Sabtu, 21 Juni 2025

Sejarah Pendidikan (23): Kapan Hari Bahasa Indonesia? Apakah Nama Bahasa Indonesia Terkait Kongres Pemuda 1926 dan 1928?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Apakah ada Hari Bahasa Indonesia? Bahasa Indonesia adalah bahasa yang unik, bahasa yang dibedakan dengan bahasa Melayu. Bahasa Indonesia dengan sadar dikonstruksi dengan menggunakan aksara Latin tentang apa yang ditulis sama dengan yang didengar dan dilihat serta yang dibaca. Bahasa Indonesia dengan sendirinya menjadi bahasa yang sangat simpel. Bahasa Indonesia didengar dan dilihat sama dengan dibaca, ditulis dan dihitung. Namun kapan hari Bahasa Indonesia? Harusnya dihitung tidak terlalu rumit.


Meresmikan Hari Lahir Bahasa Indonesia. Ilham Safutra. 30 Agustus 2020. Jawa Pos. Mengapa hari lahir (nama) bahasa Indonesia perlu diperingati? Nama bahasa Indonesia tidak muncul begitu saja, tetapi ada penciptanya. Disetujuinya nama bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan juga melalui perdebatan. Pertanyaannya, setiap tanggal berapa dan bulan apa hari lahir bahasa Indonesia diperingati? Ada lima pilihannya. Pertama, 28 Oktober 1928 mengacu pada Kongres Pemuda II dengan putusan Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Kedua, 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara yuridis tanggal 18 Agustus 1945 UUD RI 1945 bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Ketiga, 2 Mei 1926 mengacu pada usulan M. Tabrani pada Kongres Pemuda I mengusulkan nama bahasa Indonesia dalam butir ketiga ikrar pemuda untuk menentang usul M. Yamin. Dalam Anak Nakal Banyak Akal (1979) Tabrani menceritakan ia menolak nama bahasa Melayu sebagai nama bahasa persatuan karena tumpah darah dan bangsa disebut Indonesia, bahasa persatuannya disebut bahasa Indonesia. Keempat, 10 Januari 1926 tanggal ini kali pertama nama bahasa Indonesia muncul dalam sejarah Indonesia pada tulisan Tabrani berjudul Kasihan di koran Hindia Baroe. Kelima, 11 Februari 1926 tanggal Tabrani menulis artikel di Hindia Baroe berjudul Bahasa Indonesia (https://www.jawapos.com/) 

Lantas bagaimana sejarah Hari Bahasa Indonesia, kapan? Seperti disebut di atas, Bahasa Indonesia dan nama Bahasa Indonesia dihubungkan dengan nama Mohamad Thabrani dan Kongres Pemuda Tahun 1926 dan 1928. Apakah benar? Lalu bagaimana sejarah Hari Bahasa Indonesia, kapan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja. Dalam hal ini saya bukanlah penulis sejarah, melainkan hanya sekadar untuk menyampaikan apa yang menjadi fakta (kejadian yang benar pernah terjadi) dan data tertulis yang telah tercatat dalam dokumen sejarah.

Hari Bahasa Indonesia, Kapan? Apakah Nama Bahasa Indonesia Terkait Kongres Pemuda Tahun 1926 dan 1928?

Saat orang Indonesia belum menyadari nama Indonesia, sudah sejak 1850 nama Indonesia disebut (oleh seorang Inggris) Richard Logan. Lalu kemudian seorang Jerman Adolf Bastian mengadopsi bnama Indonesia dan menggunakannnya secara intens. Cornelis van Vollenhoven, seorang ahli hukum adat di Hindia juga mengadopsi nama Indonesia.


Sejak buku Adolf Bastian berjudul ‘Indonesien oder die Insein des Malayischen Archipels’ diterbitkan tahun 1884, nama Indonesia semakin banyak yang mengadopsinya dari waktu ke waktu. Sejak 1884 majalah ilmiah Tijdschrift van het Aardrijkskundig Genootschap terus menginformasikan nama Indonesia di dalam sejumlah artikel yang dimuat. Pada tahun 1889 Dr C Snouck Hurgronje menulis buku yang berjudul ‘Mekka’ yang diterbitkan tahun1889 di Den Haag juga menggunakan nama Indonesia. Pada tahun 1890 Johann Dietrich Eduard Schmeltz menulis buku yang berjudul ‘Indonesische Prunkwaffen’ yang diterbitkan tahun1890. Adolf Bastian sendiri tetap konsisten menggunakan nama Indonesia seperti dalam bukunya berjudul ‘Java’ (berbahasa Jerman) yang diterbitkan pada tahun 1893 di Leiden dan buku berjudul ‘Lose Blätter aus Indien’ (berbahasa Jerman) yang diterbitkan pada tahun 1898 di Batavia. Nama Indonesia dari sisi Jerman, yang juga diamini orang Belanda secara masif ini, terkesan seperti ‘serangan balik’ ke sisi Inggris yang secara sporadik mempopulerkan nama Melayu. Publikasi nama Indonesia selanjutnya: TJ Bezemer en H Kern berjudul Volksdichtung aus Indonesien: Sagen, Tierfabeln und Märchen diterbitkan tahun 1904 oleh drukker/uitgever Nijhoff. Banaspati berjudul Van Indonesische weefsels diterbitkan tahun 1905. Alb. C. Kruyt berjudul Het animisme der Indonesiërs diterbitkan Van Sijn tahun 1906. Albertus Christiaan Kruyt berjudl De Indonesische rechter in het hiernamaals diterbitkan tahun 1907 oleh penerbit Müller. C Spat berjudul Het Indonesisch heidendom diterbitkan tahun 1909 oleh drukker/uitgever De Koninklijke Militaire Academie. Buku berjudul Herziening van het vervreemdingsverbod voor Indonesische gronden diterbitkan tahun 1916. JC van Eerde menerbitkan buku berjudul Over de verwanten van de Indonesiërs yang diterbitkan drukker/uitgever De Bussy pada tahun 1917.

Lantas bagaimana dengan orang pribumi sendiri? Pada tahun 1917 di Belanda diadakan Kongres Hindia. Kongres ini diikuti oleh pelajar/mahasiswa asal Hindia (Belanda, Cina dan pribumi) antara lain Indische Vereeniging (Perhimpoenan Hindia), organisasi yang digagas oleh Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan pada tahun 1908 dan Chung Hwa Hui, organiasi pelajar/mahasiswa Cina di Belanda didirikan pada tahun 1911. Ketua Kongres Hindia pada tahun 1917 dipimpin oleh HJ van Mook. Dalam forum kongres itu, yang berbicara mewakili Indische Vereeniging antara lain Sorip Tagor Harahap, Dahlan Abdoellah dan Goenawan Mangoenkoesoemo.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Apakah Nama Bahasa Indonesia Terkait Kongres Pemuda Tahun 1926 dan 1928? Nama Indonesia dan Nama Bahasa Indonesia

Tunggu deskripsi lengkapnya


 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar