Lihat juga::
PSMS Medan baru saja promosi ke Liga-1 setelah mengalahkan PSIS di semi final Liga-2. Pada partai final Liga-2, PSMS Medan akan melawan Persebaya Surabaya besok (28 November 2017). Promosi PSMS Medan baru mampu dicapai sekarang setelah menunggu satu dekade. PSMS Medan berada di level tertinggi liga Indonesia (Indonesia Super League) terakhir pada musim 2008/2009. Saat itu PSMS Medan melakukan play-off dengan Persebaya Surabaya. PSMS Medan kalah dan terdegradasi dan Persebaya menang dan promosi.
Logo PSMS Medan |
Klub PSMS Medan dan Persebaya
Surabaya adalah dua klub legenda Indonesia. Di Liga-1 sudah menunggu tiga klub
legenda lainnya: Persija Jakarta, Persib Bandung dan PSM Makassar. Bagaimana sejarah
PSMS Medan dengan klub-klub legenda tersebut di masa lalu menarik untuk
diperhatikan. Mari kita telusuri.
Kejuaraan Antar Perserikatan 1954
PSMS Medan berpartisipasi dalam Kejuaraan Antar Perserikatan pada tahun 1954. Kejuaaraan
Antar Perserikatan ini diselenggarakan di Solo yang terdiri dari enam klub
(Partai 6 Besar) yakni: PSMS Medan, Persidja Djakarta, PSM Makassar, Persis
Solo, Persema Malang dan Persibaja Surabaja (lihat Java-bode: nieuws, handels-
en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 13-12-1954).
Java-bode, 13-12-1954 |
Dari babak penyisihan di Solo,
peringkat pertama dan peringkat kedua (PSMS dan Persidja) akan dipertemukan di
Jakarta tanggal 3 Januari 1955 untuk menentukan juara.
Dalam pertandingan final ini PSMS Medan melakukan protes karena wasit
memihak Persidja. Manajer Muslim Harahap melakukan protes di tengah
pertandingan untuk mengganti wasit tetapi tidak digubris panitia. Jusuf Siregar
ditekel Djamiat, wasit awalnya menunjuk titik putih tetapi karena protes
Djamiat lalu wasit hanya memberi tembakan langsung. Kembali Jusuf Siregar
ditekel oleh Tamaela yang sejarusnya kartu merah (kuning kedua) tetapi wasit
tidak memberi ganjaran. Lalu yang terakhir Abdul Kadir diserang Tamaela. PSMS Medan kalah dan Muslim Harahap dan tim tidak mengakui kekalahan tersebut. Muslim Harahap tidak
ada masalah bagi kami dengan Persidja, yang kami persoalkan mutu wasit (Java-bode:
nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 03-01-1955).
PSMS Medan sendiri sejak
dibentuk tahun 1950 cukup berprestasi. PSMS Medan adalah juara sepak bola PON
III di Medan (lihat Het nieuwsblad voor Sumatra, 28-09-1953). PSMS juga
mengalahkan Timnas Philipina di Manila (Het nieuwsblad voor Sumatra, 02-04-1954).
PSMS Medan juga bertanding lawan klub dari Austria Grazer AK (Het nieuwsblad
voor Sumatram 02-08-1954); melawan Timnas Swedia Kalmar FF (De vrije pers: ochtendbulletin,
22-10-1954). PSMS Medan setelah Kejauaran Antar Pwerserikatan ini akan
bertanding di Medan dengan klub dari Swiss, Grasshoppers (Het nieuwsblad voor
Sumatra, 08-02-1955).
Dengan modal yang bagus, PSMS Medan yakin menjuarai Kejuaraan Antar
Perserikatan yang diadakan tahun 1954. Namun ternyata PSMS Medan merasa dirugikan (oleh waist). PSMS Medan lalu melakukan rapat
pada tanggal 7 Januari 1955 dan keputusan yang dibuat dikirim ke PSSI, sebagai
berikut: 1. Revisi Keputusan PB PSSI (Head Board of Soccer Association
Indonesia) tentang pembentukan kejuaraan Indonesia 1954 pada kongres khusus PSSI
pada bulan April 1955; 2. Bahwa wasit Van Yperen, sadar atau tidak sadar
melakukan kesalahan, maka dia harus diskors dari korps wasit PSSI; 3. PSSI
harus membentuk komite disiplin untuk wadah jika melakukan protes; 4. Manual
untuk manajemen pertandingan dan wasit pertandingan kejuaraan PSSI harus
direvisi (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor
Nederlandsch-Indie, 18-01-1955)..
Sebagaimana sepak bola di
masing-masing perserikatan merupakan warisan dari sepak bola sejak era kolonial
Belanda, sesungguhnya sepak bola di Medan cukup disegani di Nederlandsch Indie
(baca: Indonesia). Sebagai misal, Timnas yang dibentuk untuk Piala Dunia tahun
1938 adalah gabungan seleksi pemain perserikatan (bond) di Jawa (West Java,
Midden Java dan Oost Java) di bawah NIVU. Ketika try-out terakhir di Medan
(sebelum berangkat ke Rheim, Prancis) 30 April di Medan Timnas versi NIVU ini
dikalahkan oleh Tim Medan dengan skor 4-2. Tim Medan inilah yang menjadi cikal
bakal PSMS Medan.
Sejarah sepak bola Indonesia sejatinya bermula di Medan. Pada tahun 1894
dilaporkan ada pertandingan sepakbola antara kesebelasan Deli dengan tim dari
Penang di lapangan Esplanade (lihat Sumatra-courant: nieuws- en
advertentieblad, 02-01-1894). Lapangan Esplanade kini menjadi Lapangan Merdeka
Medan. Di Soerabaja kapan pertandingan
sepak bola di mulai agak sulit terdeteksi. Namun ada berita yang diduga sebuah
pertandingan di Soerabaja tahun 1897 diadakan di aloon-aloon (Java-bode:
nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 13-01-1897). Berita
ini diperkuat oleh adanya tim Soerabaja melakukan pertandingan ke Malang (De
locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 01-06-1898). Di Malang
sendiri baru ada pertandingan pada tahun 1898 ini. Di Batavia pertandingan sepak bola perdana diselenggarakan
antara tim Nimmer Vermoeid vs Trapper pada hari Minggu 27 Februari 1898 pukul
lima sore di Koningsplein di Gang Scott (sudut lapangan Moanas sekarang deka
patung kuda). Berita ini diiklankan di surat kabar Bataviaasch nieuwsblad mulai
edisi 26-02-1898. Sementara di Bandoeng, De Preanger-bode (31-03-1904) melaporkan
hari Minggu tanggal 2, pukul lima sore ada pertandingan sepakbola yang dilakukan
anak-anak Bandoengsche melawan Bataviasch Voetbal Club (BVC) di Pietersplein atau Pieters Park (kini taman
Balai Kota). Sedangkan di Semarang, pada tahun 1906 diadakan pertandingan
segitiga antara Hippies Sport Vereeniging di Pontjol, Go A Head dan tim dari
Semarangsch Voetbal Vereeniging (lihat Soerabaijasch handelsblad, 07-03-1906). Pada tahun 1908 di Padang dilaporkan terdapat
sebanyak 17 tim sepakbola (Soerabaijasch handelsblad, 04-01-1908). Tim-tim sepak bola itu menggunakan lapangan Plein
van Rome (Gereja Katolik Roma) di Alang Lawas yang memiliki empat lapangan
sepakbola yang berdampingan yang kualitasnya terbilang baik.
Inggris dan Belanda adalah awal
sepak bola modern. Di Belanda
sendiri baru dibentuk Asosiasi (perserikatan) Sepak Bola Amsterdam tahun 1879. Tahun
1893 muncul pengaturan hasil pertandingan diantaranya nilai bagi kemenangan
dengan nilai dua. Musim baru 1893/94 dimulai dengan 6 klub kelas satu, Haarlem,
Amsterdam, Den Haag, Rotterdam dan Wageningen; 4 kelas kedua Rotterdam,
Amsterdam, Haarlem dan Gooi. Kompetisi untuk asosiasi masih terlihat terlalu
lemah untuk kelas dua. Sistem kompetisi juga berlanjut di Timur (Belanda). Sedangkan
federasi (KNVB) baru dibentuk tahun 1889 (lihat De locomotief: Samarangsch
handels- en advertentie-blad, 01-06-1898).
Di Nederlandsc Indie (baca: Indonesia) demam sepak bola cepat menyebar,
paling tidak sudah ditemukan di Medan antara Deli dan Penang tahun 1894. Lalu
kemudian terdeteksi di Soerabaja, Batavia, Bandoeng dan sebagainya. Agen-agen
sepak bola ini di Nederlandsc Indie adalah para pemuda yang sebelumnya aktif
bermain bola di Belanda kemudian merantau ke berbagai kota Nederlandsc Indie untuk
bekerja (pemerintah atau swasta). Mereka inilah yang membentuk
kesebelasan-kesebelasan tersebut. Mereka bermain tengah kota sore hari pulang
kerja. Dari sinilah orang-orang Tionghoa dan pendududuk asli (pribumi) tertular
dan terjadi demam sepakbola. Hal ini karena menarik dan mudah dilakukan dan
kapan saja.
Java-bode, 13-01-1897 |
Buku panduan sepak bola sendiri
di Nederlandsc Indie (baca: Indonesia) sudah beredar sejak tahun 1895 berjudul Athletiek en Voetbal. (lihat Java-bode:
nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 13-02-1895). Buku
tersebut ditulis oleh W Muller yang dapat dibeli di toko-toko. Buku ini
menyajikan sejarah permulaan, aturan lapangan dan aturan permainan dan aturan
kompetisi yang disertai gambar-gambar dan hasil-hasil kompetisi di Belanda
(lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 01-06-1898).
Si Oranye VIOS (Jakarta) vs Si Biru Sidolig (Bandung), 1927 |
Rivalitas PSMS Medan dan Persidja Djakarta Dimulai 1954
.
.
Java-bode, 16-08-1955 |
Tim Burma dapat dikalahkan dengan skor 5-2. Ssusunan pemain tim kombinasi
PSMS / Persidja: Freddy Davis (Djakarta) Rasjid (Medan), Him Tjiang (Jakarta),
Ramelan (Medan), Kiat Sek (Jakarta), Liong Houw (Djakarta), Djamiat (Djakarta),
Sjamsuddin (Medan), Ramli (Medan), Jusuf Siregar (Medan) A. Kadir (Medan). Gol
dihasilkan oleh Abdul Kadir dengan sontekan (menit 26) dan gol tembakan keras
dari jauh oleh Jusuf Siregar (menit 36). Gol berikutnya Sjamsudin dan Djamiat.
Gol terakhir oleh Jusuf Siregar.
Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode, 20-08-1955 |
Ini sulit menduga skenario apa. Yang jelas pertandingan di Medan ini
adalah inisiatif PSMS Medan. PSMS merencanakan kombinasi dengan pemain Persidja
untuk melawan kombinasi Burma dan kemudian antara PSMS dan Persidja dilakukan
pertandingan dengan wasit dari Burma (wasit netral). Hasilnya PSMS mampu
mengalahkan Persidja dengan 6-3. Revans inikah yang diinginkan oleh PSMS Medan?
Lantas apakah Persidja telah terperangkap dalam jebakan PSMS yang tidak puas
dari hasil Kejuaraan Antar Perserikatan yang baru lalu?
Untuk lebih lengkapnya lihat:
*Dikompilasi oleh Akhir
Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang
digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan
peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena
saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber
primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi
karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang
disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan
kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar