Keberadaan Semarang kali pertama dilaporkan pada tahun 1744. Berita itu termuat dalam surat kabar Bataviase Nouvelles edisi 12-10-1744. Surat kabar Bataviase Nouvelles adalah surat kabar pertama yang terbit di Batavia pada era VOC. Berita dari Semarang ini muncul setelah empat tahun terjadinya pembantaian orang-orang Tionghoa di Batavia tahun 1740. Berita dari Semarang yang dimuat dalam Bataviase Nouvelles edisi 12-10-1744 ini mengindikasikan pejabat VOC bekerjasama dengan Bupati.
Bataviase Nouvelles edisi 12-10-1744 |
Berita
dari Semarang yang dimuat dalam beberapa edisi Bataviase Nouvelles tahun 1744
mengindikasikasikan bahwa komunitas Eropa (VOC) sudah ada. Namun sangat
disayangkan surat kabar ini tidak lama kemudian berhenti terbit. Surat kabar Bataviase Nouvelles baru muncul lagi
tahu 1766 (lihat Middelburgsche courant, 01-11-1766). Berita-berita tentang
Hindia Timur dari Bataviase Nouvelles kerap dikutip surat kabar di Belanda,
selain Middelburgsche courant juga Leydse cournt, Rotterdam courant, Oprechte
Nederlandsche courant. Surat kabar Bataviase Nouvelles kemudian tidak
terdeteksi lagi sejak 1800.
Setelah beberapa
tahun kemudian baru muncul Bataviasche koloniale courant tahun 1810. Ini
berarti menandakan pers Hindia Belanda (pemerintah) menggantikan pers era
Hindia Timur (VOC). Bataviaasche Nouvelles yang beroperasi selama 60 tahun
masih sempat nongol pada tahun 1820 seperti dilansir surat kabar Leydse courant
eedisi 09-04-1821.
Bataviaasch
Genootschap
Bataviase Nouvelles edisi 10-08-1744 |
Satu catatan
Dagh Register yang berhasil ditemukan adalah catatan tentang kedatangan seorang
Tionghoa di Batavia dari Angkola tahun 1701. Catatan-catatan lainnya belum
pernah ada yang dilaporakan. Namun semua catatan Dagh Register sejak 1624 sudah
diekstrak di dalam berbagai volume (volume 1624 hingga volume 1782). Oleh karena
itu, catatan parsial (dalam bentuk asli) tentang satu hal hanya catatan tentang
Tionghoa tersebut saja.
Samarangsch Advertentie-Blad
Setelah
era Bataviase Nouvelles berakhir, muncul surat kabar di Batavia bersamaan
dengan kehadiran Pemerintahan Hindia Belanda. Surat kabar yang berafiliasi
pemerintah ini bernama Bataviasche koloniale courant. Surat kabar ini terbit
pertama kali dengan edisi pertama tanggal 5 Januari 1810.
Bataviasche koloniale courant, 05-01-1810 |
Satu
hal yang menarik dalam pembagian wilayah (distrik) di dalam dokumen pemerintah
(General Reglement) ini hanya disebutkan nama empat tempat: Bantam, Batavia,
Semarang dan Soerabaja. Hal ini terkait dengan penarikan garis dari satu tempat
ke tempat lain sebagai jalan pos. Ini berarti belum ada pembagian wilayah
administrasi sebagaimana nanti Jawa dibagi tiga wilayah: West, Midden dan Oost.
Pada tahun 1811
terjadi pendudukan Inggris di Jawa. Surat kabar Pemerintah Hindia Belanda (Bataviasche
koloniale courant) menghilang lalu muncul surat kabar Inggris bernama Java government gazette. Era pendudukan
Inggris berakhir tahun 1816. Surat kabar Pemerintah Hindia Belanda (Bataviasche
koloniale courant) muncul kembali dan bahkan masih terbit hingga tahun 1874.
Nama-nama surat kabar tempo doeloe |
Surat kabar
lainnya yang kemudian muncul adalah Algemeen Handelsblad, Java-bode: nieuws,
handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, Bataviaasch handelsblad,
Soerabaijasch handelsblad, Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, De
locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad. Kemudian menyusul Deli
Cournat, Sumatra post, De Preanger-bode
dan lain sebagainya.
Surat
kabar yang kedua di Semarang adalah surat kabar De locomotief: Samarangsch
handels- en advertentie-blad yang terbit pertama kali tahun 1863. Surat kabar De
locomotief menggantikan surat kabar Samarangsch advertentie-blad. Surat kabar
yang terbit di Semarang dan juga surat kabar yang terbit di kota lain plus
surat kabar yang terbit di Belanda menjadi sumber yang penting tentang sejarah
Semarang dan sekitarnya.
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.
assalamu'alaikum
BalasHapusmau tanya kalau mencari arsip surat kabar batavia dan de locomotif kira2 dimana ya?
mohon pencerahannya.
terimakasih sebelumnya
Waalaikumsalam, Dina.
BalasHapusArsip-arsip ada di Perpustakaan Universiteit Leiden (sudah dalam bentuk digital)
Terimakasih