Selasa, 14 Desember 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (294): Pahlawan Indonesia Asal Ambon J Kajadoe dan Jong Ambon;Leimena dan Kongres Pemuda 1928

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan Indonesia lainnya asal Ambon adalah J Kajadoe. Nama Kajadoe sebenarnya cukup dikenal luas namun sejarahnya kurang terinformasikan. J Kajadoe adalah salah satu tokoh muda dari Ambon (Maluku) pada era kebangkitan bangsa. Namun usianya tidak lama, meninggal pada era pendudukan militer Jepang (1943).

J Kayadoe lahir tanggal 5 Februari 1901 di Ambon. Kayadoe menamatkan pendidikan dasar pada Ambonsche Burgerschool di Ambon tahun 1916 dan masuk sekolah menengah MULO dan tamat tahun 1920.  Kemudian melanjutkan pendidikannya ke sekolah kedokteran STOVIA di Batavia dan pada tahun 1928  berhasil mendapatkan gelar dokter. Pada zaman pergerakan nasional, J Kayadoe aktif dalam organisasi-organisasi sosial dan politik. Pernah menjadi anggota organisasi Jong Ambon, kemudian masuk dalam organisasi politik orang Maluku/Ambon yaitu Sarekat Ambon yang didirikan oleh Alexander Jacob Patty di Semarang tahun 1923.  Pada waktu AJ Patty ditangkap di Ambon dan dibuang ke Bengkulu dan kemudian ke Digul, dr. J. Kayadoe memimpin Sarekat Ambon yang berpusat di Batavia yang kemudian dipindahkan ke Soerabaya dan dipimpin oleh Mr J Latuharhary. J Kajadoe  meninggal dunia pada bulan Agustus 1943 (internet).

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia Dr J Kajadoe? Seperti disebut di atas, J Kajadoe meninggal muda (pada era pendudukan militer Jepang, 1943). Oleh karena itu catatan sejarahnya hanya terbatas hingga berakhirnya Pemerintah Hindia Belanda (pada saat pendudukan militer Jepang). Lalu bagaimana sejarah J Kajadoe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (293): Pahlawan Indonesia Asal Ambon pada Era Pemerintah Hindia Belanda; Volksraad dan JA Soselisa

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Banyak pahlawan Indonesia di Ambon, lebih-lebih pada era Pemerintah Hindia Belanda. Namun situasinya menjadi berbeda ketika muncul permasalahan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Kerajaan Belanda yang memicu masalah baru: terbentuknya Republik Maluku Selatan. Dalam hal ini kita sedang memahami sejarah Ambon pada era Pemerintah Hindia Belanda. Satu nama penting yang perlu dicatat adalah JA Soselisa, tokoh yang pernah menjadi anggota Volksraad.

Volksraad adalah semacam dewan perwakilan rakyat Hindia Belanda. Dewan ini dibentuk pada tanggal 16 Desember 1916 oleh pemerintahan Hindia Belanda yang diprakarsai oleh Gubernur-Jendral J.P. van Limburg Stirum bersama dengan Menteri Urusan Koloni Belanda; Thomas Bastiaan Pleyte. Pada awal berdirinya, Dewan ini memiliki 38 anggota, 15 diantaranya adalah orang pribumi. Anggota lainnya adalah orang Belanda (Eropa) dan orang timur asing: Tionghoa, Arab dan India. Pada akhir tahun 1920-an mayoritas anggotanya adalah kaum pribumi. Awalnya, lembaga ini hanya memiliki kewenangan sebagai penasehat. Baru pada tahun 1927, Volksraad memiliki kewenangan ko-legislatif bersama Gubernur-Jendral yang ditunjuk oleh Belanda. Karena Gubernur-Jendral memiliki hak veto, kewenangan Volksraad sangat terbatas. Selain itu, mekanisme keanggotaan Volksraad dipilih melalui pemilihan tidak langsung. Pada tahun 1939, hanya 2.000 orang memiliki hak pilih. Dari 2.000 orang ini, sebagian besar adalah orang Belanda dan orang Eropa lainnya. Selama periode 1927-1941, Volksraad hanya pernah membuat enam undang-undang, dan dari jumlah ini, hanya tiga yang diterima oleh pemerintahan Hindia Belanda. Sebuah petisi Volksraad yang ternama adalah Petisi Soetardjo. Soetardjo adalah anggota Volksraad yang mengusulkan kemerdekaan Indonesia (Wikipedia).:

Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Indonesia JA Soselisa? Seperti disebut di atas, JA Soselisa asal Ambon pernah menjadi anggota Volksraad. Lalu bagaimana sejarah JA Soselisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.