Sabtu, 24 Oktober 2020

Sejarah Kalimantan (36): Sejarah Zending dan Awal Sekolah Misionaris di Kalimantan; Pemerintah Sama Saja Islam Kristen Pagan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Selatan di blog ini Klik Disini

Pulau Borneo sudah sejak lampau kehadiran Islam. Pulau Borneo bukan target orang-orang Portugis untuk melakukan misi, Wilayah misi orang-orang Portugis adalah wilayah Maluku, Ternate dan Manado. Hampir seluruh penduduk di pantai-pantai Borneo sudah beragama Islam, Kegiatan misi yang dilakukan orang-orang Spanyol yang awalnya di wilayah Ternate dan Manado akhirnya harus bergeser ke Filipina. Semakin banyaknya kerajaan-kerajaan yang beragama Islam (kesultanan) di pulau Borneo menjadi lebih sulit bagi para misionaris untuk melakukan aktivitas di pulau Borneo.

Sudah sejak lama di Maluku dan Ternate, orang-orang Portugis dan Spanyol saling bersaing. Pada tahun 1605 Belanda mengusir Portugis dari Amboina. Orang Portugis mengusir orang Spanyol dari Ternate (termasuk Manado). Akhirnya orang Belanda mengusir Portugis dari Ternate dan Manado (1659) dan juga mengusir Spanyol dari Sangir dan Talaud (1687). Oleh karena kehadiran misionaris Portugis dan Spanyol semakin jarang, lalu penduduk Manado dan Sangir yang sudah beragama Katolik lambat laun (dikonversi) menjadi Kristen (dengan semakin menguatnya kegiatan zending Belanda yang berpusat di Amboina). Hanya sebagian kecil saja yang masih tetap Katolik. Sementara itu masih banyak penduduk Ternate, Manado dan Sangir en Talaud yang pagan. Semakin menguatnya penyebaran agama Kristen di Residentie Manado, kegiatan zending mulai diarahkan ke pulau Borneo.

Lantas sejak kapan kegiatan misionaris dimulai di Kalimantan? Yang jelas kegiatan zending masih bekerja di bagian selatan Residentie Manado (di teluk Tomini di sekitar Poso). Kegiatan zending di pulau Kalimantan dimulai di Bandjarmasin. Hal ini karena pantai timur Borneo masih belum terdapat orang Eropa, sementara di pantai barat Borneo suhu politik masih pasang surut (kerap terjadi pemberontakan). Lalu bagaimana sejarah zending di pulau Kalimantan? Seperti kata hali sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Kalimantan (35): Awal Pendidikan di Pulau Kalimantan; Sejarah Sekolah Guru Kweekschool di Bandjarmasin (1875-1893)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Selatan di blog ini Klik Disini

Tidak ada yang menulis sejarah pendidikan Kalimantan apalagi sejarah pendidikan di Borneo. Terlalu luas. Namun di masa lampau nama-nama tempat antara satu dengan yang lainnya begitu berdekatan dalam satu pulau. Oleh karena itu dalam introduksi pendidikan modern (aksara Latin) dan pengembangan sekolah-sekolah menjadi satu  pengembangan sendiri (yang dibedakan dengan pulau lain di Jawa, Sumatra dan Celebes). Sehubungan dengan itu pendirian sekolah guru di Bandjarmasin pada tahun 1875 dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan guru di seluruh pulau.

Pada masa ini sejarah pendidikan di (pulau) Kalimantan telah mereduksi menjadi sejarah sendiri-sendiri: sejarah pendidikan di Kalimantan Selatan, sejarah pendidikan di Kalimantan Barat dan sejarah pendidikan di Kalimantan Timur yang kemudian dimekarkan kembali dengan menyusun sejarah pendidikan di Kalimantan Tengah yang kemudian kini tengah disusun sejarah pendidikan di Kalimantan Utara. Okelah itu satu hal. Hal lain yang mulai dilupakan atau terlupakan adalah sejarah pendidikan di Kalimantan (Borneo) yang awalnya terbagi dua residentie: Wesrkust van Borneo dan Zuid Oostkust van Borneo. Dari dua wilayah awal pengembangan pendidikan di Kalimantan hingga kini terbagi lima provinsi.

Lantas bagaimana sejarah awal pendidikan di Kalimantan? Pendirian sekolah guru di Bandjarmasin dapat dijadikan patokan. Sekolah guru (kweekschool) ini dibuka pada tahun 1875. Tentu saja sebelum sekolah guru didirikan sudah lebih dahulu didirikan sekolah-sekolah di berbagai tempat di Kalimantan (sebagai predecessor). Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 23 Oktober 2020

Sejarah Kalimantan (34): Ir. Gusti Mohamad Noor, Bangsa Dayak dan Tokoh Kalimantan; Tjilik Riwut, Pejuang Utama Orang Dayak

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Selatan di blog ini Klik Disini

Ir. Goesti Mohamad Noor bukan orang biasa. Ir. Goesti Mohamad Noor adalah berpendidikan dan memiliki dedikasi dalam pembangunan bangsa. Ir. Goesti Mohamad Noor dapat dikatakan tokoh modern dari pulau Kalimantan. Ir. Goesti Mohamad Noor menyelesaikan pendidikan tinggi THS di Bandoeng (kini ITB), menjadi anggota Volksraad (DPR) dan diangkat menjadi Gubernur Kalimantan pada awal era Republik Indonesia. Lantas apakah Ir. Goesti Mohamad Noor adalah seorang Republiken?

Nama Ir. Goesti Mohamad Noor menjadi lebih penting karena pada tanggal 8 November 2018, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Ir. Goesti Mohamad Noor. Itu berarti menambah daftar pahlawan nasional dari pulau Kalimantan. Sebelumnya sudah terdapat tiga pahlawan nasional asal daerah Kalimantan Selatan yakni Pangeran Antasari (1968); Hasan Basri (2001); dan Idham Chalid (2011). Sementara pahlawan nasional lainnya asal Kalimantan adalah Tjilik Riwut dari Katingan, Kalimantan Tengah (1998); dan Abdul Kadir dari Melawi, Kalimantan Barat (1999). Lantas siapa lagi yang dapat diusulkan? Bagaimana dengan Kalimantan Timur?

Bagaimana sejarah Ir. Goesti Mohamad Noor? Tentu saja sudah ditulis. Namun sejauh fakta dan data terus ditemukan, narasi sejarah Ir. Goesti Mohamad Noor harus tetap ditambahkan. Namun perlu disadari bahwa sejarah adalah narasi dan fakta dan karena itu penulisan baru sejarah Ir. Goesti Mohamad Noor haruslah dipandang sebagai pemurnian sejarah. Ir. Goesti Mohamad Noor berjuang ketika bangsa Dayak juga sedang berjuang yang dipimpin oleh Tjilik Riwut. Lantas bagaimana Ir. Goesti Mohamad Noor terhubung dengan Tjilik Riwut? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.