Baru-baru ini bekas benteng di era VOC ditemukan di Semarang. Benteng Semarang ini disebutkan terdiri dari lima bastion yang berbentuk mata panah yaitu Bastion De Smits, Bastion De Zee, Bastion Ijzer, Bastion Hersteller, dan Bastion Amsterdam. Sedangkan satu Bastion lainnya lebih kecil yaitu Bastion Ceylon. Dalam penggalian yang dilakukan lokasi bastion De Smits berada di lahan milik PT Gas Negara dan milik Damri (lihat Liputan6.com Semarang 2014).
Desain Benteng Semarang, 1708 |
Benteng
(casteel) adalah situs kuno yang menjadi penanda awal koloni Belanda/VOC di
suatu tempat yang kini menjadi bagian dari kota. Benteng-benteng ini ditemukan
di Batavia (Jakarta), Padang, Soerabaja, Buitenzorg (Bogor) dan sebagainya. Benteng
Semarang kurang lebih sama bentuknya dengan Benteng Batavia, Benteng Soerabaja
dan Benteng Padang. Benteng Buitenzorg berbeda dengan yang lainnya. Benteng
Buitenzorg yang menurut peta kuno disebut Fort Padjadjaran (Benteng Pajajaran)
yang letaknya berada persis di lokasi Istana Bogor yang sekarang.
Benteng
Semarang, Awal Pembentukan Kota
Lokasi Benteng Semarang, 1724 |
Perencanaan pembangunan
Benteng Semarang (mengikuti nama sungai Semarang) sudah dilakukan sejak lama
(1695) dan baru selesai pada tahun 1708. Dalam sejarah Semarang, disebutkan bahwa pada tahun 1705 Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan
Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu
untuk merebut kembali Keraton Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi
milik VOC. Sejak
itu pula pengaruh VOC ditanamkan kepada Soeltan (di Kartosoero) dan
strategi penguasaan wilayah (koloni) dimulai. Ini ditandai dengan banyaknya
benteng yang dibangun antara Semarang hingga ke depan Kraton Kartosoero.
Lokasi Benteng Cartosoero, 1724 |
Perjanjian Soesoeheenan
dari Cartasoera terjadi tanggal 24 Oktober 1705. Dalam perjanjian ini Soesoeheenan,
selain menyerahkan (wilayah) Semarang kepada VOC, juga menyerahkan Preanger dan
Chirebon. Sebelumnya VOC dibawah Sersan Scipio tahun 1696 telah melakukan
ekspedisi ke hulu sungai Tjiliwong yang kemudian diikuti ekspedisi lanjutan
pada tahun 1701 dan 1703 oleh van Reebeck. Resolusi 1705 ini kemudian diperbarui dengan
resolusi 17 November 1713 dan 13 November 1718. Setelah resolusi ini muncul
peta pertama Semarang-Cartasoera. Resolusi berikutnya dibuat pada tanggak 1
Juni 1729 (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad,
30-08-1880).
De locomotief, 30-08-1880 |
Setelah terjadinya perjanjian 1705, pimpinan
VOC bekerjasama dengan pemimpin lokal di Semarang untuk memulai perkebunan
indigo (pewarna). Pemimpin lokal di Semarang bersedia dan melakukan pengiriman
pertama. Sejak itu, kantor pusat untuk wilayah pesisir timur laut Jawa dari
Japara dipindahkan ke Semarang pada 1708. Inilah tahun awal Belanda/VOC memulai
koloni di Semarang dengan G. van Broekhuysen untuk mendesain benteng (di sisi
timur muara sungai Semarang).
Pemberontakan Cina:
Benteng Dibangun Baru
Dokumen perang Semarang, 1741 |
Benteng lama (masih bersahaja) yang selesai
dibangun tahun 1708 tidak terlalu kuat. Di dalam benteng hanya terdapat
garnisun militer dengan kekuatan 130 tentara. Lalu pada tahun 1740 terjadi
pemberontakan Cina. Setelah pemberontak menduduki benteng VOC di Cartasoera,
Rembang dan Demak kemudian menyusul di Semarang. Pada tahun 1741 VOC mengirim
pasukan besar dari Batavia dan Macassar. Perang dan pengepungan kota Semarang
yang terjadi antara Juni dan November 1741 akhirnya berhasil melawan kekuatan
kolaborasi Cina dan Jawa. Pembagian angkatan perang dalam serangan
tanggal 7, 9 dan 11 November 1741 (lihat dokumen).
Peta Kota Semarang, 1741 |
Pada bulan November
1743, Suenoehoenan Pakoebewono menandatangani sebuah perjanjian damai di mana untuk
menyerahkan (kembali) sepenuhnya wilayah pantai utara Jawa kepada VOC. Tata
kota kembali dimulai. Benteng (lama) yang ada di dekat pantai dibongkar. Benteng Semarang
yang lama diperluas. Benteng dan dermaga baru selesai tahun 1746. Pemukiman (area) orang Eropa/Belanda menjadi bagian dari
benteng Semarang (Stad). Benteng baru ini terdiri dari beberapa bastion: dua bastion menggunakan nama bastion dari benteng yang
lama yakni Zee(land) dan Amsterdam. Bastion yang lain diberi nama Smits,
Ceylon, de herderler, de lier (sisi sungai) dan de Tawang.
Kota Semarang (lama), 1775-1789 |
Benteng kota Semarang (1787) |
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar