Rabu, 24 April 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (22): Sejarah BRI Sebenarnya? Sieburgh, Wirja Atmadja dan Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada masa ini selalu dihubungkan dengan nama sebuah bank perkreditan di Purwokerto yang didirikan pada tanggal 16 Desember 1895. Dalam website BRI disebutkan di Purwokerto oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja didirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Apa, iya? Tanggal pendirian ini kini dikenal sebagai hari kelahiran BRI. Bagaimana bisa?  

Volksbank di Bengkulu, 1920
Bank BRI pada masa ini adalah bank pemerintah, bank yang sangat besar. Dua bank lagi yang menjadi milik pemerintah adalah Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Indonesia (BI). Dua bank ini juga dicatat dengan sejarah yang penting. Namun bagaimana sejarah awal tiga bank ini dicatat tidak persis apa yang ditulis sekarang dengan fakta yang sebenarnya di masa lampau. Tiga sejarah bank ini telah ‘masuk angin’.  

Lantas bagaimana sejarah awal BRI? Itu satu hal. Hal yang ingin kita periksa lebih dahulu adalah sejarah awal pendirian Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank yang kemudian dikembangkan dan namanya menjadi Poerwokertosche Hulp-,Spaar-en Landbouwcrediet- Bank. Pendirian bank tabungan dan perkreditan ini juga adalanya dikaitkan dengan usal usul koperasi di Indonesia. Untuk melihat itu kembali mari kita telusuri berita-berita dan artikel terkait pada surat kabar yang terbit di seputar tahun 1895 dan tahun-tahun sesudahnya hingga tahun 1946.

Sabtu, 20 April 2019

Sejarah Kota Padang (58): Perguruan Tinggi Islam Pertama di Indonesia Didirikan di Kota Padang, 1940; Dimulai 15 Mahasiswa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Padang dalam blog ini Klik Disini  

Sekolah Tinggi Islam (STI) pertama di Indonesia bukan di Batavia, juga tidak di Jogjakarta, tetapi di Padang. Sekolah Tinggi Islam (Islamietische Hooge School) di Padang didirikan tahun 1940. Anggapan selama ini Sekolah Tinggi Islam (STI) yang didirikan di Djakarta tahun 1945 merupakan yang pertama di Indonesia jelas keliru.

De Sumatra post, 13-12-1940
STI di Djakarta didirikan tahun 1945, tetapi kemudian dipindahkan ke Jogjakarta lalu berkembang menjadi Universitas Islam Indonesia. Perpindahan ini dilakukan sehubungan dengan pemindahan ibukota RI dari Djakarta ke Jojkakarta. Universitas Islam Indonesia (UII) di Jogjakarta sendiri dibentuk tahun 1947. UII tidak hanya fakultas agama Islam juga memiliki fakultas lain seperti fakultas ilmu sosial dan fakultas ekonomi. Fakultas Ilmu Agama Islam di UII ini kemudian dipisahkan dan dibentuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) menjadi cikal bakal dibentuknya Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Pada masa ini IAIN dikembangkan kembali menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).

Lantas bagaimana asal-usul pembentukan Sekolah Tinggi Islam di Padang? Pertanyaan ini tentu masih menarik. Pertanyaan ini akan dikaitkan dengan keberadaan sekolah menengah Islam di era kolonial Belanda dan perkembangan perguruan tinggi Islam sesudahnya. Untuk itu mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 15 April 2019

Sejarah Yogyakarta (34): Ki Hadjar Dewantara dan Sutan Gunung Mulia; Dua Tokoh Pendidikan Sejaman Menjadi Menteri


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Yogyakarta dalam blog ini Klik Disini 

Di Indonesia banyak tokoh pendidikan, tetapi hanya ada dua tokoh pendidikan sejaman yang keduanya juga sama-sama menjadi Menteri Pendidikan. Kedua tokoh pendidikan itu adalah Ki Hadjar Dewantara dan Sutan Gunung Mulia. Meski mereka berdua memiliki latar belakang yang berbeda, tetapi keduanya sama-sama Republiken sejati di Jogjakarta.

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hadjar Dewantara lahir di Jogjakarta, 2 Mei 1889. Raden Mas Soewardi tahun 1902 diakui sebagai kelas 3 Europanen Lagere School (ELS) di Semarang (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 14-03-1902). Setelah lulus ELS, Raden Mas Soewardi melanjutkan sekolah kedokteran (Docter Djawa School) di Batavia. 

Todung Harahap gelar Sutan Gunung Mulia lahir di Padang Sidempuan tahun 1896. Memulai pendidikan dasar di Sekolah Eropa (Europeesche Lagere School=ELS) Padang Sidempuan tahun 1903. Pada tahun 1910, Todung menyelesaikan pendidikan di ELS dan ayahnya Mangaradja Hamonangan seorang pengusaha perkebunan di Padang Sidempuan menyekolahkan Todung ke Negeri Belanda.

Itulah awal pendidikan dua tokoh pendidikan Indonesia. Lantas bagaimana selanjutnya?. Bagaimana kiprah masing-masing sebelum menjadi Menteri Pendidikan RI?. Sebagaimana diketahui Ki Hadjar Dewantara menjadi Menteri Pendidikan RI yang pertama dari tanggal 2 September 1945 hingga 14 November 1945 (2,5 bulan) dan kemudian dilanjutkan Sutan Gunung Mulia dari tanggal 14 November 1945 hingga 2 Oktober 1946 (10,5 bulan). Setelah tidak menjadi menteri apa yang mereka lakukan? Semua pertanyaan tersebut tentu masih menarik untuk diperhatikan. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 14 April 2019

Sejarah Kota Ambon (9): Sejarah Boven Digul, Merauke; Kota Tanah Merah dan Tahanan Politik Indonesia pada Era Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Ambon dalam blog ini Klik Disini
 

Pada era kolonial Belanda, semua nama tempat di Maluku dan Papua terhubung dengan Kota Ambon. Salah satu kota penting di barat daya Papua adalah Merauke. Pada tahun 1927 sebuah area di hulu sungai Digoel (Boven Digoel) di Tanah Merah menjadi tiba-tiba populer, karena menjadi tempat pengasingan para tahanan politik Indonesia. Kota Merauke yang sudah dibangun sejak lama juga terangkat karena popularitas Boven Digoel.

Kamp Interniran Tanah Merah, Boven Digoel, 1927
Pada masa kini, Boven Digoel menjadi nama sebuah kabupaten baru dengan ibukota Tanah Merah (lihat UU No. 26 Tahun 2002). Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi dan Kabupaten Asmat adalah pemekaran dari Kabupaten Merauke. Ibukota kabupaten (Distrik Merauke) adalah Merauke, suatu kota yang tumbuh pada era kolonial Belanda relatif bersamaan dengan Kota Tual (ibukota Maluku Tenggara). Jalur transportasi laut Ambon Merauke melalui Kota Tual.

Lantas mengapa Boven Digoel dipilih pemerintah Hindia Belanda sebagai tempat pengasingan tahanan politik Indonesia sejak 1927? Penetapan Boven Digoel sebagai pusat tahanan politik juga menandai era baru dalam sistem pemerintahan Hindia Belanda di wilayah Papua. Lalu bagaimana dengan Tanah Merah sendiri menjadi kota. Mari kita telusuri berdasarkan sumber-sumber tempo dulu.

Sabtu, 13 April 2019

Sejarah Menjadi Indonesia (21): Kantor Berita Antara adalah Suksesi Kantor Berita Alpena; Parada Harahap dan Adam Malik


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Kantor berita Antara adalah kantor berita pribumi yang didirikan pada tahun 1937. Kantor berita pribumi pertama adalah Alpena, didirikan oleh Parada Harahap pada tahun 1925. Kantor berita Antara terhubung dengan Kantor berita Alpena karena faktor Parada Harahap dan Amir Sjarifoeddin Harahap. Salah satu kader terbaik Amir Sjarifoeddin di Partai Gerindo adalah Adam Malik. Salah satu wartawan terbaik Parada Harahap di Tjaja Timoer adalah Soemanang.

Amir Sjarifoeddin Harahap adalah adik Parada Harahap di Bataksch Bond. Mohamad Jamin adalah adik Parada Harahap di Sumatranen Bond. Parada Harahap adalah anggota Bataksch Bond dan juga anggota Sumatranen Bond. WR Supratman adalah anak buah Parada Harahap di Kantor Berita Alpena. Parada Harahap sebagai sekretaris Sumatranen Bond menggagas didirikan supra organisasi kebangsaan pada tahun 1927 yang disingkat namanya PPPKI. Ketua PPPKI adalah MH Thamrin dan sekretarisnya adalah Parada Harahap. Parada Harahap mengagendakan Kongres PPPKI pada bulan September 1928 yang juga diintegrasikan dengan Kongres Pemuda pada Oktober 1928. Parada Harahap menunjuk Dr. Soetomo menjadi ketua panitia Kongres PPPKI. Lalu dibentuk panitia Kongres Pemuda. Dr. Soetomo mencalonkan Soegondo (ketua), Parada Harahap mencalonkan Mohamad Jamin sebagai sekretaris dan Amir Sjarifoeddin Harahap sebagai bendahara. Penyandang dana dua kongres ini adalah perhimpunan pengusaha pribumi di Batavia (semacam KADIN) yang diketuai oleh Parada Harahap. Dalam Kongres Pemuda diperdengarkan lagu Indonesia Raya karya WR Supratman. Adinegoro adalah editor surat kabar Bintang Timoer milik Parada Harahap.

Parada Harahap dan Adam Malik meski beda generasi tetapi sama-sama pernah dibui di penjara Padang Sidempoean. Sumanang dan Adam Malik berinisiatif mendirikan kantor berita Antara. Dalam pendirian ini juga turut Sipahoetar yang juga wartawan di Tjaja Timoer.

Jumat, 12 April 2019

Sejarah Bandung (44): Sinar Pasoendan (1933-1942) dan Parada Harahap; Surat Kabar Terbanyak di Bandung Era Kolonial


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bandung dalam blog ini Klik Disini

Pada era kolonial Belanda surat kabar dalam pers nasionalis (baca: Indonesia) sudah eksis. Meski ada yang cepat gulung tikar tetapi masih lebih banyak yang bertahan lama dan terus eksis hingga berakhirnya era kolonial Belanda. Salah satu surat kabar nasionalis yang bertahan adalah Sinar Pasoendan yang didirikan pada tahun 1933. Meski surat kabar Sinar Pasoendan berbahasa daerah (Sunda) tetapi sangat nyaring dalam perjuangan nasional.

Bataviaasch nieuwsblad, 28-03-1941
Di kota Bandung pers Belanda sudah lama eksis (sejak 1902). Namun itu hanya terbatas untuk orang-orang Eropa/Belanda dan kelompok elit pribumi. Surat kabar berbahasa Melayu dan berbahasa Sunda menjadi segmen penting untuk mencerdaskan semua golong pribumi dan ruang penalaran untuk mempertajam perjuangan bangsa (melawan) Belanda. Surat kabar Sinar Pasoendan termasuk surat kabar nasional yang pernah terkena delik pers.

Surat kabar Sinar Pasoendan diterbitkan secara sadar sehubungan dengan kiprah Pagujupan Pasoendan yang semakin menguat dalam perjuangan nasional. Surat kabar Sinar Pasoendan digagas oleh tokoh PPPKI sebagai bagian dari penguatan persatuan nasional. Surat kabar Sinar Pasoendan secara tak langsung telah menjadi organ penting bagi Pagujupan Pasoendan. Meski pada awal pendiriannya sulit, tetapi surat kabar Sinar Pasoendan secara bertahap mampu menjadi surat kabar yang berpengaruh di Bandung dan Priangan.