Selasa, 17 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (595): Pahlawan Indonesia – Sumber Tiongkok dan Penulisan Sejarah Indonesia; Data Teks Prasasti Candi

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Wilayah (kerajaan) Tiongkok adalah satu hal. Hal lain dalam hal ini adalah wilayah (kerajaan-kerajaan) di Nusantara (baca: Indonesia). Seperti halnya wilayah lebih jauh India, Arab, Afrika dan Eropa, interaksi Tiongkok dan Nusantara juga terjadi. Selama interaksi yang ada hanya dapat dipahami dari sumber sejarah seperti prasasti dan candi-candi. Sumber tertulis (seperti dari Eropa), sejarah Nusantara juga dapat dipelajari dari sumber tertulis dari (daratan) Tiongkok. Sumber Tiongkok (pada dinasti yang berbeda) dapat dianggap telah melengkapi (menyempurnakan) dalam penulisasn narasi sejarah Nusantara.

Sejarah Tiongkok adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Peradaban Tiongkok berawal dari berbagai negara kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum. Sejarah tertulis Tiongkok dimulai sejak Dinasti Shang (1750-1045 SM). Cangkang kura-kura dengan aksara Tionghoa kuno yang berasal dari Dinasti Shang memiliki penanggalan radiokarbon hingga 1500 SM. Budaya, sastra, dan filsafat Tiongkok berkembang pada zaman Dinasti Zhou (1066-221SM) yang melanjutkan Dinasti Shang. Dinasti ini merupakan dinasti yang paling lama berkuasa dan pada zaman dinasti inilah aksara Tionghoa modern mulai berkembang. Dinasti Zhou terpecah menjadi beberapa negara kota, yang menciptakan Periode Negara Perang. Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan ini dan mendirikan kekaisaran pertama Tiongkok. Pergantian dinasti dalam sejarah Tiongkok telah mengembangkan suatu sistem birokrasi yang memungkinkan Kaisar Tiongkok memiliki kendali langsung terhadap wilayah yang luas. Pandangan konvensional terhadap sejarah Tiongkok adalah bahwa Tiongkok merupakan suatu negara yang mengalami pergantian antara periode persatuan dan perpecahan politis yang kadang-kadang dikuasai oleh suku bangsa asing (non-Han), yang sebagian besar terasimiliasi ke dalam populasi Suku Han. Pengaruh budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi, ekspansi, dan asimilasi yang bergantian, menyatu untuk membentuk budaya Tiongkok modern. Dinasti dalam sejarah Tiongkok dapat dibaca dalam laman Wikipedia yang meliputi kronologi dinasti dalam sejarah Tiongkok, pergantian antar dinasti. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah sumber Tiongkok dan penulisan sejarah Indonesia? Seperti disebut di atas, peradaban Tiongkok sudah tua yang telah membentuk dinasti ke dinasti. Sumber-sumber pada dinasti-dinasti ada yang terkait dengan sejarah Nusantara. Lalu bagaimana sejarah sumber Tiongkok dan penulisan sejarah Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia – Sumber Tiongkok dan Penulisan Sejarah Indonesia; Teks, Prasasti, Candi

Sejak kehadiran orang-orang Eropa, yang dimulai orang Portugis, sumber data dari Tiongkok tidak terpikirkan. Sumber yang dari Portugis sudah cukup menjelaskan kaitan Tiongkok dengan tempat-tempat di Nusantara. Orang-orang Portugis mendapatkan sumber dari arah barat di India dan orang-orang Arab serta orang Moor. Laporan-laporan Portugis tentang Tiongkok dari waktu ke waktu semakin banyak sejak Tome Pires dan Mendes Pinto. Pada era VOC sumber data Tiongkok belum diangga penting. Baru pada era Pemerintah Hindia Belanda sumber data Tiongkok dianggap penting terutama kebutuhan para peneliti Inggris dan Belanda. Sejak inilah para ahli dan penulis Tiongkok menganggap penting catatan Tiongkok dari dinasti ke dinasti dalam penyelidikan sejarah, tidak hanya bagi orang Tiongkok tetapi juga para ahli asing.

Pengumpulan data dari catatan Tiongkok dari dinasti ke dinasti secara formal baru dimulai ketika para ahli Belanda dan ahli Inggris menemukan adanya hubungan Tiongkok dan Nusantara dalam konteks penyelidikan sejarah-sejarah kuno di Jawa khususunya Madjapahit dan di Sumatra khususnya Sriwijaya. Para penyelidik Belanda awalnya kurang perhatian, meski sudah diawali sejak lama oleh penyelidik sejarah Inggris. Penemuan-penemuan baru tentang kepurbakalaan di Sumatra telah memicu para penyelidik sejarah Belanda untuk menjalin kontak intens dengan para penyelidik sejarah Inggris. Dalam perkembangannya, kehadiran mahasiswa-mahasiswa Cina asal Tiongkok dan asal Hindia di Eropa/Belanda membuat peta jalan para penyelidik sejarah Belanda dan Inggris mendapat dukungan.

Groeneveldt adalah orang Inggris pertama yang terus melengkapi koleksi bahan-bahan dari Tiongkok.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sumber Tiongkok dan Penulisan Sejarah Indonesia: Menggali Lebih Banyak Data dari Sumber Tiongkok

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar