*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini
Frits,
anak seorang pendeta yang lulus Sekolah Tinggi Teologi di Belanda. Frits sejak
kanak-kanak sudah sangat menyukai permainan catur. Ketika Frits berada di
Belanda sempat bertanding dan mengalahkan Max Euwe (Juara Catur Belanda yang
kemudian menjadi Juara Catur Dunia). Frits juga seorang aktivis mahasiswa yang
tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda yang
memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Frits lebih terkenal sebagai
pecatur dan penulis catur daripada seorang pendeta dan pengkhotbah.
Memang tidak ada salahnya seorang pecatur menjadi pendeta, atau sebaliknya tidak dilarang seorang pendeta menggemari permainan catur. Namun kombinasi dua profesi ini sangat jarang terjadi. Tidak hanya itu, Frits juga adalah seorang dosen sejarah di Akademi Wartawan di Djakarta. Pada era Hindia Belanda sudah banyak buku-buku tentang permainan catur yang ditulis dan demikian juga dengan buku sejarah catur. Dalam hal ini, FKN Harahap kemudian juga dikenal sebagai penulis buku catur termasuk buku Sejarah Catur di Indonesia (1986). FKN Harahap juga terbilang produkstif menulis buku. Buku-buku lainnya yang ditulis FKN Harahap antara lain Bagaimana Bermain Catur (1965); Kejuaraan Dunia Sepak Bola Antar Negara (1974); Tokoh-Tokoh Dunia Dalam Lapangan Berpikir (1978); Kejuaraan Dunia Catur (1979); Pembukaan Pembukaan Catur: Jilid 1. Pertahanan Ruy Lopez (Spanyol) (1981); Catur Wanita (1980)’ Pembukaan-Pembukaan Catur Pertahanan Siciilia; Botwinnik Pemain Catur Terhebat; Belajar Main Catur dari Master-Master Internasional dan Nasional (1987).
Lantas bagaimana sejarah FKN Harahap dan para penulis buku catur di Indonesia? Seperti disebut di atas, FKN Harahap adalah seorang pemain catur, yang kemudian menjadi penulis buku. Buku-buku catur sejak era Hindia Belanda hingga Republik Indonesia. Lalu bagaimana sejarah FKN Harahap dan para penulis buku catur di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
FKN Harahap dan Para Penulis Buku Catur di Indonesia; Buku-Buku Catur Sejak Era Hindia Belanda hingga Republik Indonesia
Frits Kilian Nocolas tidak lahir di Padang Sidempoean, tetapu lahir di Depok tanggal 5 Maret 1917. Ayahnya, Emil Harahap lahir di Padang Sidempoean. Frits dengan nama F Harahap pada umur 15 tahun sudah termasuk pemain catur yang disegani. Namun anehnya, Frits bukan pemain catur yang masuk tim Depok, tetapi tim dari salah satu klub di Batavia (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 19-04-1932).
Ayah Frits di Depok, Emil Hartahap adalah seorang guru dan sekaligus pendeta di Depok. Ayahnya pada
tahun 1915 mempublikasikan buku Kamus Logat Melayu (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 26-01-1915). Keluarga
mereka di Depok tampaknya cukup berada. Pada tahun 1923 ayahnya memasang iklan
di surat kabar dua rumah untuk disewakan (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie,
20-01-1923).
Siapa yang menjadi guru catur Frits di Depok. Yang jelas di Depok sudah ada klub catur, yang mana pada tahun 1923 para pemain carur Depok dan Buitenzorg bergabung melawan klub catur De Pion di Batavua (lihat De Preanger-bode, 04-12-1923). Salah satu pemain Depok dalam pertandingan tersebut orang pribumi adalah LE Loen. Di klub De Poin juga ada pemain pribumi seperti Dr W Gerungan, T Kandow dan A Mantik.
Tentu saja tidak ada guru dalam permainan catur. Aturan permainan catur
mudah dipelajari. Banyak bermain dan berdiskusi adalah cara untuk menjadi
pemain catur yang andal. Namun itu tetap tidak cukup. Pemain catur juga umumnya
membaca buku-buku catur yang telah ditulis yang dijual di toko buku. Sementara
itu di berbagai surat kabar di Hindia sudah sejak lama ada rubrik catur, yang
tidak hanya menyajikan problem catur juga ada analisis-analisis dalam
pertandingan catur. Buku-buku catur yang
beredar di Hindia awalnya buku-buku catur yang ditulis oleh pemain atau penulis
catur di Belanda, antara lain: Het Schaakproblem: Theorie en Practijk door HJ
den Hertog diterbitkan di Belanda 1906; Nederlansdsche Scahakproblem door B van
Eelde (1907); Handleiding tot het Schaakspel Naar het Hoogduitsch van GR
Neumaan door HJ den Hertog (1907); Tentu saja para pemain catur di Hindia juga
dapat berlagangan majalah catur di Belanda (sejak 1892) dan majalah catur di
Hindia (sejak 1915).
Pada tahun 1931 nama Frits Harahap diberitakan di Batavia. Frits Harahap disebutkan salah satu pecatur di Batavia yang mengalahkan pecatur hebat dari Tanah Karo, Si Hoekoem yang melakukan tur di Jawa dalam pertandingan simultan (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 20-04-1931).
Si Hoekoem adalah penerus pecatur hebat Si Narsar dari Tanah Karo. Nama
Si Hoekoem terkenal setelah tur juara catur Belanda.De Max Euwe di Hindia. Di
Medan, Max Euwe langsung menghadapi kejuatan (lihat Algemeen Handelsblad,
21-08-1930). Disebutkan Dr Max Euwe mendapat lima kemenangan dan sekali imbang
dalam pertandingan yang dilangsungkan di Medan, 20 Agustus. Dr Max Euwe
mengalahkan trio terkuat Medansche
Schaakvereeniging, Mr. Lantzius, Meurs dan Basoeki. Selain tiga itu, Dr. Euwe
juga melakukan pertandingan terhadap tiga pecatur terkuat Tanah Karo, Si Prang,
Si Toemboek dan Si Hoekoem. Dr. Euwe bermain imbang dengan Si Tomboek. Pada
hari berikutnya, Dr. Euwe melakukan pertandingan simultan dengan sebanyak 36
partai sekaligus termasuk trio terkuat Tanah Karo (lihat Het Vaderland: staat-
en letterkundig nieuwsblad, 22-08-1930). Sebanyak 34 partai dimenangkan oleh Dr
Euwe dan dua remis dengan Si Hoekoem, dan Si Toemboek. Setelah dari Medan, Dr Euwe
di Jawa penasaran dengan para pecatur Batak (lihat Algemeen Handelsblad edisi
01-10-1930). Disebutkan Dr. Euwe bahwa dia telah bertemu salah satu komunitas
catur yang memiliki karakteristik yang unggul dari pribumi Batak di Deli,
anak-anak Batak itu, meski tidak bisa berbicara sempurna bahasa Melayu, tetapi
mereka sangat luar biasa, sekalipun tidak pernah kontak dengan bangsa
Eropa/Belanda, namun kekuatan bermain mereka setara dan sangat mirip dengan
kita orang Eropa/Belanda. Memang mereka tidak memiliki teori pembukaan tapi di
dalam permainan gerakan mereka sangat taktis, terbilang sangat cepat dan bahkan
mereka punya endgames yang sempurna. Fakta bahwa anak-anak Batak adalah master
dalam endgame. Sepantasnya mereka diletakkan dalam posisi master di dalam
permainan catur. Saya harus mengakui wawasan intuitif mereka yang sebenarnya.
Saya dengar mereka bahkan mengalahkan Dr Lantzius dalam kontes sebelumnya. Saya
berharap bertemu lagi dalam pertemuan kedua nanti di akhir tur saya (di Hindia
Belanda), aku punya rencana, menjelaskan kepada sejumlah pecatur Batak beberapa
permainan akhir (endgames) yang lain. Kesan umum saya sejauh ini adalah bahwa
kehidupan catur di Hindia Belanda sangat menggembirakan. Kita harus mendorong
salah satu daerah yang memiliki kekayaan permainan catur di Tanah Batak
berkembang, sebagai kekecualian. Sebelum kemudian, setelah tur Jawa selesai, Max
Euwe mampir di Medan dalam perjalanan pulang ke Belanda (lihat Het volk,
09-10-1930). Disebutkan Dr Euwe melakukan pertandingan lagi dengan dua dari
tiga anak Batak yakni Si Hoekoem dan Si Prang tanggal 7 Oktober 1930. Dr. Euwe dapat
mengalahkan si Prang tetapi kalah sama Si Hoekoem. Lalu kemudian Dr. Euwe mewawancarai
langsung Si Hoekoem dengan bantuan penerjemah di gedung De Witte Societie Medan.
Hasil wawancara itu dirangkum Dr. Euwe dalam suatu tulisan yang dimuat dalam Het
volk: dagblad voor de arbeiderspartij, 25-10-1930. Disebutkan bahwa Dr Euwe tidak
menyangka bahwa Si Hoekoem bisa menganalisis permainan, mulai dari pembukaan,
gerakan dan endgame. Pertandingan antara Dr Euwe dengan dengan Si Hoekoem juga
dimuat dalam artikel itu. Intinya: Dr Euwe dalam tulisan menyatakan “salut
terhadap anak-anak Batak tersebut, terutama Si Hoekoem yang telah memberi saya
banyak pemahaman. Awalnya saya yakin menang, sebagaimana juga menurut penonton,
tetapi di akhir permainan Si Hoekoem melakukan gerakan diluar dugaan saya. Dan,
Si Hoekoem menang. Saya bisa menyimpulkan bahwa permainan game anak-anak Batak
murni intuitif--tidak text book. Saya salut, dan saya banyak belajar dari
mereka anak-anak yang cerdas itu”. Berita kekalahan Max Euwe di Medan bagaikan
‘viral’ di sejumlah surat kabar di Belanda dan di Batavia. Pecatur-pecatur di
Batavia juga mulai penasaran dengan Si Hoekoem. Lantas Si Hoekoem dari Tanah
Karo via Medan diundang para pecatur di Batavia untuk suatu pertandingan
simultan yang mana Si Hoekoem akan melawan 32 orang pecatur sekaligus
(simultan). Dalam pertandingan simultan di Batavia sebanyak 17 partai dimenangkan
Si Hoekoem (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 20-04-1931).
Disebutkan Si Hoekoem kalah dengan Rumate, Sarapung, Rhemrev, Gosal, Frits Harahap,
Marpaoeng, Kapten Dixon, Hoetabarat dan Sormin. Sementara dengan Borgman,
Westendorp, Siegers, NN, O'Brien dan Siregar berakhir remis.
Pada saat mengalahakan Si Hoekoem di Batavia tahun 1931, Frits Harahap masih berusi 14 tahun. Suatu usia sangat muda pada saat itu. Usia termuda sebelumnya yang mengikuti pertandingan resmi di Hindia adalah 15 tahun. Pada akhir tahun 1931 di Batavia didirikan klub catur baru yang diberi nama ‘Satoer Batak’ (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 28-12-1931). Disebutkan telah didirikan organisasi catur vereeniging van Batakschc schaker (Satoer Batak) yang diinisiasi oleh JH Hoetabarat (salah satu yang mengalahkan Si Hoekoem).
Soerabaijasch handelsblad, 29-04-1932: ‘Pertandingan yang dilangsungkan
pada 19 April antara dua klub terkuat di Batavia, yakni Schaakmat vs 'Satoer
Batak'. Pertandingan yang diselenggarakan di KSB itu dipadati oleh penonton
yang datang berbondong-bondong, yang ingin mengikuti permainan dua klub itu.
Pada partai-pertai awal banyak pemain Schaakmat 'dibantai' yang mana tim
'Satoer Batak' leading dengan memimpin 6-0. Urutan pertandingan dimulai dari
jagoan sampai yang lemah (seperti beregu dalam bulutangkis). Namun demikian,
hasil keseluruhan berakhir dengan skor 13 1/2 -12 ½. Pada partai pertama
berhadapan juara dari Java Champion Mr. WF. Werthelm dari klub Schaakmat
berhadapan dengan pimpinan klub 'Satoer Batak', Mr. JH Hoetabarat. Dalam
pertandingan ini pemain Schaakmat yang bertanding diantaranya Ehee, Ritman,
Lichtendahl, Frahm, Verstoep, Rumate, Rosmüller, dan Wensveen. Dalam
pertandingan ini Friys Harahap kalah lawan J Th Pistalnik’.
Pada tahun 1933 Frits Harahap berangkat ke Belanda dengan menumpang kapal Dempo (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 03-06-1933). Disebutkan kapal ss Dempo dari Batavia tanggal 7 Juni dengan tujuan akhir Rotterdam. Dalam manifes kapal nama non Eropa/Belanda juga terdapat Tan Siang Hien. Ada apa Frits Harahap berangkat ke Belanda? Untuk melanjutkan studi? Besar dugaan Frits telah melenyelesaikan sekolah menengah di Batavia.
Di Belanda Frits Harahap yang baru berusia 17 tahun ikut dalam turnamen catur Belanda (lihat Haagsche courant, 18-09-1934). Disebutkan turnamen catur di Zandvoort yang diselenggarakan oleh Zandvoortsche Schaakvereniging dalam rangka merayakan ulang tahunnya. Dalam turnamen ini termasuk Grand Master dari Latvia dan dan Juara Catur Belgia. Turnamen ini dibagi beberapa kategori: Eere Group (2 grup), Hoofdklass (10 grup), Eersteklasse (6 grup). Tweedeklaase (4 grup), Derdeklasss (3 grup). FKN Harahap berada dalam Eersteklasse, Grup-C yang terdiri dari empat pecatur yang mana FKN Harahap memiliki poin 1 (dua kali draw). Sepulang dari Belanda, FKN Harahap bergabung kembali bersama klubya ‘Satoer Batak’ dan menjadi bagian dari tim yang melawan Tim Klub Kramat (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 15-01-1935), melawan Schaakmat (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 13-02-1935), melawan klub Pion (Bataviaasch nieuwsblad, 02-04-1935), melawan Kramat (Bataviaasch nieuwsblad, 21-05-1935). Pada tahun 1935 Frits Harahap kembali mengikuti turnamen catur di Belanda (lihat Haagsche courant, 09-09-1935).. Disebutkan FKN Harahap berada dalam Eersteklasse, Grup-C yang terdiri dari empat pecatur yang mana FKN Harahap memiliki poin 1 (dua kali draw, dua kali kalah). Sepulang dari turnamen, FKN Harahap bergabung lagi dengan klubnya 'Satoer Batak' untuk melawan tim dari klub Kramat (Bataviaasch nieuwsblad, 16-11-1935). Dalam hal ini Frits Harahap dapat dikatakan orang pribumi kedua yang mengikuti turnamen catur di Belanda. Yang pertama adalah Mohamad Iljas mahasiswa di Delft yang mulai tahun 1917. Namun dalam perkembanganya bagaimana studii Mohamad Iljas tidak terinformasikan. Apakah Mohamad Iljas gagal dalam studi tetapi sukses bermain catur di Belanda? Nieuwe Haarlemsche courant, 18-02-1936 melaporkan F Harahap memenangkan gamenya pada pertandingan antara Heemstede I vs Bloemendaal I.
Salah satu game dalam
pertandingan yang dimainkan FKN Harahap di Haarlem yakni melawan Stavenhagen
sangat ketat. Pertandingan ini mendapat perhatian dari Dr. P Feenstra Kuiper
dan dijadikan sebagai bahan analisis yang dimuat dalam beberapa suratkabar antara lain surat kabar Provinciale
Overijsselsche en Zwolsche courant, 25-04-1936. Ini mengindikasikan bahwa FKN
Harahap di Belanda dapat mengimbangi permainan catur yang dilakukan oleh
pecatur Belanda di negeri Belanda. Permainan yang dilakukan oleh FKN Harahap
telah dianggap sebagai permainan yang perlu disimak dan dijadikan sebagai bahan
analisis.
Ini mengingatkan bahwa pada
tahun 1830 Dr. Max Euwe telah mengambil contoh pertarungannya sendiri melawan
Si Hoekoem untuk bahan analisisnya yang dimuat dalam surat kabar. Ini berarti
sudah ada dua nama pecatur Indonesia yang permainannya dicatat di dalam surat
kabar di Belanda.
Pada tahun 1937 FKN Harahap naik ke kelas enama di Chr Lyceunm (lihat Nieuwe Haarlemsche courant, 07-07-1937). De Telegraaf, 19-06-1938 melaporkan bahwa FKN Harahap di Chr. Lyceum, afd. Gymnasium di Haarlem termasuk dari 21 candidaten yang dinyatakan lulus dan mendapat gelar Diploma. FKN Harahap setelah meraih Diploma segera pulang ke tanah air. Namun belum lama di tanah air, FKN Harahap kembali lagi balik ke Belanda. Tentu saja belum sempat ikut klubnya ‘Satoer Batak’ untuk bertanding catur melawan klub lain. FKN Harahap akan melanjutkan studi sarjana di Vrije Universiteit. Soerabaijahsch handelsblad 12-09-1938 melaporkan kapal ss Johan de Witt, Zaterdag van Batavia naar Amsterdam. Di dalam daftar manifest kapal termasuk nama FKN Harahap yang memiliki tujuan akhir di Amsterdam.
Beberapa waktu kemudian, surat kabar Haagsche courant, 22-06-1939
melaporkan FKN Harahap di Vrije Universiteit telah berhasil menjalani prop
examen. FKN Harahap di Belanda menjadi anggota klub catur Haarlemsch Schaakgezelschap
(Haarlem's dagblad, 28-03-1940). FKN Harahap di Belanda menjadi anggota klub
catur Haarlemsch Schaakgezelschap (HSG). Dalam suatu pertandingan kejuaraan
antar klub catur di perserikatan (bond) yang berada di bagian utara
BelandaNoord-Holandsch Schaakbond, HSG menang 6-3 dengan lawannya (Haarlem's
dagblad, 28-03-1940). FKN Harahap berada pada Meja-7 melawan Sondorp. Dalam
pertandingan ini tidak disebutkan apakah FKN Harahap dapat memenangkan
permainan. Dalam hal ini, FKN Harahap yang menjadi andalan klub catur di
Belanda. Sebagaimana diketahui seperti disebut di atas sejak tanggal 15 Mei
1940 Belanda sepenuhnya dikuasai oleh Jerman. FKN Harahap juga berpartisipasi dalam
pertandingan catur seluruh Belanda. De
Maasbode, 22-08-1940: ‘Pertandingan klub besar di Hilversum putaran keempat.
Pertandingan ini dibagi ke dalam 13 grup yang masing-masing terdiri dari
delapan pecatur. Juara masing-masing grup akan melakukan kompetisi untuk
menentukan juara. Dalam kejuaraan nasional ini FKN Harahap berada di Grup-6.
Rotterdamsch nieuwsblad, 24-08-1940 melaporkan dalam partai lanjutan FKN
Harahap mengalahkan AM Hazevoet. Dalam partai-partai selanjutnya belum
ditemukan datanya.
Meski situasinya tidak kondusif (dimana wilayah Belanda diduduki Jerman), FKN Harahap tetap masih aktif berorganisasi di dalam kampus Vrije Universiteit (lihat Het Vaderland: staat- en letterkundig nieuwsblad, 28-11-1941). Dalam kepengurusan Senaat van het Studentencorps periode tahun 1941-1942, FKN Harahap menjabat sebagai Abactis (Sekretaris).
Menjadi bagian dari pengurus mahasiswa di lingkungan kampus di Belanda,
FKN Harahap dapat dikatakan yang pertama. Dalam sejarah mahasiswa pribumi di
Belanda, gagasan berorganisasi dimulai pada tahun 1908 dimana Radjioen Harahap
gelar Soetan Casajangan mendirikan organisasi pelajar/mahasiswa di Leiden yang
disebut Inidsche Vereeniging. Pada tahun 1914 mantan ketua Indische Vereeniging
Ratoelangi menginisiasi perhimpunan mahasiswa Asia di Swiss. Pada tahun 1820an
Indische Vereeniging ini diubah Namanya menjadi Perhimpoenan Indonesia. Pada
tahun 1938 ketua Perhimpoenan Indonesia adalah Parlindoengan Loebis dengan
sekretaris Mohamad Ildrem Siregar. Ratoelangi dan FKN Harahap dapat dikatakan
pribumi yang juga mampu bergaul secara internasional di lingungan mahasiswa di
Eropa. Seperti kita lihat nanti FKN Harahap juga akan menjadi ketua Perhimpoenan
Indonesia.
FKN Harahap di Belanda, bermain catur, berorganisasi dan studi menjadi tidak terpisahkan satu sama lain dalam keseharian FKN Harahap. Pada bulan September 1942 dalam rangka ulang tahun ke 120 klub catur Amsterdam, FKN Harahap turut berpatisipasi dimana dalam gamenya di group M menang lawan R Troff (lihat Algemeen Handelsblad, 21-09-1942). Memaksimumkan waktu dalam kegiatan berbeda (studi, catur dan organisasi) sudah barang tentu tidak mudah. Namun itulah yang ada dalam diri FKN Harahap. Pada masa lampau Mohamad Iljas yang aktif bermain catur di Belanda (sejak 1917), dalam perkembangannya kemudian tidak mampu menyelesaikan studinya di Delft.
Buku-buku catur juga jumlahnya semakin banyak ditulis di Belanda. Dari banyak buku yang diterbitkan di Belanda diantaranya adalah buku Scaakmeeters Biografieen en Partijen van Groote Meesters door QW Kloosterboer yang diterbitkan tahun 1925; diterbitkan di Amsterdam tahun 1934 buku berjudul Bloemlezing van Nededelandsche Schaakproblem uit de Jaren 1792-1933 door Dr. M. Niemeijer. Pada tahun 1934 terbut buku bagaimana bermain catur dengan judul Hoe leer ik schaken? yang diyulis oleh BJ van Trotsenburg.Pada tahun 1936 pertandingan kejuaraan dunia antara Aljechin dan Euwe diterbitkan dengan judul Aljechin-Euwe 1935: de strijd om het wereldkampioenschap schaken, gespeeld in Nederland in 1935. Menariknya pertandingan tersebut juga diulas oleh penulis lain dari sisi gambaran dua pecatur hebat tersebut yakni oleh Guus Betlem dengan judul Aljechin-Euwe: Eeen levensbeeld van twee schaakkoningen. Pada tahun 1936 oleh J Kmoch menerbitkan buku di Leiden dengan judul Officieel Wedstrijdboek Internationaal Meestertournooi Zandvoort 1936. Sebagaimana disebut di atas, FKN Harahap turut berpatisipasi dalam turnemen bergengsi Zandsvoort di Belanda. Hanya saja dalam buku Kmoch ini tidak ada disajikan game dari FKN Harahap. Salah satu game dalam pertandingan yang dimainkan FKN Harahap yakni melawan Stavenhagen yang sangat ketat mendapat mendapat perhatian dari Dr. P Feenstra Kuiper yang dimuat dalam beberapa suratkabar antara lain surat kabar Provinciale Overijsselsche en Zwolsche courant, 25-04-1936. Pada tahun 1936 di Hindia diterbitkan buku Jubileum Uitgave van de Soerabajasche Schaakclub suatu buku peringatan 40 tahun (1896-1936). Yang menarik dalam buku ini disajikan dua game antara Si Narsar deng juara catur Soerabaja D Bleukmans yang diadakan pada bulan Desember 1936. Buku peringakatan klub actur di Belanda.Schaakgezelschap "Staunton", 1871 – 1936: een belangwekkend jubileum, Buku Practische schaaklessen diterbitkan 1936 yang ditulis oleh Auteur Hertog dan Euwe. Buku Partijen om het wereldkampioenschap dammen 1934, 1935, 1936 yang diterbitkan tahun 1937. Buku yang ditulis oleh Salo Flohr dengan judul Euwe-Aljechin: de wedstrijd om het wereldkampioenschap schaken. Pada tahun 1937 terbit buku berjudul Euwe Slaagt yang ditulis oleh Hans Kmoch. Tentu saja Dr Euwe juga menulis buku berjudiul Zóó schaken zij! Yang diterbitkan tahun 1938 di Amsterdam. Dalam buku ini Dr Euwe membahas pecatur-pecatur hebat Aljechin, Dr. Alexander Alexandrowitsj, Capablanca, Flohr, Botwinnik, Reschewsky dan Keres. Pada tahun 1938 terbit buku De groote schaakgids systematische verklaring der openingen door WAT Schelfhout. Pada tahun 1939 terbit buku berjudul Eindspelen en problemen ditulis Th CL Kok dimana dalam buku ini Dr Euwe memberi kata pengantar. Buku yang mengaitkan catur dengan aspek tertentu juga sudah ada yang menulis seperti perihal catur dan orang Batak yang ditulis oleh Armin von Oefele yang diterbitkan di Jerman tahun 1904. Pada tahun 1931 di Belanda HW Cornelis menulis buku berjudil Schaakspel en Samenleving yang diterbitkan di Den Haag. Perlu ditambahkan disini daftar buku yang diterbitkan oleh FIDE: Compte-Rendu du XIe congrès, Zurich, 27-29 Juillet 1934; Compte-Rendu du XIIIe congrès Lucerne, 24-26 Juillet 1936; Compte-Rendu du XIVe congrès Stockholm, 11-15 aôut 1937; Compte-Rendu du XVe congrès à Paris, 8-9 aôut 1938; Compte-Rendu du XVIe congrès, Buenos Aires 1939;\
Tunggu deskripsi lengkapnya
Buku-Buku Catur Sejak Era Hindia Belanda hingga Republik Indonesia: Judulnya Apa Saja? Mari Kita Daftarkan
Catur dan permainan catur yang diduga berasal dari zaman kuno telah memiliki dunianya sendiri, popularitasnya hingga kelembagaannya. Selama ini sejarah catur hanya dapat dibaca di dalam surat kabar yang ditulis dari waktu ke waktu. Sejarah catur mulai ada yang menulis dalam bentuk buku. WZ Marcella dan FWA van Vlerken menulis buku sejarah dengan judul Beknopte Geschiedenis van het Schaakspel yang diterbitkan tahun 1937.
Satu yang menarik dalam buku ini mendaftarkan pemain-pemain catur
terkenal di Eropa sejak abad ke-16. Dalam daftar abad ke-16 ada nama-nama juara
Ruy Lopez (1570-1575); Leonardo (1575-1585); Polerio (1585-1590). Sedangkan
abad terakhir abad ke-20 ada nama-nama Lasker, wereldkampioen (1894-1921); Capablanca
(1921-1927); Aljechin (1927-1935); dan Euwe (1935--). Buku ini seakan ditulis
karena orang Belanda Dr Euwe telah menjadi juara dunia; juara catur Belanda
yang pernah melakukan tur ke Hindia pada tahun 1930 dimana Dr Euwe harus menelan
kekalahan dari pecatur dari Tanah Karo Si Hoekoem. Catatan: dalam tur Si
Hoekoem ke Jawa pada tahun 1931 salah satu pemain yang mengalahkannya ada FKN
Harahap.
Masih pada tahun 1937 terbit buku berjudul Het Nederlandse Schaakverenigingsleven in de 19de eeuw yang ditulis oleh M Niemeyer.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar