Residentie Tapanoeli secara dejure baru terbentuk pada tahun 1840, segera setelah berakhirnya perang. Pembentukan Residentie Tapanoeli ini untuk mengefektifkan administrasi pemerintahan sipil dan mempercepat proses pembangunan di Tapanoeli. Pembangunan sipil terdiri dari dua bidang: pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan; dan pembangunan pertanian koffiekultuur (budidaya kopi). Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan terutama untuk mengintegrasikan dua sumber produksi di pedalaman di Afdeeling Mandailing dan Angkola dengan pelabuhan kuno di Natal (Mandailing) dan Loemoet (Angkola).
Sibogha, ibukota Residentie Tapanoeli, 1867 |
Secara historis
wilayah pantai barat Sumatra di bagian utara bukanlah wilayah kosong. Paling
tidak nama Baroes sudah dikenal sejak jaman kuno. Wilayah ini yang kemudian
dieknal sebagai Residentie Tapanoeli pada dasarnya penduduk terbagai ke dalam
dua wilayah pemukiman: penduduk di kota-kota sepanjang pantai (melting post);
dan penduduk di sisi bagian dalam pantai (penduduk Batak). Tidak pernah ada
konflik antara dua wilayah pemukiman, karena masing-masing saling memperkuat
dalam proses perdagangan sejak era komoditi kuno (benzoin dan kamper) hingga
era komoditi modern (lada). Dalam era perdagangan lada, penduduk yang tinggal
di pantai juga terlibat dalam produksi lada.