Selasa, 16 Mei 2023

Sejarah Cirebon (46): Saleh Afiff, Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia; Lulusan Universitas California di Berkeley


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Nama Saleh Afiff sudah barang tentu tidak dikenal hanya di Cirebon, karena lahir di Cirebon. Saleh Afiff juga dikenal di seluruh Indonesia. Saleh Afiff tidak hanya alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan lulusan Universitas California di Berkeley, juga dosen di almamaternya dan pejabat tinggi setingkat Menteri. Namun mengapa sejarah Saleh Afiff hanya sebatas satu paragraph saja. Padahal Prof Saleh Afiff adalah ayah dari teman saya.   

 

Prof. Dr. Saleh Afiff lahir tanggal 31 Oktober 1930 di Cirebon adalah Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan Indonesia pada Kabinet Pembangunan VI (1993–1998). Afiff merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1959. Dia juga pernah menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara merangkap wakil ketua Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional pada Kabinet Pembangunan V. Lulusan Universitas California di Berkeley, Amerika Serikat pada tahun 1967 ini terakhir menjadi pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Prof. Dr. Saleh Afiff meninggal28 Juni 2005 di Jakarta, meninggalkan seorang istri, tiga orang anak dan cucu. (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah Saleh Afiff, alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia? Seperti disebut di atas, narasi sejarahnya hanya secuil, satu paragraph, padahal Saleh Afiff dari Cirebon bukan orang biasa. Saleh Afiff adalah lulusan Universitas California di Berkeley. Universitas hebat di Amerika Serikat. Lalu bagaimana sejarah Saleh Afiff, alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia? Lalu bagaimana sejarah Saleh Afiff, alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Cirebon (45):NKRI negara kesatuan Republik Indonesia; Status wilayah Cirebon semasa Republik Indonesia Serikat (RIS)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Apa keutamaan NKRI? Yang jelas RIS hanya seumur jagung. Pasca prioklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 bentuk negara yang ditetapkan adalah Republik Indonesia. Namun kehadiran Belanda kembali mengacaukan RI sehingga pada akhirnya menjadi RIS yang mulai berlakuk 27 Desember 1949. Namun satu persatu negara-negara federal membubarkan diri dan bergabung kembali ke RI. Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1950 RIS dibubarkan. Lalu pada tanggal 17 diproklamasikan NKRI (kembali ke bentuk semula: RI).    

 

Kirab Merah Putih di Cirebon jadi upaya jaga keutuhan NKRI. Senin, 6 Maret 2023. Cirebon (ANTARA). Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis mengatakan Kirab Merah Putih yang diikuti semua unsur, seperti masyarakat, pemerintah, TNI, Polri, dan lainnya di daerah tersebut, menjadi salah satu upaya bersama dalam menjaga keutuhan NKRI. "Kami sebagai generasi penerus memohon bimbingannya (kepada Wantimpres RI Habib Luthfi bin Yahya, red.), agar mampu menjaga nasionalisme dan NKRI," kata dia di Cirebon, Jawa Barat, Senin. Menurut dia, keterlibatan seluruh kalangan dalam kirab tersebut menjadi bukti nyata bahwa kehormatan dan jati diri bangsa serta negara Indonesia tidak pernah goyah. Ia mengemukakan bahwa dalam memahami Indonesia, terlebih dahulu perlu mengetahui sejarah perjalanan dan kesepakatan bangsa, khususnya konsensus dasar serta nilai-nilai kebangsaan. "Sebab, kita semua harus termotivasi untuk tidak menjadikan nasionalisme hanya sebagai slogan, tetapi dilaksanakan dalam tindakan sehari-hari," ujarnya. Azis juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran, bimbingan, dan nasihat dari Anggota Wantimpres RI Habib Luthfi bin Yahya yang menjadi panutan serta teladan semua kalangan. Menurutnya, Habib Luthfi bin Yahya juga tidak pernah bosan menyerukan "NKRI Harga Mati" pada banyak kesempatan, sehingga harus menjadi teladan semua kalangan untuk terus menjaga NKRI. (https://jabar.antaranews.com/) 

Lantas bagaimana sejarah NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia? Seperti disebut di atas, ada dimana satu masa RI diubah menjadi RIS. Lalu tidak lama kemudian kembali ke bentuk awal RI (NKRI). Dalam hal ini bagaimana status wilayah Cirebon semasa Republik Indonesia Serikat (RIS)? Lalu bagaimana sejarah NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 15 Mei 2023

Sejarah Cirebon (44): Perang Kemerdekaan Indonesia di Wilayah Cirebon; Linggarjati dan Perundingan Belanda dengan Republik


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Banyak kejadian sejarah di Cirebon semasa Indonesia berusaha mempertahankan kemerdekaan. Perlawanan fisik (darat dan laut) dan pertarungan politik (perundingan). Semua itu menjadi satu paket sejarah di Cirebon selama periode perang kemerdekaan Indonesia. Salah satu tempat khusus di wilayah residentie Cheribon semasa adalah Linggarjati di Afdeeling Koeningan (kini desa Linggarjari, kecamatan Cilimus, kabupaten Kuningan).


Mengenang Pertempuran di Laut Cirebon: KRI Gajah Mada 408 berhadapan dengan kapal perang Belanda. Republika.co.id. 28 Oct 2018. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945, Belanda masih berusaha kembali di bumi pertiwi. Karenanya, pertempuran antara pejuang Indonesia dengan tentara Belanda, terus terjadi di berbagai wilayah di pelosok nusantara. Salah satu pertempuran yang terjadi pascakemerdekaan Indonesia itu salah satunya berlangsung di perairan Cirebon, 5 Januari 1947 silam. Dengan peralatan seadanya, KRI Gajah Mada 408 dinahkodai Letnan Laut Samadikun, melawan kapal perang Belanda. Pertempuran yang tak berimbang itu akhirnya membuat KRI Gajah Mada 408 tenggelam ke dasar laut Cirebon. Bersamaan dengan tenggelamnya kapal, Letnan Laut Samadikun pun gugur. Pengingat aksi heroik dan pengorbanan para pahlawan telah gugur, akan dibangun Monumen KRI Gajah Mada 408. Pemancangan tiang pertama monumen itu dilakukan di perairan Cirebon, Jumat (26/10). Monumen itu dibangun di lokasi ditemukannya bangkai kapal KRI Gajah Mada 408, beberapa waktu yang lalu. (https://news.republika.co.id/)

Lantas bagaimana perang kemerdekaan Indonesia di wilayah Cirebon? Seperti disebut di atas, salah satu upaya untuk mempertahan kemerdekaan Indonesia di Cirebon adalah pertempuran laut. Bagaimana dengan Linggarjati dan perundingan Belanda/NICA dan Republik Indonesia. Lalu bagaimana perang kemerdekaan Indonesia di wilayah Cirebon? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Cirebon (43): Proklamasi di Jakarta Kemerdekaan Indonesia; Apakah di Cirebon Sudah Merdeka Sebelum Indonesia Merdeka


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Hikayat Proklamasi 15 Agustus di Cirebon. Dua hari menjelang 17 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan sudah dibacakan oleh dokter Sudarsono di Cirebon. Menurut salah satu versi sejarah, naskah proklamasi itu dibuat Sutan Sjahrir(https://news.detik.com/). Banyak orang tidak tahu. Narasi baru ini muncul akhir-akhir ini. Mengapa tidak dari dulu diceritakan di sekolah? Oklah. Narasi sejarah selalu ada versi-versinya. Penyelidikan sejarah selalu hasilnya mengejutkan. Ada yang bersifat sensational, propagandis dan tentu saja ada yang tetap benar-benar bersifat akademik (empiris).


Sejarah Hari Ini, 15 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Pertama Indonesia di Cirebon. Jakarta, Kompas.TV - Tak banyak orang tahu bahwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia sebenarnya telah dibacakan pada 15 Agustus 1945 di Cirebon. Pembacaan Proklamasi Indonesia di Alun-Alun Kejaksan, Kota Cirebon. Sutan Sjahrir dan dr Soedarsono sosok sentral proklamasi “pertama” Indonesia itu. Dr Soedarsono dokter di Rumah Sakit Oranje (kini RSD Gunung Jati), kader Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) yang membacakan. Budayawan Cirebon Nurdin M Noor mengatakan, ia membacakan proklamasi kemerdekaan RI atas permintaan Sutan Sjahrir. "Cirebon dipilih karena saat itu dianggap masih aman dari penjajah Jepang,". Keputusan Sjahrir saat itu muncul berkat mendengar siaran radio BBC 14 Agustus 1945. Siaran itu melaporkan kekalahan Jepang pada Sekutu. Proklamasi setelah tanggal 15 Agustus menandakan Indonesia berkompromi dengan Jepang. Soekarno menolak usul Sjahrir. Sjahrir memaki-maki Soekarno dengan sebutan “pengecut”. Ia pun menggerakkan masyarakat Jakarta untuk menyambut proklamasi. Stasiun Gambir menjadi arena demonstrasi menyambut proklamasi. Sekelompok mahasiswa pengikut Sjahrir bahkan berusaha membajak stasiun radio Hoosoo Kyoku di Gambir untuk melakukan proklamasi. Upaya itu digagalkan Kempeitai. Sjahrir berinisiatif mengirim telegram pada Soedarsono permintaan memproklamasikan kemerdekaan di Cirebon. Ada dua versi teks proklamasi Cirebon ini. Versi pertama menyebut teks proklamasi buatan Sjahrir dan aktivis lainnya, seperti Soekarni, Chaerul Saleh, Eri Sudewo, Johan Nur dan Abu Bakar Lubis. Des Alwi, anak angkat Sjahrir mengaku hanya ingat sebaris teks proklamasi Cirebon itu. “Kami bangsa Indonesia dengan ini memproklamirkan kemedekaan Indonesia karena kami tak mau dijajah oleh siapa pun juga,” Versi kedua menyebut teks proklamasi Cirebon buatan Maroeto Nitimihardjo. Namun, hingga kini tidak ada yang tahu secara pasti isi teks proklamasi yang dibacakan dokter Soedarsono itu. Naskah proklamasi Cirebon itu sudah tak diketahui keberadaannya. (https://www.kompas.tv/) 

Lantas bagaimana sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia di Djakarta? Seperti disebut di atas banyak orang tidak tahu ada proklamasi kemerdekaan versi di Cirebon. Bagaimana dengan yang di Djakarta? Apakah Cirebon benar-benar sudah merdeka sebelum Indonesia merdeka? Lalu bagaimana sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia di Djakarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 14 Mei 2023

Sejarah Cirebon (42): Pendudukan Jepang di Cirebon (1942-1945); Berawal di Pelabuhan Eretan dan Berakhir di Pelabuhan Cirebon


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Bagaimana sejarah pendudukan militer Jepang di wilayah (residentie) Cheribon? Tentu saja sudah ada yang menulisnya. Sejarah pendudukan Jepang di Cirebon adalah salah bagian dari sejarah Cirebon sendiri. Oleh karena itu tidak ada salahnya sejarah pendudukan Jepang di wilayah Cirebon ditulis Kembali.


Cirebon Syu pada masa pendudukan Jepang (1942-1945). (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979). Skiripsi. Abstrak. Daerah Cirebon termasuk wilayah Jawa Barat yang bila ditinjau dari segi ekonomi, sosial dan politik baik semenjak masa perjuangan mengusir penjajah maupun sampai Indonesia merdeka, daerah ini memiliki kondisi serta geo_grafis yang strategis. Daerah ini memakai dua bahasa daerah yaitu bahasa Sunda dan bahasa Jawa Cirebon. Di masa pemerintahan kolonial Belanda juga di masa pendudukan Jepang, wilayah Cirebon dibagi ke dalam empat kabupaten yaitu: Kabupaten Cirebon - Kanupaten Indramayu - Kabupaten Majalengka - Kabupaten Kuningan. Kabupaten Cirebon dan Indramayu merupakan wilayah yang terletak di bagian pesisir. Ketika tentara Jepang mengadakan penyerbuan ke pulau Jawa, mereka mempergunakan desa pantai Eretan di Indramayu sebagai salah satu tempat mendarat. Kejadian ini di luar dugaan pemerintahan Hindia Belanda. Di dalam kota Cirebon terdapat tiga wilayah kesultanan. Daerah kesultanan itu dapat disebutkan sebagai (https://lib.ui.ac.id/) 

Lantas bagaimana sejarah pendudukan Jepang di wilayah Cirebon 1942-1945? Seperti disebut di atas sejarah pendudukan Jepang di Cirebon sudah banyak yang menulis. Namun sejarah tetaplah sejarah dan sejarah dapat ditulis ulang. Semua itu berawal di Pelabuhan Eretan dan berakhir di pelabuhan Cirebon. Lalu bagaimana sejarah pendudukan Jepang di wilayah Cirebon 1942-1945? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Cirebon (41): Detik Akhir Belanda Cirebon; Sejarah Memang Ada Permulaan, Tapi Tidak Hanya Itu, Bahkan Babak Akhir


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Dalam penulisan narasi sejarah Indonesia di berbagai daerah sering lebih mengedepan sejarah permulaan saja. Memang sejarah harus ada permulaan, tapi tidak hanya sekadar itu. Ada beberapa masa, tetap rentang masa terpanjang pada era Pemerintah Hindia Belanda.Semuanya telah dinarasikan dalam serial artikel ini dalam berbagai topik. Namun sering sejarah akhir terlupakan. Pada artikel dideskripsikan detik berakhir Belanda di Cirebon


Setelah berstatus Gemeente Cirebon pada tahun 1906, kota ini baru dipimpin oleh seorang Burgermeester (wali kota) pada tahun 1920 dengan wali kota pertamanya adalah J.H. Johan. Kemudian dilanjutkan oleh R.A. Scotman pada tahun 1925. Pada tahun 1926 Gemeente Cirebon ditingkatkan statusnya oleh pemerintah Hindia Belanda menjadi stadgemeente, dengan otonomi yang lebih luas untuk mengatur pengembangan kotanya. Selanjutnya pada tahun 1928 dipilih J.M. van Oostrom Soede sebagai wali kota berikutnya. Pada masa pendudukan tentara Jepang ditunjuk Asikin Nataatmaja sebagai Shitjo (wali kota) yang memerintah antara tahun 1942-1943. Kemudian dilanjutkan oleh Muhiran Suria sampai tahun 1949, sebelum digantikan oleh Prinata Kusuma. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, pemerintah Kota Cirebon berusaha mengubah citra Kota Cirebon yang telah terbentuk pada masa kolonial Belanda dengan simbol dan identitas kota yang baru, berbeda dari sebelumnya. di mana kota ini dikenal dengan semboyannya per aspera ad astra (dari duri onak dan lumpur menuju bintang), kemudian diganti dengan motto yang digunakan saat ini. (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah detik berakhir Belanda di Cirebon? Seperti disebut di atas narasi sejarah tidak hanya permulaan, bahkan ada masa demi masa yang sambung menyambung. Sejarah memang ada permulaan, tapi tidak hanya itu, bahkan ada babak akhir yang sering terabaikan. Lalu bagaimana sejarah detik berakhir Belanda di Cirebon? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.