*Semua artikel Sejarah Kota Surabaya dalam blog ini
Klik Disini.
Setelah adanya perjanjian antara Pakubuwono
II dan VOC pada tanggal 11 November 1743, yang mana Surabaya diserahkan kepada
VOC maka keberadaan Kota Surabaya mulai intens diberitakan dan terdokumentasikan.
Sejak tahun-tahun inilah Kota Surabaya lambat laun tumbuh dan berkembang. Garis
continuum inilah yang akan dipelajari hingga kita menemukenali Kota Surabaya
yang sekarang.
|
Peta Kota Surabaya, 1867 |
Penulisan nama ‘Surabaya’ dalam sistem pencarian
(searching) ditulis dalam berbagai versi. ‘Sourabaya’ muncul pada era awal
(1700an); ‘Soerabaja’ dan ‘Soerabaija’ (pertengahan 1800); ‘Surabaja’ (akhir
1800); Yang tidak diduga, penulisan nama ‘Surabaya’ yang sekarang, justru sudah
muncul pada awal 1800. Penulisan nama kota ini sangat penting dalam navigasi
pencarian data. Penulisan nama ‘Batavia’ tidak terlalu masalah, sebagaimana
penulisan nama ‘Medan’ dan nama ‘Padang’. Sedikit agak berbeda penulisan nama ‘Samarangh’,
‘Samarang’ dan ‘Semarang’. Sementara untuk nama ‘Bandung’, penulisan ‘Bandong’
dan ‘Bandung’ muncul awal 1800 dan ‘Bandoeng’ pada pertengahan 1800. Sedangkan
penulisan nama ‘Macassar’ muncul pada pertengahan 1700, ‘Makassar’ atau ‘Makasser’
pada awal 1800 dan ‘Makassaar’ pada pertengahan 1800.
Berita-berita dan dokumentasi (teks, sketsa,
peta dan foto) ini akan menjadi data dan informasi yang penting untuk menyusun
kembali kronologi sejarah Kota Surabaya. Berita pertama tentang Kota Surabaya
muncul pada tahun 1744 (lihat Bataviase nouvelles, 12-10-1744). Surat kabar pertama
VOC yang terbit di Batavia ini memberitakan kedatangan pedagang-pedagang VOC di
Soerabaya setelah penaklukan Cartosoera (Surakarta) dan menemukan Kota Surabaya
sudah habis terbakar.