Selasa, 22 Februari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (433): Pahlawan Indonesia–Abdullah Siddik, Sarjana Hukum Rechthoogeschool Batavia; Kakek Ashanty

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Belum lama ini ramai dibicarakan tentang sejarah keluarga Ashanti. Disebutkan kakek Ashanty adalah seorang pejuang. Tentu saja itu menjadi berita menarik di dunia pemberitaan nasional. Ini menambah daftar para artis yang memiliki kakek sebagai pejuang dalam sejarah menjadi Indonesia. Pada artikel sebelum ini sudah dideskri[sikan kakek dari Bimbim (Slank), kakek dari Dian Sastrowardoyo. Pada artikel-artikel lama pada blog ini juga telah dideskripasikan seperti kakek Risty Tagor dan Inez Tagor. Mr Abdoellah Siddik adalah kakek dari Ashanti.

Seharusnya para generasi masa kini, bangga terhadap perjuangan para pendahulu mereka (ayah, ibu, kakek dan nenek). Hal itu karena para pejuang-pejuang tersebut bagian dari para pejuang-pejuang Indoensia yang telah turut aktif berjuang menjadi Indonesia. Sudah barang tentu pejuang Indonesia, tidak hanya Ir Soekarno dan Drs Mohamad Hatta, tetapi jumlahnya sangat banyak dan bahkan ribuan banyaknya. Hanya saja sejauh ini sebagian kecil yang terinformasikan secara luas. Kakek Ashanty boleh jadi salah satu dari bagian besar dari pejuang yang kurang terinformasikan. Sejauh ini belum ada di laman Wikipedia. Pemberiataan pada belakangan ini, kakek Ashanty sebagai pejuang (Indonesia) tentu saja menjadi menarik perhatian. Tidak hanya Ashanty, Bimbim, dan Dian Sastro serta Risty Tagor, juga para pendahulu (keluarga) para artis liannya juga perlu diinformasikan. Kita tunggu, siapa lagi yang akan menyusul?

Lantas bagaimana sejarah Abdoellah Siddik? Seperti disebut di atas, Abdoellah Siddik  adalah kakek dari artis Ashanty, nama yang telah disebut dalam pemberitaan sebagai pejuang Indonesia. Lalu bagaimana sejarah Abdoellah Siddik? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (432): Pahlawan Indonesia-Yap Hong An (Chung Hwa Hui); Kongres Mahasiswa Hindia di Belanda 1917

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Seperti halnya organisasi mahasiswa pribumi Indische Vereeniging, organisasi Cina juag di Belanda mengambil bagian dalam Kongres Mahasiswa Hindia di Belanda tahun 1917. Yap Hong An sendiri adalah ketua Chung Hwa Hui di Belanda yang ketiga (periode kepengurusan yang ketiga). Kongres Mahasiswa Hindia, yang merupakah gabungan mahasiswa Indo/belanda, Cina dan pribumi yang diadakan pada tahun 1917 diketuai oleh HJ van Mook (kelahiran Semarang)

Pribumi pertama yang kuliah di Belanda adalah Raden Kartono (abang RA Kartini) yang datang ke Belanda pada tahun 1896. Lalu kemudian menyusul Radjieon Harahap gelar Soetan Casajangan pada tahun 1905. Pada saat jumlah mahasiswa pribumi di Belanda tahun 1908 sebanyak 15 orang, Soetan Casajangan (kelahiran Padang Sidempoean) berinisiatif mendirikan organisasi mahasiswa yang diberi nama Indische Vereeniging (Perhimpinan Hindia). Soetan Casajangan menjadi ketua pertama (kepengurusan pertama) dengan sekretaris Raden Soemito (lulusan HBS Semarang). Pada tahun 1911 jumlah mahasiswa Cina sekitar 14 orang, Be Tiat Tjong (kelahiran Probolinggo) berinisiatif mendirikan organisasi mahasiswa Cina asal Hindia yang diberi nama Chung Hwa Hui. Ketua Chung Hwa Hui kemudian digantikan oleh Li Tjwan Ing (1914-1915). Dalam hal ini Yap Hong An menggantikan Li Tjwan Ing yang menjadi pimpinan delegasi mahasiswa Cina di dalam Kongres Mahasiswa Hindia 1917. Pada saat kongres inilah mahasiswa-mahasiswa pribumi yang diwakili pembicara Dahlan Abdoellah, Sorip Tagor Harahap dan Goenawan Mangoenkoesoemo meminta forum agar mereka (mahasiswa pribnmi) disebut orang Indonesia (Indonesier). Sejak inilah nama Indonesia digunakan sebagai indentitas (bangsa) Indonesia (hingga ini hari). Sebagaimana diketahui kemudian, HJ van Mook sebagai Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda (NICA).

Lantas bagaimana sejarah Yap Hong An? Seperti disebut di atas, Yap Hong An, ketua Chung Hwa Hui adalah pimpinan delegasi mahasiswa Cina di Kongres Mahasiswa Hindia tahun 1917. Sementara pimpinan delegasi mahasiswa pribumi (Indonesier) adalah Goenawan Mangoenkoesoemo. Sedangkan pimpina delagasi mahasiswa Indo/Belanda adalah HJ van Mook. Lalu bagaimana sejarah Yap Hong An? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.