Rabu, 04 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (570): Pahlawan Indonesia-Acara Halal Bihalal; Sejak Tempo Doeloe, Namanya Baru Dikenal Kemudian

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sejarah Halal Bi(-Halal) belum terdapat pada lama Wikipedia. Namun sudah ada sejumlah tulisan mencoba mendeskripsikannya. Di satu sisi narasi sejarah Halal Bi Halal belum begitu lengkap dan di sisi lain isi narasi satu dengan yang lain berbeda. Okelah. Dalam konteks inilah artikel ini dtulis untuk memberi kontribusi dalam narasi sejarah Halal Bi Halal di Indonesia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), halalbihalal adalah hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dsb.) oleh sekelompok orang….--merupakan suatu kebiasaan khas Indonesia. (Wikipedia); berhalalbihalal adalah kata kerja bermaaf-maafan pada Lebaran….pada Lebaran kita--dengan segenap sanak keluarga dan handai tolan. Sejak jaman medsos, seperti halnya reuni, acara halal bi halal di dalam komunitas semakin intens dilakukan. Popularitas Halal bi Halal juga baru terjadi dalam tiga dasawarsa terakhir. Sebelum itu, acara Halal Bi Halal umumnya diselenggarakan di komunitas formal seperti kantor pemeriintahan (tingkat dua ke atas), sekolah-sekolah dan universitas. Lalu bagaimana pada awal era Republik Indonesia dan apakah sudah umum pada era Hindia Belanda? Semua pertanyaan itu menarik untuk telusuri.   

Lantas bagaimana sejarah halal bi halal di Indonesia? Nah, itu tadi. Seperti disebut di atas, acara halal bi halal baru populer pada dasawarsa-dasawarsa terakhir ini. Namun bagaimana hal dalam halal bi halal itu masa lampau tampaknya memerlukan penyelidikan tersendiri. Lalu bagaimana sejarah halal bi halal di Indonesia? Dalam hubungannya dengan minal aidin wal faizin ini, seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (569): Pahlawan Indonesia–Mudik Tradisi Mudik Kampung Halaman; Hindia Belanda hingga Hari Ini

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Saat ini banyak yang mudik, saya sendiri tidak mudik, sudah lama tidak pulang kampung. Lalu apa itu mudik? Tampaknya itu adalah sinonim pulang kampung. Namun kini, kata mudik kerap diasosiasikan pada pulang kampong sehubungan dengan lebaran (hari raya) di kampong halaman. Oleh karena kegiatan mudik itu berulang (seteiap tahun), dalam hal ini mudik menjadi tradisi (habit, budaya),

Ada yang menyebut moedik berasal dari oedik, wilayah di hulu sungai (lihat De locomotief, 27-03-1919). Di pantai barat Sumatra, terdapat nama tempat (pasar) yang berbeda yang berada di pinggir kota yang disebut Pasar Moedik. Pasar Moedik ada di Padang (lihat Sumatra-bode, 20-03-1919); di Tapanoeli di Padang Sidempoean dan di Baroes. Pasar Moedik (sekali sepekean) lawan dari pasar besar (gadang) yang berada di tengah kota (tiap hari). Masih di wilayah daerah aliran sungai padanannya adalah hulu dan hilir seperti di Sumatra Selatan dan Kalimantan. Padanannya di wilayah Soenda/Betawi adalah oedik, seperti Soekaboemi Oedik dan Tjikeas Oedik. Padanannya dalam bahasa Belanda soal oedik ini adalah Benelanden (hilir) dan Bovenlanden (hulu).

Lantas bagaimana sejarah mudik di Indonesia? Nah, itu dia. Seperti disebut di atas, mudik pada tempo doeloe dihubungkan dengan oedik, kampong-kampong yang berada di arah hulu sungai. Dari hilir-mudik di daerah aliran sungai inilah yang diduga menjadi rujukan dari kegiatan mudik selanjutnya (hingga ini hari) yang terus berulang (tradisi). Lalu bagaimana sejarah mudik di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 03 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (568): Pahlawan Indonesia dan Listrik di Indonesia; Swasta Belanda, PLN hingga Gagasan Tri Mumpuni

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini, listrik adalah sumber energi yang menjadi kebutuhan pokok di era teknologi komunikasi. Negara hadir dalam kebutuhan pokok ini melalui PT PLN. Namun produksi listrik kuasa negara belum pernah tercukupi, lebih-lebih di wilayah pedesaan yang jauh dari jangkauan jaringan listrik nasional. Dalam hal ini peran swasta masih ada. Namun itu belum sepenuhnya mencukupi dan mampu melayani semua penduduk. Salah satu tokoh nasional Tri Mumpuni peduli pada kebutuhan listrik di wiklayah-wilayah remote area. Kebetulan Tri Mumpuni adalah teman sekelas sewaktu kuliah. Akhirnya Akhir bertemu kembali Puni di dalam artikel ini: Minal aidin wal faizin.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (disingkat PLN) adalah sebuah badan usaha milik negara yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda N.V. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan berdirinya perusahaan swasta lainnya. Kelistrikan di Hindia Belanda dimulai pada tahun 1897 ketika perusahaan listrik pertama yang bernama Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM atau Perusahaan Listrik Hindia Belanda), yang merupakan perusahaan yang berada di bawah N.V. Handelsvennootschap yang sebelumnya bernama Maintz & Co. Perusahaan ini berpusat di Amsterdam, Belanda. Di Batavia, NIEM membangun PLTU di Gambir di tepi Sungai Ciliwung. PLTU berkekuatan 3200+3000+1350 kW tersebut merupakan pembangkit listrik tenaga uap pertama di Hindia Belanda dan memasok kebutuhan listrik di Batavia dan sekitarnya. Saat ini PLTU tersebut sudah tidak ada lagi. NIEM berekspansi ke Surabaya dengan mendirikan perusahaan gas yang bernama Nederlandsche Indische Gas Maatschappij (NIGM) hingga akhir abad XIX. Pada tahun 1909, perusahaan ini diberi hak untuk membangun beberapa pembangkit tenaga listrik berikut sistem distribusinya ke kota-kota besar di Jawa. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah listrik di Indonesia? Seperti disebut di atas, pengadaan listrik di Indonesia dimulai sejak era Hindia Belanda. Meski demikian, hinga era Republik Indonesia belum sepenuhnya tercukupi bahkan hingga kehadiran tokoh listrik nasional Tri Mumpuni. Lalu bagaimana sejarah listrik di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (567): Pahlawan Indonesia - Perjuangan Pekerja Era Hindia Belanda; Marsinah Era Republik Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Partai Buruh belum lama ini mengusulkan Marsinah diberi gelar Pahlawan Nasional. Oke, itu adalah slah satu hal. Hal yang ingin difokuskan dalam artikel ini adalah bagaimana sejarah buruh (pekerja) di Indonesia. Yang jelas perjuangan para (kaum) pekerja sudah ada sejak era Pemerintah Hindia Belanda. Gerakan perjuangan para pekerja (Indonesia) era Hindia Belanda merujuk pada gerakan para buruh di tingkat internasional.

Partai Buruh Indonesia adalah partai politik yang pernah ada di Indonesia. Partai ini didirikan sebagai serikat buruh nasional pusat, Barisan Buruh Indonesia, BBI, pada tanggal 15 September 1945. Pada Kongres BBI pada tanggal 9 November 1945, BBI berubah menjadi sebuah partai politik dan mengadopsi nama PBI. Awalnya PBI dijalankan oleh orang-orang yang pernah bekerja di Departemen Tenaga Kerja selama pendudukan Jepang. Tapi pada tahun 1946 Setiadjit kembali ke Indonesia dari pengasingan di Belanda, dan ia memegang kepemimpinan partai dan menjadi ketuanya. Barisan Buruh Wanita (BBW) adalah sayap perempuan dari partai ini. BBW dipimpin oleh S.K. Trimurti (Menteri Tenaga Kerja pertama Indonesia, melayani di kabinet Amir Sjarifuddin 1947-1948), yang juga anggota dari Eksekutif PB. Pada masa kini, Partai Buruh adalah sebuah partai politik di Indonesia yang didirikan pertama kali pada tanggal 28 Agustus 1998. Partai politik ini pernah menjadi peserta Pemilu 1999, Pemilu 2004, dan Pemilu 2009. Selama menjadi partai politik, Partai Buruh telah menggunakan tiga nama yang berbeda, yaitu Partai Buruh Nasional (1998), Partai Buruh Sosial Demokrat (2005) dan Partai Buruh (2009). Pada 5 Oktober 2021, oleh Said Iqbal, Partai Buruh dideklarasikan kembali dengan simbol partai yang berbeda. Alasan utama dalam terbentuknya kembali Partai Buruh, diantaranya Omnibus law dan Undang-Undang Cipta Kerja. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah perjuangan pekerja Indonesia era Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, perjuangan pekerja Indonesia seiring dengan masa dimana para pejuang-pejuang Indonesia (baca: pribumi) ingin mendapatkan keadilan dan berjuang untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Perjuangan pekerja adalah bagian dari perjuangan seluruh Indonesia. Lalu bagaimana sejarah perjuangan pekerja (buruh) Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 02 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (566): Pahlawan Indonesia dan Perjuangan Orang Indo di Hindia Belanda; Indier Menjadi Indonesier

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada era Pemerintah Hindia Belanda sudah menguat isu Orang Indo. Saat sebelum terbentuk nama Indonesia, orang Indo masih diasosiasikan dengan Orang Hindia (Indiers). Dalam hal ini Indiers termasuk pribumi dan orang Timur Asing seperti Cina dan Arab. Dalam fase inilah terjadi perjuangan para Indo/Belanda berjuang untuk memisahkan Hindia dari (kerajaan) Belanda. Salah satu tokoh penting Indo/Belanda adalah EF Douwes Dekker alias Dr Setia Budi (kini menjadi Pahlawan Nasional). Namun dalam perkembangannya perjuangan para Indo/Belanda melemah/dilemahkan hingga muncul pejuang pribumi yang mengidentifikasi sebagai Indonesiers.

Orang Indo (Indo-Europeanen, Eropa-Hindia) adalah kelompok etnik Mestizo yang ada (atau pernah ada) di Indonesia dan sekarang menjadi kelompok etnik minoritas terbesar di Belanda. Kelompok etnis ini dicirikan dari kesamaan asal usul rasial, status legal, dan kultural. Kaum Indo merupakan keturunan campuran antara orang dari etnik tertentu di Eropa (terutama Belanda, tetapi juga Portugal, Spanyol, Jerman, Belgia, dan Prancis/Huguenot) dengan fenotipe Eropa dan orang dari etnik non-Eropa tertentu di Hindia Belanda/Indonesia. Secara hukum, sebagian besar berstatus sebagai warga Eropa di Hindia Belanda (Europeanen). Mereka menjunjung nilai-nilai budaya Eropa (terutama Belanda) dengan banyak pengaruh lokal Indonesia pada derajat tertentu dalam kehidupannya sehari-hari. Meskipun demikian, ke dalam kelompok etnik ini dimasukkan pula orang Eropa yang datang dan menetap cukup lama di tanah Indonesia atau yang lahir di Indonesia, karena di antara kalangan kaum keturunan campuran sendiri terdapat rentang fenotipe yang luas, sehingga faktor penampilan tidak bisa dijadikan satu-satunya pembatas untuk kelompok etnik ini. Kelompok berdarah campuran adalah mereka yang biasa dikenal sebagai orang Indo, Mesties (Bld.), atau Mestizos (Port.), sedangkan mereka yang "berdarah murni" Eropa dikenal sebagai totok (Mel.), blijvers (Bld.), atau kreol. Istilah "orang Indo" dalam penggunaan bahasa Indonesia masa kini mengalami pergeseran arti dan dipakai secara taksa (ambigu). Sebutan ini juga digunakan untuk menyebut semua orang Indonesia — sebagai kependekan dari "orang Indonesia" — sekaligus juga untuk menyebut peranakan campuran orang Indonesia dengan bangsa lain, tanpa melihat latar belakang asal usul non-Indonesianya, yang tidak harus Eropa.  (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah perjuangan Orang Indo/Indier di Indonesia? Seperti disebut di atas, perjuangan orang Indo/Indier berjuang untuk membebaskan diri lepas dari kerajaan Belanda. Namun dalam perkembangannya orang pribumi yang mengidentifikasi diri sebagai orang Indonesiers yang meneruskan perjuangan hingga benar-benar merdeka dari (penjajahan) Belanda. Lalu bagaimana sejarah perjuangan Orang Indo/Indier di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (565): Pahlawan Indonesia dan Nasionalisasi di Indonesia; Pemerintah Hindia Belanda hingga Era RI

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sejarah nasionalisasi adalah sejarah yang panjang di Indonesia, sejak era Pemerintah Hindia Belanda hingga era Republik Indonesia. Namun sejarah nasionalisasi di Indonesia kurang mendapat perhatian. Dalam laman Wikipedia, deskripsi nasionalisasi hanya tertulis seadanya dan hanya satu paragraf. Sementara proses nasionalisasi adalah bagian sejarah nasional Indonesia, yang bahkan telah dimulai sejak awal era Pemerintah Hindia Belanda. Pergantian Pemerintah Hindia Belanda ke Pemerintah Repunlik Indonesia bukanlah soal nasionalisasi tetapi pergantian rezim.

Nasionalisasi adalah proses pengalihan kepemilikan (perusahaan atau bangunan properti lainnya) dari milik pribadi/swasta menjadi milik umum. Apabila suatu perusahaan dinasionalisasi, negara yang bertindak sebagai pembuat keputusan. Selain itu para pegawainya menjadi pegawai negeri. Lawan dari nasionalisasi adalah privatisasi. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah nasionaalisasi di Indonesia? Seperti disebut di atas, nasionalisasi di Indonesia sudah dimulai sejak awal era Pemerintah Hindia Belanda, perubahan status privat menjadi milik negara. Proses nasionalisasi ini juga berlangsung, terutama secara intens pada awal pengakuan kedaulatan Indonesia pada masa. Lalu bagaimana sejarah nasionalisasi di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.