*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Mohamad
Natsir adalah Pahlawan Indonesia yang telah ditabalkan sebagai Pahlawan
Nasional pada tahun 2008. Namun sempat ada yang meragukannya. Mengapa? Yang
jelas, Mohamad Natsir adalah seorang pejuang, berjuang sejak sebelum Indonesia
Merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Mohamad Natsir adalah pendiri Partai Masumi
dan pernah menjadi Perdana Menteri Republik Indonesia. Apakah itu masih harus
ditolak?
Mohammad Natsir (17 Juli 1908 – 6 Februari 1993) adalah
seorang ulama, politikus, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan
pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi, dan tokoh Islam terkemuka
Indonesia. Di dalam negeri, ia pernah menjabat menteri dan Perdana Menteri
Indonesia, sedangkan di kancah internasional, ia pernah menjabat sebagai
presiden Liga Muslim Dunia (World Muslim League) dan ketua Dewan Masjid
se-Dunia. Natsir lahir dan dibesarkan di Solok, sebelum akhirnya pindah ke
Bandung untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA dan kemudian mempelajari
ilmu Islam secara luas di perguruan tinggi. Ia terjun ke dunia politik pada
pertengahan 1930-an dengan bergabung di partai politik berideologi Islam. Pada
5 September 1950, ia diangkat sebagai Perdana Menteri Indonesia kelima. Setelah
mengundurkan diri dari jabatannya pada tanggal 26 April 1951 karena berselisih
paham dengan Presiden Soekarno, ia semakin vokal menyuarakan pentingnya peranan
Islam di Indonesia hingga membuatnya dipenjarakan oleh Soekarno. Setelah
dibebaskan pada tahun 1966, Natsir terus mengkritisi pemerintah yang saat itu
telah dipimpin Soeharto hingga membuatnya dicekal. Pada tanggal 10 November
2008, Natsir dinyatakan sebagai pahlawan nasional Indonesia. Natsir dikenal sebagai
menteri yang "tak punya baju bagus, jasnya bertambal. Dia dikenang sebagai
menteri yang tak punya rumah dan menolak diberi hadiah mobil mewah. (Wikipedia).:
Lantas
bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Mohamad Natsir? Seperti disebut di atas, Mohamad
Natsir adalah pendiri partai Masyumi, partai dimana Zainoel Arifin Pohan
membentuk partai baru, Partai NU (Nahdlatoel Oelama). Lantas mengapa ada yang
menolak Mohamad Natsir ditabalkan sebagai Pahlawan Nasional? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.