*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bangka Belitung dalam blog ini Klik Disini
Indonesia itu sangat luas, dari Sabang hingga
Merauke. Demikian juga pada era Pemerintah Hindia Belanda, antara pulau Weh
hingga pulau Papua. Gambaran pemerintahan nasional pada masa kini tidak berbeda
jauh dibanding pada era Hindia Belanda. Seorang pejabat dari satu daerah ke
daerah lain, demikian sebaliknya. Banyak diantara mereka yang putra-putrinya
lahir di Bangka Belitung. Satu pejabat yang berasal dari Padang Sidempoean
pernah bertugas di Pangkal Pinang pada era Pemerintah Hindia Belanda, Latif
Pane.
Dalam laman Wikipedia, banyak nama dalam Daftar tokoh Kepulauan Bangka Belitung. Namun hanya daftar itu memuat tokoh-tokoh yang berasal dari provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tokoh bidang Politikus, Negarawan, Pengusaha, Pemuda dan lainnya, antara lain Prof. Adrianus Meliala, Antasari Azhar, Prof. Ahmad Noermandi, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Ir. Ahmad Damiri, Chandra Setiawan, DN Aidit, Daniel Tjen, Hanta Yuda, Hendra Lie, Lili Pintauli Siregar, Rustam Effendi, Satrio Budihardjo Joedono, Tan Tjhoen Lim, The Chung Shen, Soeseno Tedjo, Yusril Ihza Mahendra, Brigjen Roma Hutajulu. Penulis, Ilmuwan, Seniman, Musisi, Budayawan, Tokoh Pemuda, Olahragawan, Wartawan dan sebagainya, diantaranya Andrea Hirata, Delon, Idang Rasjidi, Rafika Duri, Rosiana Silalahi, Supardi Nasir, Tarman Azzam. Pahlawan Bangka dan Belitung, antara lain Batin Tikal, Depati Amir, Depati Bahrin, Depati Hamzah, Hamidah, Hanandjoeddin, Depati Tjakraningrat dan Tony Wen.
Lantas bagaimana sejarah Latif Pane, Kepala Pengadilan Landraad di Pangkal Pinang, Bangka? Seperti disebut di atas, banyak tokoh yang lahir maupun yang pernah berkiprah di Bangka dan Belitung. Satu nama local terkenal adalah Basuki Tjahaja Purnama. Namun diantaranya banyak tokoh di masa lalu, ada nama Latif Pane, seorang ahli hukum yang juga pecatur terkenal di zaman Satur Batak era Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah Latif Pane, Kepala Pengadilan Landraad di Pangkal Pinang, Bangka? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.