Sabtu, 03 September 2022

Sejarah Jambi (14): Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Luar Batang Hari Jambi;Selengkuh Dayung Serentak Ketujuan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jambi dalam blog ini Klik Disini

Nama Jambi kini menjadi nama provinsi di Sumatra: Provinsi Jambi. Suatu provinsi yang identik dengan daerah aliran sungai Batanghari. Suatu sungai berhulu di pegunungan Bukit Barat sebelah barat Sumatra, dan bermuara di pantai timur Sumatra (di Tanjung Jabung Timur). Satu kabupaten dengan menggunakan nama Tanjung Jabung (kabupaten Tanjung Jabung Barat) seakan terpencil sendiri. Wilayah kabupaten tidak berada di daerah aliran sungai Batanghari; ibu kota kabupaten di Kuala Tungkal seakan membelakangi Kota Jambi (ibu kota provinsi). Apakah karena itu motto kabupaten ‘Selengkuh Dayung Serentak Ketujuan’.


Kota Kuala Tungkal adalah kota letak pusat pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Wilayah kota ini berada di dalam lingkup Kecamatan Tungkal Ilir. Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan pemekaran dari Kabupaten Tanjung Jabung. Batas Wilayah di utara Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau; di timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Selat Berhala; di selatan Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Muaro Jambi; di barat Kabupaten Tebo. Sejarah Indonesia bermula tahun 1946 pulau Sumatra di bagi menjadi 3 provinsi. Provinsi Sumatra Tengah, salah satu Daerah Keresidenan Jambi terdiri dari Batanghari dan Sarolangun Bangko. Pada tahun 1957, Keresidenan Jambi menjadi Provinsi terdiri dari: Kabupaten Batanghari, Kabupaten Sarolangun Bangko dan Kabupaten Kerinci. Pada tahun 1965 wilayah Kabupaten Batanghari dipecah menjadi 2 (dua) bagian yaitu: Kabupaten Batanghari dengan Ibu kota Kenaliasam dan Kabupaten Tanjung Jabung dengan Ibu kotanya Kuala Tungkal. Kabupaten Tanjung Jabung terdiri dari Kecamatan Tungkal Ulu, Kecamatan Tungkal Ilir dan kecamatan Muara Sabak. Pada tahun 1999 pemekaran wilayah kabupaten menjadi dua wilayah yaitu: 1. Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagai kabupaten induk dengan Ibu kota Kuala Tungkal dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai kabupaten hasil pemekaran dengan Ibu kota Muara Sabak. Wilayah kabupaten memiliki masyarakat yang heterogen. Suku Melayu, Banjar, Jawa, Bugis, Batak, Minangkabau, Melayu Palembang, Tionghoa, Melayu Kerinci dan berbagai etnis berbaur di kabupaten yang terkenal dengan julukan kota bersama ini. Kekayaan minyak bumi dan gas yang saat ini dikelola oleh perusahaan asing juga merupakan kekayaan asli dari daerah ini. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Kuala Tungkal di Tanjung Jabung Barat, kabupaten berada di luar daerah aaliran sungai Batanghari di Jambi? Seperti yang disebut di atas, Kuala Tungkal seakan berada membelakangi Jambi. Ibu kota kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berada di luar daerah aliran sungai Batanghari. Lalu bagaimana sejarah Kuala Tungkal di Tanjung Jabung Barat, kabupaten berada di luar daerah aaliran sungai Batanghari di Jambi? Seperti disebut di atas, dari sejarah candi inilah sejarah Jambi mulai dinarasikan. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kuala Tungkal di Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Luar Batanghari di Jambi; Selengkuh Dayung Serentak Ketujuan

Apa bedanya kuala dan muara sungai? Tidak ada bedanya hanya kata yang berbeda untuk menunjukkan mulut sungai yang sama. Namun nama muara atau muaro umumnya digunakan di wilayah pedalaman oleh penduduk asli, sedangkan nama kuala umumnya digunakan di wilayah pesisir oleh penduduk Melayu. Lalu bagaimana dengan nama Kuala Tungkal?


Muara-muara sungai di pantai timur Sumatra bagian utara lazim digunakan nama kuala. Lalu bagaimana dengan nama Kuala Tungkal (ibu kota kab Tanjung Jabung Barat) dan nama Muara Sabak (ibu kota kab Tanjung Jabung Timur) di wilayah Jambi? Kuala Tungkal nama yang diberikan oleh penduduk dari lautan/pesisir, sedangkan nama Muara Sabak adalah nama yang diberikan oleh penduduk dari pegunungan/pedalaman.0

Sejarah Kuala Tungkal haruslah dihubungkan dengan sejarah zaman kuno di Jambi. Darimana memulainya? Bayangkan wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan ibu kota di Kuala Tungkal yang sekarang di zaman kuno. Fakta bahwa ada dua sungai besar bermuara ke pantai timur yang sekarang yakni sungai Batanghari di arah selatan dan sungai Kuantan di arah utara (lihat peta). Sungai Tungkal yang bermuara di kota Kuala Tungkal hanyalah sungai yang terbilang kecil dan pendek.


Pada masa lampau sungai Kuantan bernama sungai Indragiri. Di wilayah hilir terdapat nama Tembilahan dan di hulu terdapat nama Rengat. Dimana nama awal Indragiri? Yang jelas sebelum muncul nama Indragiri (era Portugis?), nama yang sudah dicatat dalam teks Negarakertagama (1365) adalah Karitang (kini nama kecamatan di kab Indragiri Hilir dengan nama Keritang). Oleh karenanya sungai Kuantan sudah dikenal sejak lama di zaman kuno dengan nama Indragiri dan Karitang. Demikian juga nama sungai Batanghari sudah dikenal sejak zaman kuno dengan nama Jambi. Nama Jambi juga sudah dicatat di dalam teks Negarakertagama tahun 1365. Nama lain yang dicatat dalam teks ini adalah nama Tebo, Dharmasraya, Kandis dan Kampar. Lebih ke utara juga ada nama Siak. Rokan, Pane dan Mandailing serta (Padang) Lawas.

Kota Kuala Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat berada diantara Jambi dan Karitang zaman lampau. Sebagaimana disebut di atas kota Kuala Tunggal di muara sungai Tungkal berada diantara dua sungai besar yakni sungai Batanghari/Jambi dan Kuantan/Indtragisi/Karitang. Lantas apakah sudah ada nama Kuala Tungkal pada abad ke-14? Tampaknya belum. Dimana kini berada kota Kuala Tungkal pada masa itu diduga masih suatu perairan/laut di kawasan suatu teluk besar.


Di teluk besar ini sejumlah sungai bermuara diantara sungai Jambi/Batanghari dan sungai Karitang/Indragiri. Sungai Tungkal diduga masa itu hanyalah sungai kecil. Pada peta-peta awal Portugis diidentifikasi nama Jambi (ditulis; Sabi) dan nama Indragiri (lihat Mendes Pinto 1537). Pada peta-peta Portugis terbaru (pada era Belanda/VOC) nama sungai Indragiri dan nama sungai Jambi diidentifikasi dengan jelas. Perlu diperhatikan posisi dimana letak kerajaan Jambi dan kerajaan Indragiri berada agak jauh di pedalaman, Di masing-masing muara sungai tersebut beberapa pulau. Antara dua muara sungai digambarkan suatu daratan berupa tanjong besar yang di bagian pedalaman diidentifikasi perbukitan.  

Pada masa ini wilayah Pegunungan 30 (Bukit Tigapuluh) di pedalaman seakan dikelilingi/diapit oleh sungai Jambi/Batanghari dan sungai Indragiri/Kuantan. Apakah ini mengindikasikan Pegunungan 30 di zaman kuno adalah suatu pulau besar? Oleh karena terjadi proses sedimentasi jangka panjang, sungai Batanghari dan sungai Indragiri mencari jalan sendiri menuju pantai yang pada muara sungai terbentuk kampong/kota Jambi dan Indragiri. Pada peta Portugis era VOC di atas diidentifikasi pos perdagangan Belanda (logi) yang diduga berada di Muaro Jambi (muara sungai Jambi/Batanghari pada saat itu). Muara sungai telah bergeser dari Jambi ke hilir di Muara Jambi.


Dua pulau yang terbentuk di teluk di depan Muara Jambi yang satu lebih besar dan yang lain lebih kecil. Pulau yang lebih kecil disebut Pulau Trin. Sedangkan tanjong di arah selatan Pulau Trin diidentifikasi sebagai suatu tanjong dengan nama Tanjong Jabung (ditulis: Tanjong Bon). Dua pulau tersebut kemudian semakin meluas dan menyatu satu sama lain yang menyebabkan muara sungai Jambi/Batanghari di hilir terbagai dua. Ke arah utara menjadi arus besar sungai dimana sungai kecil bermuara yakni sungai Sabak (Muara Sabak). Kelak nama tanjong itulah yang menjadi nama wilayah (Tanjung Jabung). Peta 1877

Lantas bagaimana dengan Kuala Tungkal? Sebelum terbentuk nama tempat Kuala Tungkal, sungai Tungkal terbentuk di teluk besar yang disebutkan di atas. Pada bagian muara sungai Karitang/Indragiri, pulau-pulau yang terbentuk kemudian semakin meluas sehingga satu pulau dengan yang lainnya menyatu sehingga muara sungai Karitang/Indragiri mencari jalan kea rah utara membentuk sungai Indragiri (dimana kampong Tembilahan terbentuk). Sedangkan bagian muara sungai di selatan membentuk sungai sendiri yang menjadi sungai Tungkal (sungai yang menjadi saluran sungai-sungai kecil yang berasal dari pulau besar zaman kuno (Pegunungan 30).


Nama-nama Muara Sabak, Kuala Tungkal dan Tembilahan diduga nama-nama yang terbentuk sejaman. Tiga nama tempat ini di muara sungai Jambi/Batanghari, muara sungai Tungkal dan muara sungai Indragiri/Kuantan berada di garis pantai yang sama. Namun secara khusus muara sungai Batanghari terus bergeser ke arah laut sehingga Muara Sabak seakan berada di pedalaman. Dengan merujuk pada teluk besar zaman kuno dimana awalnya terdapat pulau besar/semenanjung (daratan Pergunungan 30) lalu dalam perkembangannya dua sungai besar (Jambi/Batanghari dan Karitang/Indragiri) semakin memanjang ke arah pantai. Diantara dua sungai yang memanjang tersebut terbentuk sungai baru yakni sungai Tungkal. Hal itulah mengapa kini terdapat tiga sungai besar yang berdekatan yakni sungai Batanghari, sungai Tungkal dan sungai Kuantan. Oleh karenanya, nama Kuala Tungkal adalah nama baru.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Selengkuh Dayung Serentak Ketujuan: Motto Kabupaten di Luar DAS Batanghari di Jambi

Kuala Tungkal memiliki motto dalam bendera nama kabupaten Tanjung Jabung Barat, yakni Selengkuh Dayung Serentak Ketujuan. Boleh jadi motto ini merujuk pada kota Kuala Tungkal yang memiliki populasu yang khas yakni mix population dimana penduduk berasal dari berbagai tempat. Seperti disebut di atas nama (Kuala) Tungkal adalah nama baru, suatu tempat yang terbentuk baru (yang berbeda dengan tempat-tempat di pedalaman). Nama kabupaten juga terbilang baru (Tanjung Jabung/Barat). Meski Kuala Tungkal menggunakan nama Tanjung Jabung, Kuala Tungkal khususnya tidak memiliki relasi dengan (sungai Batanghari).


Sungai Tungkal adalah sungai yang terbentuk baru. Oleh karena itu nama tempat Kuala Tungkal adalah nama tempat yang baru. Jauh sebelum terbentuk sungai Tungkal sudah eksis dua sungai besar sungai Batanghari dan sungai Kuantan. Sungai Batanghari dan sungai Kuantan diduga di zaman kuno yang membentuk teluk besar di wilayah Jambi yang sekarang. Pada masa itu secara geomorfologis pulau Sumatra masih ramping. Di teluk besar ini bermuara dua sungai besar (Kuantan dan Batanghari). Sungai-sungai lainnya yang lebih kecil bermuara ke teluk, atara lain adalah sungai Tebo, sungai Tembesi dan sungai Jambi (kini sungai Kampeh). Di dalam teluk ini terdapat sejumlah pulau-pulau termasuk pulau besar yang kini diduga menjadi Kawasan Pegunungan 30. Dalam perkembangannya terjadi proses sedimentasi jangka panjang diteluk yang mana kemudian sungai Batanghari dan sungai Kuantan menemukan jalannya sendiri menuju laut (membentuk muara baru). Sungai-sungai yang lebih kecil mengikuti sungai Batanghari dimana kini sungai Tebo, sungai Tembesi, sungai Jambi/Kampeh dan sungai launnya bermuara ke sungai Batanghari. Sungai Kuantan relative tidak memilikii cabang sungai yang lebih besar. Peta 1877

Kabupaten Tanjung Jabung Barat sejatinya adalah satu-satunya kabupaten di provinsi Jambi yang sama sekali tidak terkait/terhubung dengan sungai Batanghari. Padahal Jambi identik dengan Batanghari. Kabupaten Tanjung Jabung seakaan ‘anak tiri’ di wilayah provinsi Jambi (mungkin juga kabupaten Kerinci). Lalu apakah Kuala Tungkal di kabupaten Tanjung Jabung Barat lebih dekat ke sungai Kuantan (provinsi Riau).


Ada 11 kabupaten/kota di provinsi Jambi. Delapan kabupaten/kota terhubungan dengan sungai Batanghari. Nama-nama kabupaten kota di daerah aliran sungai Batanghari adalah kabupaten Batanghari, kabupaten Muaro Jambi, kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kota Jambi. Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo dihubungkan sungai Tebo yang bermuara ke suangai Batanghari. Sungai Tembesi (yang bermuara di Muara Tembesi, kabupaten Batanghari) terbentuk di hulu dari dua sungai yakni sungai Batang Asai/Kiri (kabupaten Sarolangun) dan sungai Batang Asai/Kanan (kabupaten Merangin). Lalu bagaimana dengan kabupaten Tanjung Jabung Barat, kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh? Danau Kerinci dan gunung Kerinci di kabupaten kerinci memang aliran saungai ada yang bermuara ke sungai-sungai yang menjadi cabang sungai Batanghari, tetapi secara Teknik tidak bisa digunakan dalam navigasi pelayaran sungai. Namun di zaman kuno wilayah Kerinci (kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh) lebih dekat ke pantai barat Sumatra (kini provinsi Sumatra Barat). Kabupaten Tanjung Jabung Barat seperti disebut di atas lebih dekat ke Indragiri/Riau. Peta 1901

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar