*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Bali dalam blog ini Klik Disini
Subak
terhubung dengan sejarah Bali, bahkan sejak jaman kuno. Subak dihubungkan
dengan terbentuknya kelembagaan tradisi dalam mengelola pertanian. Organisasi
tradisi subak terutama di dalam pengelolaan sawah dan persawahan. Sementara
itu, sawah terdapat dimana-mana dengan tanaman utama padi untuk menghasilkan
beras sebagai bahan baku utama membuat nasi. Sawah dan persawahan dapat
dibentuk di dataran rendah maupun dataran tinggi dan diantara keduanya di
lereng-lereng bukit dan gunung. Bentuk sawah di lereng-lereng disebut sawah
terasering (berteras-teras atau berundak-undak). Wujud terasering sangat
kontras di lereng-lerang, tetapi sawah-sawah di dataran (rendah atau tinggi)
juga pada dasarnya adalah wujud terasing yang lebih landai.
Ada seorang
penulis Belanda dalam tulisannya 1846 berpendapat bahwa orang Batak sudah
bertani padi sejak jaman kuno. Menurutnya padi seumur dengan kebudayaan orang
Batak karena padi dalam bahasa Batak disebut eme--suatu kata yang berbeda
dengan kosa kata bahasa para tetangga (Melayu, Minangkabau dan Atjeh). Bahasa
diturunkan antargenerasi. Kosa kata sawah
dalam bahasa Baatak aalah huma, beras disebut dahanon dan nasi disebut indahan.
Sementara bahasa Melayu (Indonesia) secara berturut-turut disebut sawah, padi,
beras dan nasi. Dalam hal ini kosa kata huma di Batak sama dengan di Bali tapi
berbeda dengan padi (eme), baas (dahanon) dan nasi (indahan). Beras dalam
bahasa Bali mirip dengan bahasa Melayu yakni baas yang dalam bahasa Minangkabau
disebut bareh. Penduduk asli di Bali (Bali Aga) diduga telah mengenal huma
sejak jaman kuno. Peradaban baru (dari Jawa dan Melayu) menambah kekayaan kosa
kata bahasa Bali kuno (dan boleh jadi telah tergantikan) seperti padi, baas dan
nasi. Kosa kata sawah, padi, beras dan nasi berasal dari bahasa Sanskerta
(sumber utama bahasa Melayu dan Jawa). Dalam bahasa Batak dikenal aek (sungai),
tahalak (bendungan) dan bondar (saluran irigasi). Irigasi adalah kosa kata
bahasa asing (Eropa). Sistem irigasi kuno, sistem pengairan yang
diorganisasikan oleh penguasa yang mana menurut Jung Huhn (1846) di Tanah Batak
ditemukan di dekat percandian Padang Lawas (percandian sejak tahun 1030).
Lantas
bagaimana dengan sejarah sistem subak di Bali? Nah, itu dia. Itu yang akan kita
cari tahu. Sebab belum lama ini, UNESCO melalui sidangnya tanggal 20 Juni 2012
telah menetapkan subak (terasering) di Bali sebagai heritage dunia. Sawah
terasering sendiri tentu saja terdapat di banyak tempat dan sudah ada sejak
lampau bahkan sudah masuk dalam pembicaraan Plato. Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.