Minggu, 08 Oktober 2023

Sejarah Bahasa (66): Bahasa Aceh di Ujung Utara Pulau Sumatera; Seberapa Dekat ke Bahasa Cham, Seberapa Jauh Bahasa Gayo


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Aceh (Ureuëng Acèh) sebuah suku penduduk asli yang mendiami wilayah pesisir dan sebagian pedalaman Provinsi Aceh. Suku Aceh mempunyai beberapa nama lain yaitu Lam Muri, Lambri, Akhir, Achin, Asji, A-tse dan Atse. Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Aceh, yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia Barat. Suku Aceh sesungguhnya merupakan keturunan berbagai suku, kaum, dan bangsa yang menetap di tanah Aceh. Pengikat kesatuan budaya suku Aceh terutama ialah dalam bahasa.


Bahasa Aceh sebuah bahasa dituturkan masyarakat Aceh terdapat di wilayah pesisir. Bahasa Aceh termasuk rumpun bahasa Chamik, cabang dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia. Bahasa-bahasa yang memiliki kekerabatan terdekat dengan bahasa Aceh adalah bahasa Cham, Roglai, Jarai, Rade dan 6 bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Chamic. Bahasa-bahasa lainnya yang juga berkerabat dengan bahasa Aceh adalah bahasa Melayu dan bahasa Minangkabau. Bahasa Aceh tersebar terutama di wilayah pesisir Aceh. Bahasa ini dituturkan mulai dari Manyak Payed, Aceh Tamiang di pesisir timur sampai ke Trumon, Aceh Selatan di pesisir barat. Pesisir Timur Aceh: Kota Sabang. Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur (kecuali di 3 kecamatan, Serba Jadi, Peunaron and Simpang Jernih di mana bahasa Gayo dipakai), Langsa, Aceh Tamiang, di kecamatan Manyak Payed, Pesisir barat Aceh: Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya (kecuali di kecamatan Susoh di mana bahasa Jamee dituturkan), Aceh Selatan (disebut juga bahasa Bakongan; bercampur dengan bahasa Kluet dan bahasa Jamee). (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Aceh di ujung utara pulau Sumatera? Seperti disebut di atas, bahasa Aceh di Aceh, bahasa terjauh di barat Indonesia. Seberapa dekat bahasa Cham, seberapa jauh bahasa Gayo. Lalu bagaimana sejarah bahasa Aceh di ujung utara pulau Sumatera? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (65):BahasaTamiang Bahasa Melayu Batas Wilayah Gayo; Antara Bahasa Melayu Langkat dan Bahasa Aceh Langsa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Tamiang adalah suku bangsa pribumi di Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Aceh, dan beberapa daerah Kabupaten Langkat di Sumatera Utara. Umum suku Tamiang berada di wilayah pesisir pantai timur Sumatra seperti halnya suku Melayu dan suku Aceh. Di wilayah pedalaman berada suku Batak dan suku Gayo; di wilayah perairan lalu lalang navigasi pelayaran berbagai bangsa.  


Bahasa Tamiang adalah salah satu bahasa dalam rumpun bahasa Melayu yang dituturkan oleh suku Tamiang yang umumnya hidup di daerah Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Aceh bagian timur yang langsung berbatasan dengan Sumatera Utara. Bahasa Melayu Tamiang terbagi dengan 2 macam dialek yaitu: Tamiang Hulu: digunakan oleh penduduk di kawasan Kecamatan Tamiang Hulu, Kejuruan Muda, Kota Kuala Simpang, dan sebagian Kecamatan Karang Baru dan Rantau; Tamiang Hilir, digunakan oleh penduduk di kawasan Kecamatan Seruway, Kecamatan Bendahara, dan sebagian kawasan Kecamatan Manyak Payed, Karang Baru, dan Rantau. Pelafalan huruf "R" dalam bahasa Tamiang sama persis dengan dialek Prancis lainnya khususnya dialek utara, yaitu huruf "r" cenderung dituturkan seperti lafaz huruf (gh). Namun, dalam sistem penulisan bahasa Tamiang tidak menggunakan lafal "gh" namun disempurnakan dengan tulisan "ġ" yang bertitik atas pada tengah kata dan huruf "Q" apabila terdapat pada akhir kata. contoh yang terdapat di tengah kata: deġeh/deġas = deras, dan dengoq/ dengaq = dengar. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Tamiang bahasa Melayu berbatas wilayah Gayo? Seperti disebut di atas bahasa Tamiang dituturkan orang Tamiang yang bertetangtga dengan orang Gayo. Bahasa Tamiang diantara bahasa Melayu Langkat dan bahasa Aceh Langsa. Lalu bagaimana sejarah bahasa Tamiang bahasa Melayu berbatas wilayah Gayo? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 07 Oktober 2023

Sejarah Bahasa (64): Bahasa Siladang di Pedalaman Sumatra di Wilayah Mandailing, Tapanuli; Bahasa Lubu dan Bahasa Sakai


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Siladang adalah bahasa yang digunakan oleh suku Siladang, yang persebaran penuturnya terdapat di Kabupaten Mandailing Natal dan berada dalam wilayah penuturnya bahasa Mandailing. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Sebelumnya kelompok populasi Siladang tertinggal. Semasa era Pemerintah Hindia Belanda kelompok populasi yang tertinggal lainnya yang berdekatan dengan Siladang adalah orang Lubu dan orang Sakai.

 

Mengenal Siladang, Penduduk Ibu Kota Madina yang Punya Bahasa Sendiri. Nizar Aldi. DetikSumut, Medan 4 Feb 2023: Masyarakat Siladang merupakan kelompok penduduk yang berada di Panyabungan, Ibu Kota Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Uniknya, masyarakat Siladang memiliki bahasa sendiri yang berbeda dari bahasa etnis Mandailing. Masyarakat Siladang mendiami wilayah yang saat ini bernama Desa Aek Banir dan Sipapaga. Keduanya desa ini hanya berjarak belasan kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Madina. Belasan tahun yang lalu, masyarakat Siladang merupakan kelompok masyarakat yang tertinggal. Masyarakat Siladang memiliki bahasa sendiri dalam berinteraksi sehari-hari. Mereka memiliki bahasa yang berbeda dari etnis Mandailing yang menghegemoni wilayah sekitar desa tersebut. Lantas bagaimana kisah masyarakat Siladang tersebut? (https://www.detik.com/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Siladang di pedalaman Sumatra di wilayah Mandailing, Tapanuli? Seperti disebut di atas bahasa Siladang berbeda dengan bahasa Batak dan bahasa Minangkabau. Bagaimana dengan bahasa Lubu dan bahasa Sakai? Lalu bagaimana sejarah bahasa Siladang di pedalaman Sumatra di wilayah Mandailing? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (63): Bahasa Sakai di Pantai Timur Sumatra Wilayah Riau; Bahasa Orang Banoea di Wilayah Semenanjung Malaya


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Orang Sakai merupakan sekumpulan masyarakat yang terasing dan hidup masih secara tradisional dan nomaden pada suatu kawasan di pulau Sumatra di barat Kabupaten Bengkalis dan barat Kabupaten Siak. Di Kabupaten Bengkalis, mereka mendiami kecamatan Bathin Solapan, Mandau, Pinggir dan Talang Muandau. Di Kabupaten Siak, mereka mendiami kecamatan Kandis dan Minas. Orang Sakai dinamai Orang Pebatin. Nama ini dikenal ketika Jepang menjajah Indonesia.


Asal Usul. Beberapa ahli berpendapat, orang Sakai ini merupakan percampuran antara orang Wedoid dengan orang Minangkabau yang bermigrasi sekitar abad ke-14. sementara orang Sakai sendiri menganggap bahwa mereka datang dari negeri Pagaruyung. Dalam pembicaraan sehari-hari di kalangan sendiri, orang Sakai menggunakan bahasa Sakai. Namun, bila berhubungan dengan pendatang dari luar, mereka menggunakan bahasa Indonesia logat Minangkabau. Rata-rata orang Sakai dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Sebagian orang Sakai memeluk agama Islam, sebagian lainnya menganut kepercayaan animisme/dinamisme. Dalam sistem kepercayaan mereka yakin bahwa roh orang yang telah meninggal dunia hidup lagi di alam baka. Roh dan hantu dibedakan menjadi dua macam, yang baik dan yang jahat. Hantu baik disebut Hantu Kebu, yang dapat membantu menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat, menjaga keselamatan penduduk; sedangkan hantu jahat disebut Hantu Keburu, yang sering mendatangkan penyakit dan mengganggu orang pada malam hari. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Sakai di pantai timur Sumatra di wilayah Riau? Seperti disebut di atas penutur bahasa Sakai ditemukan di di barat Kabupaten Bengkalis dan barat Kabupaten Siak. Bahasa orang Banoea di wilayah Semenanjung Malaya. Lalu bagaimana sejarah bahasa Sakai di pantai timur Sumatra di wilayah Riau? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 06 Oktober 2023

Sejarah Bahasa (62): Bahasa Lubu - Orang Lubu; Budaya Diantara Orang Batak dan Orang Minang, Administratif di Mandailing


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Lubu adalah kelompok etnis yang mendiami wilayah perbatasan antara Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Suku ini diketahui telah muncul sejak lama. Mayoritas suku ini mendiami Sumatera Utara bagian selatan. Namun terjadi pembauran budaya dengan suku Batak dan suku Melayu, sehingga saat ini meskipun mereka tetap mengakui suku Lubu, tetapi budaya dan adat-istiadat mereka sudah terpengaruh secara signifikan oleh suku Mandailing dan suku Padang Lawas.


Relasi Kekerabatan Bahasa Lubu, Sakai, dan Minangkabau. Sri Andia Putri dan Inyo Yos Fernandez. 2015. Tesis | S2 Ilmu Linguistik. Abstrak. Bahasa Lubu, Sakai, dan Minang berada di pulau Sumatera. Bahasa Minang ditutur di Sumatera Barat, bahasa Lubu dan Sakai dituturkan suku terasing di Mandailing Natal dan Riau. Secara sinkronis ketiga bahasa banyak persamaan. Pada bahasa Lubu terdapat fonem vokal // dan fonem konsonan /f/ yang tidak dimiliki bahasa lain. Selain itu, bahasa Sakai dan bahasa Minang memiliki alofon fonem /i/, /u/, /e/, dan /o/ pada posisi ultima sesuai dengan bunyi konsonan yang menutup suku akhir. Secara morfologi bahasa Lubu memiliki morfem terikat no- sebagai penanda kata sifat. Hasil kajian diakronis secara kuantitatif menunjukkan hubungan kekerabatan antara Lubu dan Sakai sebesar 65,61%, hubungan antara Lubu dan Minang sebesar 69,31% dan hubungan antara Minang dan Sakai sebesar 82%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dipastikan bahwa bahasa Lubu lebih dulu berpisah dengan bahasa Sakai dan Minang. Bahasa Sakai dan Minang merupakan satu bahasa yang sama hanya berbeda pada tataran dialek. (https://etd.repository.ugm.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Lubu orang Lubu? Seperti disebut di atas ada kedekatan bahasa Lubu di Sumatra Utara dengan bahasa Sakai di Riau dan bahasa Minang di Sumatra Barat. Secara budaya diantara orang Batak dan orang Melayu/Minang, secara administratif berada di wilayah (kabupaten) Mandailing Natal, Sumatra Utara. Lalu bagaimana sejarah bahasa Lubu orang Lubu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bahasa (61): Bahasa Kubu di Dalam Pulau Sumatra, ‘Kubu’ Bahasa Asli Melayu? Sebaran BahasaBahasa Melayu di Nusantara


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Suku Kubu (Suku Anak Dalam) penyebutan untuk masyarakat tinggal di kawasan hutan dataran rendah di Sumatra Tengah (Jambi). Penyebutan menggeneralisasi dua kelompok Orang Rimba dan Suku Anak Dalam Batin Sembilan. Kubu berasal kata ngubu atau ngubun dari bahasa Melayu berarti bersembunyi di dalam hutan. Orang sekitar menyebut sebagai “Suku Kubu”, namun, baik Orang Rimba maupun SAD Batin Sembilan tidak ada menyebut diri sebagai Suku Kubu. Sebaran Orang Rimba di Jambi di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD).

 

Struktur bahasa Kubu. Dunggio, P.D. and Wahab, Zalinin and Naning, Zainal Abidin and Indones, Noor and Luneto, Bambang Apriay. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta (1985). Penelitian ini membahas tentang bahasa Kubu. Bahasa Kubu adalah bahasa daerah yang dipakai oleh suku Kubu yang berdiam di daerah pemukiman Sungai Jernih, Kecamatan Muara Rupit, di daerah pemukiman Sungai Kijang, Kecamatan Sarulangun, dan di daerah pemukiman Simpang Bayat, Kecamatan Bayung Lincir, dalam wilayah Propinsi Sumatera Selatan. Bahasa Kubu juga dipakai oleh suku Kubu yang mendiami daerah Lubuk Regis di Kecamatan Batanghari, daerah Air Hitam, Bangko serta Sungai Rebah, di dalam kawasan Propinsi Jambi. Penelitian kebahasaan yang dilakukan terhadap bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia sangat penting artinya dalam usaha memperoleh data kebahasaan yang sahih, lengkap, dan mendalam. Penelitian semacam ini merupakan landasan usaha dalam pembinaan dan pengembangan bahasa daerah dan pembakuan bahasa nasional. (https://repositori.kemdikbud.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Kubu di pedalaman pulau Sumatra, ‘kubu’ bahasa asli Melayu? Seperti disebut di atas, bahasa Kubu dituturkan kelompok populasu di pedalaman pulau Sumatra. Sebaran bahasa-bahasa Melayu di Nusantara. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kubu di pedalaman pulau Sumatra, ‘kubu’ bahasa asli Melayu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.