*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Ferry Sonneville dan Rudi Hartono jago bulu tangkis Indonesia? Jangan geer dulu. Permainan olahraga bulu tangkis (badminton) belumlah lama. Itu baru muncul pada tahun 1908. Pertandingan bulu tangkis kali pertama diadakan di Jakarta (Batavia) ketika diadakan Kejuaraan badminton seluruh West Java (Jawa Barat) pada tahun 1934. Juaranya adalah Then Giok Soei. Untuk junior jagonya di Batavia adalah Indra Loebis. Setahun kemudian dilakukan kejuaraan bulu tangkis pertama di Oost Java (Jawa Timur) di Soerabaja pada tahun 1935. Juaranya adalah S. Loebis. Mereka ini adalah jago-jago bulu tangkis terawal di Indonesia (ketika Ferry Sonneville masih bayi dan Rudi Hartono belum lahir).
Ferry Sonneville dan Rudi Hartono jago bulu tangkis Indonesia? Jangan geer dulu. Permainan olahraga bulu tangkis (badminton) belumlah lama. Itu baru muncul pada tahun 1908. Pertandingan bulu tangkis kali pertama diadakan di Jakarta (Batavia) ketika diadakan Kejuaraan badminton seluruh West Java (Jawa Barat) pada tahun 1934. Juaranya adalah Then Giok Soei. Untuk junior jagonya di Batavia adalah Indra Loebis. Setahun kemudian dilakukan kejuaraan bulu tangkis pertama di Oost Java (Jawa Timur) di Soerabaja pada tahun 1935. Juaranya adalah S. Loebis. Mereka ini adalah jago-jago bulu tangkis terawal di Indonesia (ketika Ferry Sonneville masih bayi dan Rudi Hartono belum lahir).
Bataviaasch nieuwsblad, 08-10-1934 |
Lantas bagaimana sejarah permainan olah raga bola tepok ini bermula di Jakarta? Itu harus dimulai ketika kali pertama diadakan kejuaraan badminton seluruh West Java yang diadakan di Batavia (baca: Jakarta) pada tahun 1934. Sejak itulah permainan olah raga bulu tangkis ini populer dan terus berkembang hingga muncul nama-nama seperti Rudi Hartono dan Liem Swie King. Untuk menambah pengetahuan kita mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sumber
utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat
kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Kejuaraan Badminton West Java, 1934: Then Giok Soei dan Indra Loebis
Permainan badminton (bulu tangkis) sangat populer
di Medan. Boleh jadi itu karena faktor Inggris. Hal ini karena kedekatan Medan
dengan wilayah Semenanjung (Penang dan Singapoera), wilayah kekuasaan Inggris.
Faktor lain juga karena populasi orang Inggris terbanyak di Hindia berada di
Province Oost Sumatra, utamanya di Medan. Permainan badminton sangat populer di
Inggris.
Pada
bulan Maret 1932 di Medan diselenggarakan turnamen badminton yang disebut Badminton
Kampioenschappen 1932 (lihat De Sumatra post, 24-11-1931). Turnamen ini disponsori
oleh jaringan toko orang Inggris Rose & Co di Medan, yang berpusat di India
(Inggris). Turnamen ini dapat dianggap sebagai pertandingan pertama badminton
di Hindia (baca: Indonesia).
Boleh jadi karena turnamen badminton di Medan
ini, setidaknya 14 klub badminton orang Tionghoa di Batavia disatukan dalam
satu federasi pada tahun 1933. Federasi ini disebut Batavia Chinese Badminton
Federation. Di bawah payung federasi pada tahun 1934 diselenggarakan kejuaraan
yang pertama yang diberi nama Badminton Om West-Java Kampioenschap (lihat Bataviaasch
nieuwsblad, 05-09-1934). Disebutkan kejuaraan ini bersifat terbuka (open) yang
dibagi ke dalam dua kategori singel dan double. Pertanidngan akan dilangsungkan
pada tanggal 14 September di lapangan klub badminton Hua Chiao (Hua Chiao
Institute) di jalan Prinsenlaan No. 18 Batavia.
Peserta
yang mendaftar sangat banyak, tidak hanya dari Batavia tetapi juga dari luar
Batavia termasuk pemain terbaik dari Buitenzorg Badminton League (lihat Het
nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 10-09-1934). Jumlah yang mendaftar
tidak kurang dari 60 orang. Disebutkan perserta termasuk beberapa yang telah
berkompetisi di luar negeri dalam satu atau lebih kompetisi utama. Mereka itu
berasal dari Medan dan Singapoera.
Dalam pertandingan pada babak pertama (Round-1) yang
dibuka pada tanggal 14 September semua pemain Eropa/Belanda berguguran dan tak
satu pun yang melangkah ke babak selanjutnya. Level permainan mereka sangat
rendah. Hal ini karena pemain-pemain Eropa/Belanda belum ada yang membentuk
klub (asosiasi). Babak kedua akan dilanjutkan pada hari Minggu berikutnya.
Di
antara hari-hari penyelengaraan kejuaraan West Java, juga berlangsung kompetis
antar klub internal Batavia Chinese Badminton Federation, Juga direncanakan
akan diadakan pertandingan beregu antara antara tim Batavia Chinese Badminton
Federation (kelas-2) dan tim Buitenzorg Badminton League (kelas-1).
Pada babak kedua pertandingan semakin seru dan
penonton semakin banyak. Ada beberapa satu pertandingan yang harus
menyelesaikan babak pertama karena minggu sebelumnya ditunda (dihentikan)
karena gelap. Dalam babak kedua ini sudah disediakan penerangan dan
pertandingan dapat dilangsungkan pada malam hari. Semua pertandingan dapat
diselesaikan dan hanya menyisakan pertandingan semifinal dan final yang
dijadwalkan tanggal 7 Oktober untuk singer dan tanggal 14 Oktober untuk double
(lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 24-09-1934).
Hasil
dari pertandingan babak semifinal Albert KG Lim dari Singapoera mengalahkan Sjarifoedin
dari Medan dan Sharif (juga dari Medan) dikalahkan oleh Then Giok Soei (lihat Bataviaasch
nieuwsblad, 08-10-1934). Dalam perebutan tempat ketiga Sjarifoedin berhasil
mengalahkan Sjarif dengan kedudukan terakhir 15-13, 5-15 dan 15-12. Yang
menjadi juara adalah Then Giok Soei setelah mengalahkan Albert KG Lim dikalahkan
Then Giok Soei dengan skor 6-15, 13-13 (5-3) dan 3-15. Sang juara menerima
piala besar dari Lie Kwie Seng, piala dari perusahaan Faroka dan tiga piala lainnya
yaitu dari surat kabar harian Siang Po, dari Liem Coan Lian dan dari Albert KG
Lim dari Singapura. Pemenang kedua Albert KG Lim menerima piala dari Alfa
Sports.
Usai pertandingan final tunggal ini
diselengarakan pertandingan antara tim Batavia dan tim Buitenzorg. Tim Batavia
turun dengan juara-juara kategori 2, sedangkan tim Buitenzorg dengan
juara-juara kategori-1. Hasilnya adalah sebagai berikut.
Bataviaasch nieuwsblad, 08-10-1934 |
Yang menarik dari pertemuan antara tim Batavia
dan tim Buitenzorg ini terselip satu pemain non Tionghoa (Indra Loebis). Indra
Loebis meski dikategorikan sebagai pemain kelas-2 namun dari segi umur masih
belia (termuda). Indra Loebis berasal dari dari Afdeeling Padang Sidempoean
(Zuid Tapanoeli), setelah menyelesaikan pendidikan dasar Eropa (ELS) di Medan
tahun 1932 melanjutkan sekolah menengah (SMP) di Koningin Wilhelmina School
(KWS) di Batavia. Indra Loebis diberitakan lulus ujian masuk dan diterima di
KWS Batavia tahun 1932 (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie,
10-05-1932). Dalam hal ini Indra Loebis berumur sekitar 16 tahun. Besar dugaan Indra Loebis sudah
bermain dan ikut kompetisi di Medan (sebelum melanjutkan studi di Batavia).
Bataviaasch nieuwsblad, 15-10-1934 |
Indra Loebis telah menunjukkan bakatnya di dalam
permainan olah raga badminton, meski masih belia sudah mampu mengalahkan pemain
senior dari Buitenzorg. Apakah prestasi Indra Loebis akan berlanjut? Kita lihat
nanti.
Kompetisi Badminton Bond Batavia: Indra Loebis
Kampioenschap voor West-Java sudah digunakan
dalam berbagai kegiatan khususnya di bidang olah raga, seperti balap kuda,
sepak bola dan catur. Dalam hal ini, West-Java adalah suatu wilayah provinsi
yang dibentuk sejak 1921 yang mana sebagai ibu kota adalah Batavia. Di provinsi
West Java dimana terdapat ibu kota Pemerintah Hindia Belanda, Batavia kerap muncul
gagasan untuk dijadikan sebagai kompetisi skala regional (di luar Batavia) sebagai
pendahulu dalam kejuaraan yang lebih luas (nasional). Itulah mengapa Batavia
Chinese Badminton Federation membuat perhelatan yang meniru kejuaraan-kejuaraan
yang lain sebelumnya.
Seperti
yang sudah-sudah, kegiatan Kampioenschap voor West-Java diinisiasi oleh
orang-orang Belanda seperti balap kuda, sepak bola dan catur, Namun karena
permainan badminton kurang diminati oleh orang Belanda, maka inisiatif
penyelenggaraan kejuaraan West Java dilakukan oleh federasi Tionghoa.
Sebagaimana disebutkan di atas, Kampioenschap voor West-Java untuk bidang
badminton ini ternyata peminatnya sangat beragam, ada Eropa/Belanda dan juga ada
pribumi. Atas dasar ini, para pengurus Batavia Chinese Badminton Federation
mulai mendapat masukan dari berbagai pihak agar sifat asosiasinya lebih terbuka
(tidak hanya terbatas untuk orang/klub badminton Tionghoa).
Segera setelah penyelenggaraan Kampioenschap voor
West-Java, pengurus Batavia Chinese Badminton Federation melakukan rapat umum
(kongres). Sebagaimana disebut di atas, federasi ini dibentuk tahun 1933, maka
rapat umum ini adalah rapat evaluasi tahunan pertama dari federasi yang juga
menyampaikan laporan tahunan dan pemilihan pengurus baru. Kampioenschap voor West-Java
adalah salah satu program tersukses dari pengurus pertama dari federasi.
Het nieuws van den dag voor NI, 22-10-1934 |
Dalam perubahan nama federasi ini, selain ada
masukan dari pegiat badminton dari orang-orang Belanda dan pribumi di Batavia,
juga diduga ada arahan dari pemerintah kota (gemeente) Batavia untuk
menggunakan terminologi federation (yang berbau Inggris) menjadi bond (berbau
Belanda). Federasi-federasi lainnya yang sudah ada seperti voetbal dan catur
menggunakan terminologi bond (sarikat). Era baru dunia badminton di Batavia
dimulai.
Salah satu klub badminton di Batavia yang menanggapi perubahan
konfigurasi organisasi bndminton di Batavia ini adalah para pemain badminton
yang berasal dari Medan (yang umumnya bersekolah di Batavia) termasuk di
dalamnya Lauw Soen Hoat. Sebelumnya para pemain Medan ini ikut bergabung dengan
klub-klub terdekat dari tempat tinggalnya. Dengan adanya perubahan ini
tampaknya semua pemain asal Medan membentuk asosiasi (klub) sendiri. Klub
badminton asal Medan di Batavia ini diberi nama Family Club. Dua pemain asal
Medan yang sudah dikenal sebelumnya ikut bergabung, mareka itu adalah
Sjarifoedin (senior) dan Indra Loebis (junior). Dalam daftar pemain Family Club
juga termasuk nama Boerhan Loebis (junior).
De Indische courant, 18-10-1932 |
Kompetisi dalam Batavia Bond Badminton terdiri dari sejumlah klub
(asosiasi). Setiap asosiasi dapat membentuk tim utama kategori senior (klasse-1)
dan tim cadangan kategori junior (klasse- 2 atau klasse-3). Setiap klasse (divisi)
melakukan kmmpetisi sendir. Setiap tim sesuai kategori kompetisi (divisie) yang
diikuti membentuk formasi tiga singel dan dua double. Formasi ganjil
menyebabkan setiap tim hanya menang atau kalah (tidak ada imbang seperti dalam
voetbal dan catur). Pada akhir kompetisi peringkat tertinggi dalam pengumpulan
poin menjadi juara (seperti klassemen dalam voetbal). Tampaknya aturan promosi
dan degradasi belum diterapkan. Penempatan setiap tim dari semua klub
ditentukan di fase persiapan kompetisi apakah ditempatkan pada klasse (divisie)
mana. Pada tahun-tahun terakhir di kompetisi sepakbola Batavia (Bataviasche
Vorbalbond) sudah mulai diterapkan aturan degradasi/promosi.
Het nieuws van den dag voor NI, 27-02-1935 |
Family Club pada kategori tim utama
hanya berada pada posisi dua dari bawah klassemen, sementara tim kedua
yang terdiri antara lain Indra Loebis dan Boerhan Loebis berada pada peringkat
pertama klassemen. Indra Loebis dan Boerhan Loebis selain bermain tunggal juga
bermain ganda. Sejauh ini Indra Leobis belum pernah kalah. Family Club adalah
satu-satunya klub di Batavia yang anggotanya berasal dari luar Batavia (asal
Medan). Tidak hanya itu, pada tahun yang sama di kompetisi sepakbola Batavia
Voetball Bond satu-satunya tim yang asalnya dari luar Batavia adalah BVC
(Bataksche Voetbalclub). Demikian juga di dalam kompetisi catur di Batavia
orang-orang Tapanoeli, yang berasal dari luar Batavia sebagai satu-satunya yang
membentuk klub sendiri (klub catur Satoer Batak).
Pada awal tahun 1935 dalam sidang tahunan
Badminton Bond Batavia terbentuk pengurus baru. Dalam kepengurusan tahun
1935-1936 ketua terpilih adalah Oh Sien Hong (lihat Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 16-02-1935). Susunan lengkap pengurus adalah sebagai
berikut: Oh Sien Hong, Voorzitter; Am
Soe Tjong. Secretarispenningmeester; Ewep Kang Ko; Adri; Ma Tjoen Kiat; Tan
Tjie Kin; en Pee Tek Hap, Commissarissen. Untuk memimpin kompetisi ditunjuk Lim
Soe Tjong. Adri adalah anggota Family Club. Lalu kompetisi bergilir lagi.
Satu
hal yang pasti, dalam kompetisi Batavia Bond Badminton yang dimulai pada Maret
1935. bahwa Indra Loebis naik kelas di dalam klubnya menjadi pemain utama dan
masuk ke dalam tim utama Family Club. Itu berarti Indra Loebis ada peluang akan
bertemu dengan jagoan Batavia, Then Giok Soei (yang pernah menjuarai kejuaraan
West Java).
Pertemuan antara klub Family Club dan klub Hua
Chiao di kelas utama terjadi di awal kompetisi. Sekarang tim utama sudah ada
nama Indra Loebis. Sementara Hua Chiao masih bertumpu pada pemain utama mereka Then
Giok Soei. Kompetisi sebelumnya baik Indra Loebis maupun Then Giok Soei (yang
berbeda kelas) tiidak pernah terkalahkan oleh lawan-lawan mereka. Tampaknya pada
awal kompetisi ini Indra Loebis belum menjadi lawan buat Then Giok Soei. Ini
terlihat pada pertemuan antara Family Club vs Hua Chiao yang dilangsungkan pada
tanggal 10 dan 11 Maret 1935 (lihat Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 12-03-1935).
Het nieuws van den dag voor NI, 12-03-1935 |
Badminton Bond Soerabaja: S. Loebis di Soerabaja Juara Liga Oost Java
Peta 1935 |
Tampaknya S. Loebis telah dibajak oleh asosiasi
badminton di Madioen. Besar dugaan S. Loebis bersedia datang ke Madioen karena
ingin melatih para pemain badminton Madioen yang tengah bersemangat. Kota
Madioen kemudian menjadi kota kedua di Oost Java yang memiliki antusiasme dalam
permainan badminton. Kota Madioen kemudian mulai menantang (mengajak
bertanding) asosiasi badminton di Soerabaja. Jadilah pertandingan tim badminton
dua kota di Oost Java antara tim Madioen versus tim Soerabaja.
Pertandingan
antara tim Soerabaja dan tim Madioen ini mirip dengan pertandingan antara tim
Batavia dan tim Buitenzorg. Dalam pertandingan tim Batavia versus Buitenzorg yang
diadakan pada tahun 1934, tim Batavia kalah dari tim Buitenzorg 2-3. Indra
Loebis yang bermain untuk tim Batavia dapat mengalahkan lawannya dari
Buitenzorg.
Pada tahun 1936 kejuaraan di Oost Java dimulai. Bentuk penyelenggaraannya tidak seperti di West Java (open, kejuaraan terbuka), tetapi dengan bentuk pertandingan antar federasi. Oleh karena hanya baru dua kota yang membentuk federasi di Oost Java maka kejuaraan dilakukan dengan melakukan pertandingan beregu (13 partai) antara tim Soerabaja dan tim Madioen. Pertandingan kejuaraaan Oost Java ini dilangsungkan di Madioen (lihat De Indische courant, 15-04-1936).
Tidak dijelaskan bagaimana
konfigurasi pertandingan beregu ini apakah semuanya singel (putra) atau
kombinasi single dan double dengan komposisi tertentu. Pertandingan yang
menentukan adalah pertandingan yang terakhir karena 12 pertandingan telah
diselesaikan dengan skor 6-6. Pada pertandingan terakhir yang menyisakan jagoan
masing-masing menjadi puncak kejuaraan. Hal ini berbeda dengan catur yang dapat
dilangsungkan bersamaan dengan konfigurasi menurut rangking, juara klub lawan
juara klub dan seterusnya ke peringkat paling rendah. Pertandingan beregu
badminton tampaknya demikian, namun tidak semua pertandingan dapat
dilangsungkan bersamaan yang boleh jadi karena jumlah lapangan yang terbatas
(mungkin hanya dua lapangan). Dalam posisi menunggu, para penonton menunggu dua
jagoan masuk lapangan.
De Indische courant, 15-04-1936 |
Dalam pertandingan
kejuaraan Oost Java antara tim Soerabaja dan tim Madioen berakhir dengan sekor
6-7 yang mana sang penantang (Madioen) kalah. Tragisnya kekalahan ini justru di
babak penentuan yang dimainkan oleh S. Loebis. Untuk sekadar diketahui,
sejatinya S. Loebis masih dianggap publik sebagai pemain terkuat di Soerabaja. Bacharoedin
selama ini berada di bawah bayang-bayang S. Loebis.
De Indische courant, 16-04-1936 |
Dalam pertandingan
antara Bacharoedin dan S. Loebis sejatinya berimbang dan hanya diselesaikan
dengan deuce. Boleh jadi tidak seprima ketika bermain di Soerabaja. Kini, S.
Loebis di Madioen harus membagi perhatian antara melatih para anggotanya dan
latihan untuk dirinya sendiri. S. Loebis kelelahan di Madioen.
Namun tim Madioen jelas dalam hal
ini tim debutan yang berani menantang tim kuat Soerabaja yang sudah lama eksis.
Dengan kalah tipis antara tim Madioen masih sedikit bisa membuat tersenyum warga
Madioen karena bisa mengimbangi tim Soerabaja. Prestasi Madioen ini haruslah
tetap didedikasikan kepada sang suhu S. Loebis van Medan. Itulah drama
badminton di (province) Oost Java.
Sementara itu, di bond Batavia, kegiatan
badminton terus berkembang. Kompetisi internal Batavia Bond Badminton terus
berjalan. Nama Indra Loebis terus meroket. Semua pertandingan yang dilakukan
oleh Indra Leobis selama kompetisi internal Batavia dari tahun 1934 hingga
tahun 1936 belum pernah kalah. Dua tahun terakhir (sejak 1935) Indra Loebis
sudah dikategorikan sebagai pemain senior (kelasse-1). Dua Loebis asal Medan di
Jawa menjadi jawara badminton. Di Oost Java nama S. Loebis tidak terpatahkan (kecuali
satu partai di Madioen). Sementara Indra Loebis di West Java sudah menggantikan
posisi Then Giok Soei (juara singel perorangan Kejuaraan West Java tahun 1934).
Dalam
perkembangannya dunia badminton tetap meriah. Badminton Bond Batavia telah
berganti nama Bataviasche Badminton Unie (BBU) yang cenderung diasosiasikan
sebagai Chineesche Bond. Juga terbentuk asosiasi badminton PBID (diasosiasikan
sebagai Indonesische Bond/ISI) dan asosiasi badminton kantor/perusahaan dengan
nama BKBB (Bataviasche Kantoor-Badmintonbond).
Pada tahun
1941 diadakan pertandingan friendly game antara BBU dan BKBB (lihat Bataviaasch
nieuwsblad, 27-06-1941). Pertandingan ini dilakukan di lapangan jalan Prinsenlaan
18, Batavia. Tim BKBB adalah Single: 1. Sajoeto, 2. Amir Wahid, 3. Ishak, 4.
Iskandar (Soemarsono). Doublés: 1. Sajoeto/Amir Wahid 2. Ishak/Iskandar
(Soemarsono) 3. Ong Lian Bie/K. Hon Soey. Cadangan: Gouw Peng Ho, Mohd. Zen,
Soewandi, Tan Teng Hin, Joesman, Idris en Tan Loen Seng. Dalam perayaan jubilieum
(ultah kelima) BKBB diadakan pertandingan antara tiga federasi yang ada di
Batavia (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 25-08-1941). Pada tahun 1941 juga untuk
kali pertama diadakan friendly game antara tim kombinasi Batavia dan tim
kombinasi Bandoeng (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 31-10-1941). Tim kombinasi
Batavia terdiri dari jagoan-jagoan dari tiga federasi yang ada di Batavia yakni
BBU, PBID dan BKBB. Pemain-pemaian tim Batavia antara lain Oei Hok Tjoan (juara
Batavia 1941), Sajoeto, Lim Soei Liong, Then Giok Soey (juara tempo doeloe),
Amir Wahid, Bong Kong Soen, Gan Tion Keng dan Koesoemajadi. Pertandingan
dilangsungkan di lapangan bersejarah (lapangan) BKBB di jalan Prinsenlaan 18
Batavia.
Lantas dimana Indra Loebis? Di Batavia nama Then Giok
Soey masih ada. Then Giok Soey yang kini bermain di double berpasangan dengan Lim
Soei Liong dalam kejuaraan West Java sebagai juara. Juara Batavia pada saat ini
adalah Oei Hok Tjoan. Juga nama S. Loebis di Oost Java tidak pernah muncul
lagi.
Badminton pada Era Perang
Era kelonial Belanda berakhir, pendudukan militer
terjadi pada tahun 1942. Tidak ada informasi yang diketahui tentang badminton
selama pendudukan militer Jepang. Demikian juga pada awal perang kemerdekaan sulit
mendapatkan informasi. Kegiatan badminton baru muncul kembali pada pertengahan
tahun 1947 (lihat Het dagblad : uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te
Batavia, 19-07-1947). Saat itu Indonesia terbelah: wilayah yang dikuasai
(kembali) oleh Belanda/NICA dan wilayah yang dikuasai oleh para Republiken Indonesia.
Di
wilayah yang dikuasai Belanda/NICA muncul suatu kejuaraan rintisan diadakan di
Batavia yang diadakan di lapangan Chung Hua di jalan Prinsenlaan No. 65.
Kejuaraan ini seakan kembali ke masa lampau di tahun 1934. Dalam kejuaraan ini
muncul empat nama dalam semifinal: Lim Soei Liong vs Then Giok Soey dan Song
Tiang Who vs Tan Tjin Ho. Dalam hal ini nama Then Giok Soey kembali eksis
sebagai pemain badminton veteran. Then Giok Soey di semifial justru bersaing
dengan bekas pasangannya double Lim Soei Liong ketika menjuarai Kejuaraan West
Java sebelum perang (semasih era kolonial Belanda). Dalam perkembangannya
terbentuk Bataviase Badminton Bond (lihat Het dagblad : uitgave van de
Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 26-09-1947). Bond baru ini akan
menyelenggarakan kejuaraan Kampioen van Batavia. Nama Then Giok Soey masih
muncul. Dalam partai semifinal Then Giok Soey yang sudah berumur 37 tahun harus
takluk dari lawannya.
Sementara di Batavia orang-orang Tionghoa
menggiatkan kembali badminton, di Medan kegiatan badminton mulai dilakukan oleh
orang-orang Eropa (lihat Het nieuwsblad voor Sumatra, 13-09-1948). Di Soerabaja
juga kembali dibentuk bond badminton atas sokongan Chung Hua Tsing Nien Hui
(lihat Nieuwe courant, 15-11-1948). Pada bulan Juli 1949 Chung Hua Tsing Nien
Hui (CHTNH) Batavia mengundang tim badminton CHTNH/SBB Soerabaja (lihat De
vrije pers: ochtendbulletin, 12-07-1949). Dalam pertandingan ini juga turut
serta tim dari BBU dan PORI. Nama Then Giok Soey tidak muncul lagi. Then Giok
Soey pensiun.
Era Pengakuan Kedaulatan Indonesia: Dari Ferry Sonneville (suksesi Then
Giok Soey) hingga Rudi Hartono (suksesi Indra Loebis)
Era baru badminton Indonesia dimulai. PORI
melakukan kongres pada tahun 1950 (lihat De locomotief : Samarangsch handels-
en advertentie-blad, 04-01-1950). Kedudukan dewan pusat masih di Jogjakarta.
Singkatan PORI diubah dari Persatuan Olahraga Republik Indonesia menjadi Persatuan
Olah-Raga Indonesia. Badan ini hanya berfungsi sebagai koordinasi, sementara
bidang-bidangnya membentuk dewan sendiri-sendiri secara otonom. Muncullah
organisasi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia disingkat PBSI (hasil kongres tanggal 5 Mei 1951 di Bandung).
Pekan
Olahraga Nasional diadakan di Djakarta (lihat De nieuwsgier, 22-05-1951). Pekan
olah raga ini yang disebut PON II juga menjadi ajang seleksi untuk membentuk
tim ke Olimpiade. Dalam pekan olahraga ini juga dipertandingkan badminton.
Pekan olahraga ini akan diselenggarakan dari tanggal 21-28 Oktober 1951.
Pada tahun 1952 Persatuan Bulutangkis Seluruh
Indonesia menyelenggarakan Kejuaraan Bulu Tangkis Nasional (lihat De nieuwsgier,
27-12-1952). Disebutkan Presiden menyediakan piala. Pertandingan ini akan
dimainkan di Djakarta antara 25 dan 28 Desember. Kejuaraan ini disebut sebagai Piala
Presiden. Juara tunggal putra adalah Ferry Sonneville (dari Djakarta) dan Ong
Hong Nio juara tunggal putri (lihat Java-bode : nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 29-12-1952).
Java-bode, 10-08-1953 |
Dalam sejarah bulu tangkis Batavia/Djakarta, Ferry
Sonneville adalah suksesi dari Then Giok Soey. Ferry Sonneville lahir di Batavia
tahun 1931 dan menjadi juara pada tahun 1953 pada usia 22 tahun. Sementara
tempo doeloe Then Giok Soey menjadi juara di Batavia tahun 1934 pada usia 24
tahun.
Ferry Sonneville (1955) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar