jabung Barat di Kuala Tungkal) adalah pintu gerbang provinsi Jambi di perairan Laut Jawa dan Laut Cina (Selatan). Meski Kuala Tungkal berada di pantai, namun yang menjadi pelabuhan utama provinsi Jambi di Muara Sabak (pelabuhan sungai di daratan di DAS Batanghari, jauh di belakang pantai, di hilir Kota Jambi). Satu hal yang menarik di wilayah Tanjung Jabung Timur ditemukan sisa zaman kuno yang ada yang menduga itu adalah kapal Hang Tuah. Benarkah?   


Muara Sabak adalah ibu kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur, provinsi Jambi. Awalnya Muara Sabak adalah sebuah kecamatan. Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah salah satu kabupaten yang berada dibagian paling timur provinsi Jambi. Kabupaten ini hasil dari pemekaran Kabupaten Tanjung Jabung (2000). berada di tepi pantai, dan berbatasan dengan provinsi Kepulauan Riau (kabupaten Lingga), dan juga provinsi Sumatra Selatan (kabupaten Banyuasin). daerah hinterland segitiga pertumbuhan ekonomi Singapura-Batam-Johor. Wilayah perairan laut kabupaten ini merupakan bagian dari alur pelayaran kapal nasional dan internasional. Wilayah kabupaten berada ketinggian 0-100 m dpll dimana kota-kota kecamatan dalam kabupaten berkisar antara 1–5 m dpl. Batas wilayah di utara Selat Berhala; di timur Laut Cina Selatan; di selatan Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Banyuasin; di barat Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Muaro Jambi. Topografi daerah pada umumnya dataran rendah terdiri dari rawa/gambut dengan permukaan tanah banyak dialiri pasang surut air laut. Berdasarkan hasil studi, semua elevasi di daerah rawa-rawa sepanjang Sungai Batanghari dinyatakan dalam acuan ketinggian yang sama. Tanah yang selalu dipengaruhi oleh air, yaitu tanah-tanah yang berumur muda dan tanah organik atau tanah gambut. Gambut sendiri terbentuk karena pengaruh iklim terutama curah hujan yang merata sepanjang tahun dan topografi yang tidak merata sehingga terbentuk daerah-daerah cekungan. Pada daerah cekungan dengan genangan air terdapat longgokan bahan organik. Hal ini disebabkan suasana yang langka oksigen menghambat oksidasi bahan organik oleh jasad renik, sehingga proses hancurnya jaringan tanaman berlangsung lebih lambat daripada proses tertimbunnya, Sementara itu potensi gambut di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tersebar di Kecamatan Mendahara dan Kecamatan Dendang. Pada masa ini lahan sebagian besar tanaman yang ada adalah tanaman sawit. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Muara Sabak di Tanjung Jabung Timur, berada di hilir Kota Jambi daerah aliran sungai Batanghari? Seperti yang disebut di atas, Muara Sabak kini menjadi pelabuhan utama provinsi Jambi. Kota Muara Sabak juga menjadi ibu kota kabupaten Tanjung Jabung Timur. Lalu bagaimana sejarah Muara Sabak di Tanjung Jabung Timur, berada di hilir Kota Jambi daerah aliran sungai Batanghari? Seperti disebut di atas, dari sejarah candi inilah sejarah Jambi mulai dinarasikan. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Muara Sabak di Tanjung Jabung Timur, Hilir Jambi Sungai Batanghari; Ada Penemuan Kapal Hang Tuah?

Muara Sabak adalah nama baru di Jambi. Dalam peta-peta Portugis, di wilayah hilir Jambi (baca: Jambi Lama, kini Muara Jambi) masih diidentifikasi sebagai wilayah perairan/laut. Dalam peta ada dua pulau yang diidentifikasi, yang mana pulau yang kecil diidentifikasi sebagai pulau Trin. Sedangkan daratan di sebelah tenggara pulau Trin diidentifikasi sebagai tanjong dengan nama Tanjong Jaboeng. Secara geomorfologis, muara sungai Batanghari dan dua pulau yang telah meluas menyatu dengan daratan dimana terbentuk dua sungai ke hilir (sungai Batanhari dan sungai Berbas).


Peta 1695 di muara sungai Batanghari di hilir Jambi Lama (Muaro Jambi) pulau yang dulu lebih kecil jauh semakin besar yang menyatu dengan daratan yang hanya dipisahkan oleh sungai Berbas. Di sisi timur sungai Berbas menghadap sungai Batanghari diidentifikasi loji Belanda/VOC (dan di sisi lain logi Inggris). Di sebelah logi Belanda diidentifikasi nama kampong candi/tempel. Di eks logi Belanda/Inggris inilah kini berada kampong Simpang (persimpangan/percabangan sungai Batanghari/sungai Berbas). Di arus utama sungai Batanghari di pulau yang dulu lebih besar, di dekatnya terbentuk pulau-pulau yang lebih kecil.

Dalam peta Belanda/VOC (1695) di muara sungai Batanghariterdapat sayu pulau yang lebih besar dan lima buah pulau yang lebih kecil. Di sebalah timur pulau yang lebih besar diidentifikasi suatu gosong yang lebih luas dari pulau (dan juga diidentifikasi area-area gosong yang lain). Besar dugaan dalam perkembanganya terbentuk gosong-gosong baru, dan gosong-gosong yang lama menjadi daratan baru yang menyatu satu sama lain dengan pulau-pulau. Pada akhrinya di depan muara terbentuk daratan luas yang menghadang arus sungai Batanghari berbelok ke arah utara melalui kota Muara Sabak yang sekarang. Dalam hal ini, pada era VOC/Belanda tanah dimana kemudian terbentuk kampong Muara Sabak sejatinya belum terbentuk. Dengan kata lain Muara Sabak masih berada di awang-awang.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Ada Penemuan Kapal Hang Tuah di Tanjung Jabung Timur: Bagaimana Bisa?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar