Kamis, 24 September 2020

Sejarah Manado (40): Pecinan (China Town) di Kota Manado; Riwayat Orang-Orang Cina di Semenanjung Sulawesi Sejak VOC

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini 

Pecinan (Chinatown) terdapat di berbagai tempat. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai negara, bahkan di Amerika Serikat. Sebelum ada pecinan di Eropa dan Aerika Serikat sudah ada pecinan di Indonesia (baca: Hindia) bahkan sejak era VOC. Di era VOC, pecinan sudah terbentuk di Batavia, Semarang dan Soerabaja, Pada era Pemerintah Hindia Belanda jumlah pecinan semakin banyak, di Buitenzorg, Bandoeng, Padang dan sebagainya. Lantas sejak kapan pecinan terbentuk di Manado?

Pecinan (Chinatown) adalah suatu area di dalam wilayah kota dimana terdapat atau bermukim orang-orang Cina yang membentuk suatu perkapongan (kampement). Jika jumlahnya mencukupi pemerintah kota mengangkat salah satu diantara komunitas itu dijadikan sebagai pemimpin. Di Hindia Belanda, status kepemimpinan ini diakui oleh pemerintah dengan menetapkan pangkatnya luitenant, kaptein atau majoor (tergantung besarnya populasi mereka). Para pemiimpin ini diberi gaji oleh pemerintah. Para pemimpin ini cenderung adalah individi yang memiliki pengaruh ke dalam komunitasnya dan memiliki kemampuan secara pribadi berkomunikasi dengan pemerintah atau kelompok penduduk lainnya.

Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Namun bagaimana permulaan itu dicatat? Jika terbentuknya pecinan sejak permulaan jauh di masa lampau maka itu masuk dalam ranah sejarah. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, sejarah adalah narasi fakta dan data. Okelah, untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 23 September 2020

Sejarah Manado (39) Sejarah Kebandaraan Sulawesi Utara Dimulai di Kakas; Bandara Mapanget Menjadi Bandara Sam Ratulangi

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini 

Pada masa ini di provinsi Sulawesi Utara terdapat sejumlah lapangan terbang atau bandar udara (bandara) baik yang berskala nasional, internasional maupun berskala perintis. Yang tertua adalah bandara Sam Ratulangi yang dulu disebut lapangan terbang Mapanget dan yang terbaru adalah bandar udara perintis di pulau Miangas. Semua itu bermula dari satu satu, yakni lapangan terbang di Kakas (Minahasa).

Bandara terbesar di provinsi Sulawesi saat ini adalah bandara (internasional) Sam Ratulangi yang berjarak 13 kilometer di sebelah timur laut dari kota Manado. Pada awalnya bandara Sam Ratulangi ini dikenal sebagai lapangan terbang Mapanget. Lapangan terbang lainnya di provinsi Sulawesi Utara masa ini adalah lapangan terbang di Bolaang (Kabupaten Bolaang Mongondow; bandara Melonguane (kabupaten Kepulauaan Talaud); bandara Siau (kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro); bandara Indonesia (nasional) Naha (kabupaten Kepulauaan Sangihe); dan bandara yang baru yang berada di pulau Miangas (kabupaten Kepulauan Talaud).

Bagaimana sejarah kebandaraan di provinsi Sulawesi Utara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Seperti disebut di atas, bermula di Minahasa (Kakas). Mengapa? Lalu mengapa dibangun bandara baru di Mapanget untuk menggantikan Mapanget? Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 22 September 2020

Sejarah Manado (38): Pulau Meares, Kini Marore atau Maru di Kepulauan Sangihe; Penanda Navigasi, Kini Tapal Batas Negara

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini

Pulau terluar di utara Sulawesi tidak hanya Miangas, juga ada pulau Meares (kini disebut pulau Marore atau pulau Maru). Apa pentingnya pulau ini pada masa kini karena menjadi penanda tapal batas antara negara Filipina dan negara Indonesia. Pada masa lampau, pulau ini menjadi pananda navigasi untuk kapal-kapal Hindia Belanda (dengan Spanyol dan Amerika Serikat).

Pulau Meares atau pulau Marore atau pulau Maru pada masa ini menjadi bagian dari wilayah kecaatan Tabukan Utara, kabupaten Kepulauan Sangihe. Posisi GPS pulau ini berada di sebelah utara dari pulau Sangihe (Groot Sangir) dengan koordinat 4° 44′14″ LU dan 125° 28′42″ BT. Pulau ini sedikit memanjang dari barat daya ke timur laut dengan luas sekitar 3 Km2. Jumlah penduduk sekitar 800 jiwa. Pada masa ini di pulau tersebut telah ada pos TNI-AL, kantor perhubungan, kantor bea dan cukai,

Lantas apakah ada sejarah pulau Marore? Nah, itu dia. Tidak tahu maka ingin tahu. Yang jelas nama pulau Marore atau pulau Maru tempo doeloe dicatat pulau Meares. Lalu bagaimana sejarahnya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.