*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Banyak
pahlawan Indonesia hanya sekadar cerita. Pada dasarnya tidak dapat
diverifikasi. Apakah ada hal serupa itu yang bergelar Pahlawan Nasional? Yang
jelas ada yang pasang surut (maju mundur), ada yang cooperative dan ada yang
non cooperative, ada yang menyerah kepada lawan (musuh) dan ada yang tidak
berani berjuang dan bahkan ada yang mengorbankan bangsanya sendiri. Tentu saja
masih banyak yang konsisten berjuang. Salah satu yang terus berjuang hingga
titik darah penghabisan adalah Sisingamangaraja XII.
Sisingamangaraja XII dengan nama lengkap Patuan Bosar
Ompu Pulo Batu Sinambela (18 Februari 1845 – 17 Juni 1907) adalah seorang raja
di negeri Toba, pejuang yang berperang melawan Belanda, kemudian diangkat oleh
pemerintah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tanggal 9
November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961. Sebelumnya ia dimakamkan
di Tarutung Tapanuli Utara, lalu dipindahkan ke Soposurung, Balige pada tahun
1953. Sisingamangaraja XII naik takhta pada tahun 1876 menggantikan ayahnya
Sisingamangaraja XI yang bernama Ompu Raja Sohahuaon Sinambela, selain itu ia
juga disebut juga sebagai raja imam. Penobatan Sisingamangaraja XII sebagai
maharaja di negeri Toba bersamaan dengan dimulainya open door policy (politik
pintu terbuka) Belanda dalam mengamankan modal asing yang beroperasi di Hindia
Belanda, dan yang tidak mau menandatangani Korte Verklaring (perjanjian pendek)
di Sumatra terutama Kesultanan Aceh dan Toba, di mana kerajaan ini membuka
hubungan dagang dengan negara-negara Eropa lainya. Politik yang berbeda ini
mendorong situasi selanjutnya untuk melahirkan Perang Tapanuli yang berkepanjangan
hingga puluhan tahun (Wikipedia)
Lantas
bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII? Seperti disebut di atas, Sisingamangaraja XII
berjuang hingga titik darah penghabisan. Untuk sekadar diketahui Sisingamangaraja XII adalah
pahlawan perang Indonesia yang terakhir (sebelumnya Teuku Umar sudah lebih
dahulu wafat di medan perang). Lantas bagaimana Sisingamangaraja XII tetap
konsisten berjuang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.