Minggu, 31 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (204): Peta Teluk di Nusa Tenggara, Gugus Pulau Timur Jawa hingga Timor Laut;Padang Lombok Kupang

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Teluk terdapat di semua pulau, namun teluk-teluk besar hanya ditemukan di pulau besar. Tentu saja terdapat teluk besar di pulau-pulau Nusa Tenggara. Ada beberapa teluk di Nusa Tenggara yang sudah dikenal sejak awal. Teluk Lombok di pantai timur pulau Lombok dan teluk Padang di pantai timur pulau Bali dikunjungi Belanda pada pelayaran pertama yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman (1596). Satu lagi teluk yang sudah dikenal sejak awal adalah teluk Kupang di pantai barat pulau Timor (yang menjadi pos perdagangan Portugis sebelum kehadiran pelaut-pelaut Belanda).

Pulau-pulau di Nusa Tenggara terkesan kecil-kecil dan hanya pulauu Sumbawa dan pulau Timor yang terbilang besar. Pulau-pulau Nusa Tenggara ini berada diantara pantai timur Jawa hingga pulau Timor Laut (kini namanya pulau Tanimbar atau pulau Yamdena). Pulau-pulau besar Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Papua) pada dasarnya tidak sebesar (seluas) yang sekarang. Pulau Sumatra tempo doeloe sangat ramping sekitar gugur rantai pegunungan Bukit Barisan. Demikian juga pulau Kalimantan hanya seluas Kalimantan Timur dan Brunei/Sabah yang sekarang (lihat peta Ptolomeus berjudul Taprobana, abad ke-2). Idem dito dengan pulau Papua. Pulau Sulawesi relatif tidak berubah. Bagaimana dengan pulau Jawa? Diduga kuat di zaman kuno terdiri dari pulau-pulau kecil (seperti di Nusa Tenggara) tetapi kemudian tersambung karena adanya proses sedimentasi jangka panjang.  

Lantas bagaimana sejarah peta teluk di Nusa Tenggara? Seperti disebut di atas, Nusa Tenggara adalah pulau-pulau kecil diantara pantai timur Jawa dan pulau Timor Laut. Di pulau-pulau kecil inilah terdapat teluk-teluk yang tempat dimana terdapat pelabuhan kuno yang menjadi pintu masuk ke wilayah pedalaman pulau. Lalu, bagaimana sejarah peta teluk di Nusa Tenggara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Padang Sidempuan (23): Panangian Harahap,Guru Melawan Belanda di Batavia; Satu dari 7 Revolusioner ke Jepang, 1933

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini

Panangian Harahap bukanlah orang biasa. Namun sejarahnya tidak pernah ditulis. Padahal, Panangian Harahap yang terang-terang menentang Belanda di Batavia (kini Jakarta). Saat Soekarno belum mengetahui politik praktis, Parada Harahap dan Panangian Harahap telah merekrut WR Soepratman dari Bandoeng untuk membimbingnya menjadi seorang yang revolusioner di Batavia.

Parada Harahap dan Panangian Harahap adalah orang pertama yang meminta Ir. Soekarno yang baru lulus THS Bandoeng untuk ‘turun gunung’ tidak hanya berbicara dan menulis di kampus dan klub studi tetapi terjun ke dunia politik praktis. Sejak itulah Ir. Soekarno aktif di Perhimpoenan Nasional Indonesia di Bandoeng dan mewakilinya ketika Parada Harahap di Batavia mengundang semua pimpinan organisasi kebangsaan pribumi (Indonesia) dalam peembentukan supra organisasi kebangsaan yang disebut Permoefakatan Perhimpoenan-Perhimpoenan Kebangsaan Indonesia (PPPKI) di Batavia bulan September 1927.  Pada tahun 1933, ketika Ir. Soekarno, revolusioner Indonesia yang paling diicar intelijen Belanda, ditangkap dan akan diasingkan, Parada Harahap dan Panangian Harahap berangkat ke Jepang (membelakangi Belanda, menghadap teman baru Jepang)..

Lantas bagaimana sejarah Panangian Harahap? Seperti disebut di atas, tidak ada yang pernah menulis sejarahnya. Oleh karena perannya cukup penting dalam sejarah menjadi Indonesia, ada baiknya ditulis sejarahnya. Memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tidak di tangan satu orang dan satu kelompok, tetapi diperankan oleh banyak orang, termasuk Panangian Harahap. Lalu bagaimana sejarah Panangian Harahap? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.