Sabtu, 27 September 2025

Sejarah Diaspora (17): Prabowo Subianto Djojohadikusumo, Ziarah ke Makam Kakek-Nenek di Belanda; Sigar dan Maengkom


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Diaspora dalam blog ini Klik Disini

Presiden Prabowo menyempatkan diri untuk berziarah ke makam kakek dan nenek dari pihak ibunya, yakni Ph. FL Sigar dan CE Maengkom. Kakek dan neneknya dimakamkan di sana pada tahun 1946. Ziarah tersebut dilakukan di pemakaman umum Oud Eik en Duinen di Den Haag, Belanda. Prabowo membagikan momen ziarah ini melalui akun Instagram pribadinya pada Sabtu ini, 27 September 2025. Kunjungan ke Belanda ini merupakan bagian dari lawatan resmi kenegaraan, di mana Presiden Prabowo juga bertemu dengan Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima.


Soemitro Djojohadikusumo menikah dengan Dora Marie Sigar, yang saat itu merupakan mahasiswa keperawatan di Utrecht, ketika keduanya belajar di Belanda. Mereka menikah pada 7 Januari 1946 di Jerman. Anak pertama mereka, Biantiningsih Miderawati, menjadi sarjana pendidikan dari Universitas Harvard. Anak kedua, Mariani Ekowati, menjadi ahli mikrobiologi. Anak ketiga, Prabowo Subianto merupakan Presiden Indonesia ke-8. Dora Marie Sigar lahir di Langoan, MInahasa 21 September 1921, putri Philip F. L. Sigar dan Cornelie E. Maengkom. Soemitro Djojohadikusumo lahir 27 Mei 1917 di Gombong, Kedoe, putra dari Margono Djojohadikusumo (makam di Banyumas) dan Siti Katoemi Wirodihardjo (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Prabowo Subianto Djojohadikusumo, ziarah ke makam kakek-Nenek di Belanda? Seperti disebut di atas, kakek dan nenek dari pihak ibunya, yakni Ph. FL Sigar dan CE Maengkom, kedunya meninggal di Belanda tahun 1946. Lalu bagaimana sejarah Prabowo Subianto Djojohadikusumo, ziarah ke makam kakek-Nenek di Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja. Dalam hal ini saya bukanlah penulis sejarah, melainkan hanya sekadar untuk menyampaikan apa yang menjadi fakta (kejadian yang benar pernah terjadi) dan data tertulis yang telah tercatat dalam dokumen sejarah.

Prabowo Subianto Djojohadikusumo, Ziarah ke Makam Kakek-Nenek di Belanda; Marga Sigar dan Maengkom

Tunggu deskripsi lengkapnya

Marga Sigar dan Maengkom: Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar