Minggu, 17 Juli 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (718): Tawau dan Batu Tinagat, Batas Yurisdiksi Belanda dan Inggris1824;Mengapa Sebatik Dibelah Dua?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada artikel sebelum ini telah dideskripsikan sejarah kota-kota di pantai timur laut Sabah yakni Kudat, Sandakan dan Lahad Datu. Bagaimana dengan sejarah kota Tawau. Awalnya Tawau adalah sebuah kampong kecil, lalu berkembang menjadi kota. Bagaimana bisa? Kampong ini berada di wilayah Kesultanan Sulu. Kota ini berkembang sejak kehadiran pedagang Inggris (Maskapai Borneo Utara) di Borneo Utara, tetapi yang mulai membangun kampong Tawau ini menjadi kota adalah orang-orang (Hindia) Belanda. Satu yang penting dalam sejarah awal kampong Tawau dan Batu Tinagat masuk wilayah Indonesia (baca: Hindia Belanda).


Sejarah Tawau tidak diketahui dengan jelas terutama sebelum tahun-tahun 1890-an. Bagaimanapun Tawau telah memiliki penduduk dengan sebuah perkampungan kecil nelayan dengan 200 orang penduduk pada tahun 1898. Pada saat itu Tawau berada di bawah kekuasaan Kesultanan Sulu. Dalam satu perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 22 Januari ??, Kesultanan Sulu menyerahkan kawasan di sekitar Tawau yang ada sekarang kepada pihak Inggris. Tawau menjadi sebagian kawasan jajahan orang-orang Inggris melalui Perusahaan Borneo Utara. Menurut catatan The North Borneo Annual Volume (1955-1965) menyatakan sistem administrasi bermula pada tahun 1898, menuruti langkah-langkah pihak Perusahaan Borneo Utara membuka sebuah pos di Tawau dan seterusnya mengadakan dasar-dasar administrasi pemerintahan setempat di situ. Untuk menghindarkan salah paham dengan pihak Belanda yang memerintah Hindia Belanda pada masa tersebut tidak, disebabkan Tawau berbagi perbatasan dengan Indonesia, pihak pemerintahan Inggris telah mengambil langkah-langkah untuk menetapkan perbatasan. Ini disebabkan perbatasan asal bagi kawasan yang telah diserahkan kepada pihak Inggris oleh kedua Sultan Brunei dan Sultan Sulu ialah di bawah Sungai Sibuco/Sungai Sebuku berdekatan dengan Tarakan (Indonesia) yang mana kawasan tersebut termasuk di bawah pemerintahan Belanda yang saat itu telah menghuni kawasan tersebut. Menyusul hal itu suatu komite perbatasan telah didirikan pada tahun 1912 yang terdiri dari pegawai-pegawai dari Britania Raya dan Belanda. Sebuah Laporan Bersama telah disediakan beserta dengan peta dan ditandatangani oleh komite masing-masing di Tawau pada tanggal 17 Februari 1913. Kemudian menurut protokol di antara Britania Raya dan Belanda yang telah ditandatangani di London pada tanggal 28 September 1915, kedua pemerintahan tersebut mengesahkan laporan bersama dan peta tersebut. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Tawau dan Batu Tinagat, batas Yurisdiksi Belanda dan Inggris 1824? Seperti disebut di atas, Tawau adalah kota besar di pantai timur Sabah yang relatif dekat ke wilayah Indonesia. Lalu bagaimana sejarah Tawau dan Batu Tinagat, batas Yurisdiksi Belanda dan Inggris 1824? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (717): Lahad Datu di Teluk Darvel; Sejarah Awal hingga Peristiwa Serangan Sulu di Lahad Datu 2013


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Ada beberapa kota di pantai timur laut pulau Kalimantan yang kini masuk wilayah (negara) Sabah yakni Kudat, Sandakan, Lahad Datu dan Tawau. Nama Lahad Datu kini menjadi penting karena pernah terjadi peristiwa berdarah pada tahun 2013. Wilayah Lahad Datu ini termasuk bagian wilayah yang diberikan Kerajaan Sulu sebagai konsesi kepada Maskapai Borbneo Utara milik pedagang Inggris.


Lahad Datu (Malay: Bandar Lahad Datu) is the capital of the Lahad Datu District in the Dent Peninsula on Tawau Division of Sabah, Malaysia. Its population was estimated to be around 27,887 in 2010. The town is surrounded by stretches of cocoa and palm oil plantations. It is also an important timber exporting port. The town has an airport for domestic flights. A settlement is believed to have existed here in the 15th century, as excavations have unearthed Ming dynasty Chinese ceramics. Just east of Lahad Datu is the village of Tunku, a notorious base for pirates and slave traders in the 19th century. Based on a Jawi manuscript in the Ida'an language dated 1408 A.D, it is believed to be the first site in northern Borneo where Islam was first introduced. The Jawi manuscript gives an account of an Ida'an man named Abdullah in Darvel Bay who embraced Islam. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Lahad Datu di Teluk Darvel? Seperti disebut di atas, kota Lahad Datu terbentuk di teluk Darvel. Lalu bagaimana sejarah Lahad Datu di Teluk Darvel? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.