*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Apa
hubungan sejarah Indonesia dan sekolah? Bukan pertanyaanya di situ. Seharusnya sekolah
(sekolah menengah SMP dan SMA) adalah tempat yang ideal untuk memperkenalkan sejarah
Indonesia kepada golongan muda. Namun pelajaran sekolah tentulah tidak cukup,
tetapi ada upaya pembentukan minat untuk memahami sejarah dalam arti yang
sebenarnya. Mereka harus mengenal sejarah di lingkungan mereka )kabupaten/kota).
Dengan demikian materi sejarah nasional Indonesia dapat memberi makna yang
lebih mendalam (nyata) karena mereka bisa membandingkan sejarah di tempat lain dengan
sejarah yang mereka dapat saksikan di sekitar.
Pada masa kini majalah dinding (mading) di
sekolah (terutama SMA) mungkin tidak ada lagi di karena kegiatan itu boleh jadi
sudah dialihkan ke platform medsos seperti blog atau facebook. Tapi itu makna
tetap sama. Majalah dinding adalah ruang ekspresi dan berkereasi siswa. Pada
era mading, yang kerap ditampilkan adalah cerita pendek, puisi, fotografi,
laporan perjalanan (adventure) dan sekali-sekali ringkasan lomba karya ilmiah.
Boleh jadi sangat jarang terutama laporan-laporan wisata atau penyelidikan
sejarah (touring). Kegiatan touring (wisata dan penyelidikan sejarah) umumnya
terjadi pada komunitas sejarah (yang mana sangat jarang siswa sekolah
berpartisipasi). Boleh jadi kurangnya laporan touring wisata dan penyelidikan
sejarah, karena guru sejarah lebih fokus bagaimana menghapal isi buku pelajaran
sekolah. Dalam konteks ini, sesungguhnya ada peluang membangkitkan minat para
siswa untuk belajar sejarah, yang mengkombinasikan isi pelajaran sejarah
nasional dengan sejarah lokal. Touring wisata dan penyelidikan sejarah lokal
dalam hal ini seharusnya dapat mengisi kegiatan mading di sekolah..
Lantas
bagaimana hubungan sekolah dan peminatan pelajaran sejarah? Seperti disebut di
atas, tempo doeloe mading adalah sarana, tetapi mungkin sangat kurang maksimal.
Dengan dunia internet sekarang (medsos) peluang pelajaran sejarah di sekolah
dapat lebih dimaksimalkan. Yang jelas sejak tempo doeloe kegiatan
ekstrakurikuler sekolah yang terkait sejarah kurang terinformasikan. Yang
banyak terinformasikan adalah kegiatan seperti olah raga, pramuka dan seni
(sastra, musik dsb). Lalu bagaimana dengan bidang peminatan sejarah, terutama
sejarah lokal. Nah, itu dia. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.