Minggu, 22 Juni 2025

Sejarah Jakarta (123): HUT Jakarta ke-498, Apakah Itu Terlalu Muda atau Terlalu Tua? Soal Kerajaan Demak, Tjirebon dan Portugis


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Pada hari ini tanggal 22 Juni diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Kota Jakarta yang ke 498 tahun. Penanggalan ini didasarkan pada Nama itu diberikan oleh orang-orang dari Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Usia 498 tahun belumlah tua. Orang Eropa pertama, pelaut-pelaut Portugis di Malaka dimulai tahun 1511. Kota Binanga sebagai Minanga di seberang Malaka di pantai timur Sumatra di wilayah percandian Padang Lawas sudah disebut pada prasasti Kedoekan Boekit yang berasal dari tahun 682.


Jakarta, sudah beberapa kali berganti nama dalam beberapa periode yang tercantum sebagai berikut: Sunda Kelapa (397-1527); Jayakarta (1527-1619); Batavia (1619-1942); Djakarta Tokubetu Si (1942-1945); Djakarta (1945-1972); Jakarta (1972-sekarang). Nama Jakarta merupakan kependekan dari kata Jayakarta, yang berasal dari kata bahasa Sanskerta jaya (kemenangan), dan krta (kemakmuran), sehingga Jayakarta berarti kota kejayaan dan kemakmuran. Nama itu diberikan oleh orang-orang dari Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Sejarawan Portugis, João de Barros, dalam Décadas da Ásia (1553) menyebutkan keberadaan "Xacatara dengan nama lain Caravam (Karawang)". Sebuah dokumen (piagam) dari Banten (k. 1600) yang dibaca ahli epigrafi Van der Tuuk juga telah menyebut istilah wong Jaketra, demikian pula nama Jaketra juga disebutkan dalam surat-surat Sultan Banten. Laporan Cornelis de Houtman tahun 1596 menyebut Pangeran Wijayakrama sebagai koning van Jacatra (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah HUT Jakarta 498 tahun, apakah terlalu muda atau terlalu tua? Seperti disebut di atas, tanggal 22 Juni diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Kota Jakarta yang ke 498 tahun dimana pada tanggal 22 Juni 1527 Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa (Portugis) pada tanggal 22 Juni 1527. Lalu bagaimana sejarah HUT Jakarta 498 tahun, apakah terlalu muda atau terlalu tua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja. Dalam hal ini saya bukanlah penulis sejarah, melainkan hanya sekadar untuk menyampaikan apa yang menjadi fakta (kejadian yang benar pernah terjadi) dan data tertulis yang telah tercatat dalam dokumen sejarah.

HUT Jakarta 498 Tahun, Apakah Terlalu Muda atau Terlalu Tua? Kerajaan Demak, Tjirebon dan Portugis

Tunggu deskripsi lengkapnya

Kerajaan Demak, Tjirebon dan Portugis: Daerah Aliran Sungai Tjiliwong Diantara Daerah Aliran Sungai Tjilengsi dan Daerah Aliran Sungai Tjisadane

Tunggu deskripsi lengkapnya



 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar