Selasa, 22 Desember 2020

Sejarah Aceh (16): Hendrikus Colijn, Anak Buah Joannes Benedictus van Heutsz; Alexander van der Hart dan AV Michiels

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini 

Dalam memahami perang di era Hindia Belanda (seperti Perang Jawa, Perang Padri, Perang Bone, Perang Banjarmasin, Perang Bali dan Perang Batak) tentu saja ada pahlawan masing-masing. Dari sisi pribumi dalam Perang Bondjol (1837) ada Tuanku Imam Bondjol dan dari sisi Belanda ada Luitenant Andreas Victor Michiels. Demikian juga dalam Perang Atjeh ada nama-nama Teuku Umar, Teungku Chik di Tiro, Jan van Swieten dan Joannes Benedictus van Heutsz.

Dalam berbagai perang tersebut umumnya nama para komandan yang mendapat nama, kurang atau tidak terinformasikan peran anak buah. Para anak buah seakan hanya bidak dalam permainan catur. Tentu saja semua komandan meniti karir dari bawah (luitenant). Namun tentu ada bidak yang menjadi kuda, gajah atau benteng. Dalam Perang Padri, satu anak buah Luitenant Andreas Victor Michiels yakni Kaptein Alexander van der Hart, orang yang langsung masuk ke jantung pertahanan Bondjol. Ketika Andreas Victor Michiels diangkat menjadi Gubernur Sumatra’s Westkust, mantan anak buah Alexander van der Hart dipromosikan menjadi Residen Tapanoeli.

Dalam Perang Atjeh siapa yang menjadi anak buah terbaik Jenderal Jan van Swieten tidak diketahui. Yang jelas bukan Kaptein Joannes Benedictus van Heutsz. Namun ketika Joannes Benedictus van Heutsz menjadi komandan Perang Atjeh selanjutnya, salah satu anak buahnya yang terbaik adalah Hendrikus Colijn. Lantas apakah Hendrikus Colijn mengikuti karir Alexander van der Hart dalam pemerintahan? Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.