Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Padang dalam blog ini Klik Disini
Informasi tentang pedalaman Sumatra pada masa lampau sangat minim, meski keberadaan penduduk di Ranah Minangkabau dan Tanah Batak sudah diketahui sejak lama. Seiring dengan perubahan kebijakan VOC (dari kontak perdagangan di sekitar pantai menjadi penduduk sebagai subjek) mulai dilakukan ekspedisi-ekepedisi ke pedalaman. Ekspedisi ke Pagaruyung dilakukan pada tahun 1684 dapat dianggap sebagai ekspedisi pertama Belanda/VOC ke pedalaman Sumatra.
Informasi tentang pedalaman Sumatra pada masa lampau sangat minim, meski keberadaan penduduk di Ranah Minangkabau dan Tanah Batak sudah diketahui sejak lama. Seiring dengan perubahan kebijakan VOC (dari kontak perdagangan di sekitar pantai menjadi penduduk sebagai subjek) mulai dilakukan ekspedisi-ekepedisi ke pedalaman. Ekspedisi ke Pagaruyung dilakukan pada tahun 1684 dapat dianggap sebagai ekspedisi pertama Belanda/VOC ke pedalaman Sumatra.
Mandailing dan Angkola migrasi ke Selangor (Peta 1862) |
Ekspedisi-ekspedisi
semakin intens dilakukan terutama pasca VOC baik pada era permulaan Pemerintahan
Hindia Belanda maupun semasa pendudukan Inggris. Ekspedisi adalah prakondisi
munculnya kolonisasi di pedalaman. Namun kolonisasi lambat laun menjadi berifat
eksploitatif. Penduduk banyak yang tidak senang dan muncul pemberontakan.
Eksesnya terjadi eksodus, suatu tindakan penduduk melarikan diri ke wilayah
baru yang lebih aman dan nyaman, seperti ke Semenanjung. Dua wilayah tujuan
eksodus penduduk Sumatra ini adalah Negeri Sembilan (Minangkabau) dan Selangor
(Mandailing dan Angkola). Pendiri Kota Kuala
Lumpur, ibukota negara Malaysia adalah Sutan Puasa, asal Mandailing (lihat
Abdur-razzaq Lubis, Penang: Areca Books, 2018).