*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini
Ada adagium pada era Pemerintah Hindia
Belanda: Maluku masa lalu, Jawa, masa kini, Sumatra masa depan. Demikian juga
di pulau Madura. Tempo doeloe pantai utara adalah pintu depan, kini pintu depan
di pantai selatan. Garam di pantai selatan diperkaya dengan pembangunan
pertanian di pantai utara. Namun itu tidak cukup. Semua karena kekurangan air,
tetapi pantai timur Jawa kelebihan air, yang bahkan kerap terjadi bencana banjir. Dalam
hal ini di wilayah muara sungai Solo dekat ke Madura dikembangkan untuk
persawahan. Apa dampaknya bagi Madura?
Presiden RI Resmikan Bendungan Nipah di Madura. Dalam upaya meningkatkan produksi padi di wilayah Jawa Timur, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melaksanakan pembangunan Jaringan Irigasi Nipah yang terletak di Desa Tabanah, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang. Jaringan Irigasi Nipah direncanakan dapat mengairi areal persawahan seluas 1.150 Ha, dengan bangunan pengambilan utama dari Bendung Tebanah dan Bendung Montor. Jaringan irigasi ini terdiri dari 925 Ha sawah baru yang merupakan pengembangan sawah tadah hujan dan sisanya adalah Daerah Irigasi (DI) Montor seluas 225 Ha yang merupakan sawah eksisting. Sebenarnya, studi mengenai pembangunan Bendungan Nipah sudah dilakukan sejak tahun 1973, kemudian dimulai pembebasannya pada tahun 1982. Namun, di tahun 1993 terjadi kendala sosial pada pelaksanaan pembangunan Bendungan Nipah, sehingga pelaksanaannya sempat terhenti dan dilanjutkan kembali pada tahun 2004. Pembangunan Bendungan Nipah selesai pada tahun 2008, namun karena terkendala pembebasan lahan, proses pengisian baru dimulai pada tahun 2015. "Bendungan ini disiapkan untuk jangka panjang produksi pangan kita," kata Presiden Joko Widodo saat meresmikan pengoperasian Bendungan Nipah di Sampang, Madura, seperti dikutip dari keterangan tertulis Tim Komunikasi Presiden, Sabtu (19/3). Nantinya masih akan ada lagi pembangunan bendungan di beberapa tempat karena kita tahu nantinya dengan pertambahan penduduk dunia itu manusia akan rebutan dua hal, yaitu energi dan pangan. Karena kuncinya ada di air, jika air mencukupi maka pangan dan energi kita akan mecukupi hingga kedepannya, lanjut Presiden RI. Selain untuk mengairi DI, Bendung Nipah juga bermanfaat sebagai konservasi sumber daya air, dan perikanan darat. Presiden Joko Widodo mengatakan pentingnya koordinasi dan kerjasama yang baik antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah akan menghasilkan sinergi yang baik. Selain itu pendekatan kepada masyarakat adalah kunci untuk melancarkan pekerjaan pelaksanaan pembangunan (https://sda.pu.go.id/)
Lantas bagaimana sejarah selat Madura dan pembangunan kanal muara sungai Solo di Sidajoe? Seperti disebut di atas, tanaman pangan khususnya beras, penduduk di pulau Madura tergantung dari (pulau) Jawa, sebaliknya garam Madura diekspor ke Jawa. Namun garam tidak pernah cukup dalam pembangunan, pertanian bagiamna? Pembangunan kanal muara sungai Solo memiliki dampak untuk pemenuhan pangan di Madura. Lalu bagaimana sejarah selat Madura dan pembangunan kanal muara sungai Solo di Sidajoe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.