*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
HJ van Mook tidak lagi bisa mengatakan dirinya seorang Belanda, tetapi sebaliknya sungat sulit baginya mengatakan dirinya seorang Indonesia. Hal ini karena HJ van Mook adalah seorang Indo. Sebagai orang Indo, HJ van Mook berperilaku diantara orang Belanda dan Indonesia. Dalam narasi sejarah Indonesia masa kini, nama HJ van Mook adalah nama yang dibenci orang Indonesia, tetapi apakah HJ van Mook benar-benar seperti yang dialamatkan kepadanya. Tentulah ada sisi negatif HJ van Mook, tetapi apakah ada sisi positif HJ van Mook dari sisi bangsa Indonesia? Nah. Itu dia!
Lantas bagaimana sejarah HJ van Mook? Seperti disebut di atas, HJ van Mook adalah seorang Indo, bahkan menganggap dirinya orang Hindia (baca: Indonesia) daripada seorang Belanda. Mengapa bisa? Puncak karinya sebagai Letnan Gubenur Jenderal Hindia Belanda bahkan hingga masa perang kemerdekaan Indonesia. Lalu bagaimana sejarah HJ van Mook? Tentulah sudah banyak ditulis. Namun mengapa perlu ditulis lagi? HJ van Mook lahir dan besar di Hindia, hanya semasa kuliah di Belanda dan kembali ke Hindia. Dalam hal ini mempelajari sejarah HJ van Mook juga adalah mempelajari sejarah Indonesia juga. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pahlawan-Pahlawan Indonesia dan HJ van Mook: Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda
HJ van Mook muda bukan siapa-siapa. Hanya berasal dari keluarga biasa. Ayahnya seorang guru, terakhir dinas di Soerabaja dan pensiun tahun 1912 (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 01-10-1912). Disebutkan atas permintaan sendri, dengan hormat dari Dinas Nasional, guru yang diangkat dengan pangkat kelas satu untuk pendidikan dasar umum Eropa, MAA van Mook, dengan ketentuan bahwa pemberhentian ini terhitung mulai berlaku pada tanggal 9 September 1912.
Setelah setahun sangaayah (MAA van Mook) pensiun sebagai guru HBS di Soerabaja, HJ van Mook lulus di HBS Soerabaja pada bulan Mei 1913. Dimana orang tua HJ van Mook menjalani masa pensiun sebagai guru tidak terinformasikan, apakah di Soerabaja atau di Semarang. Yang jelas HJ van Mook pada bulan September 1913 ini berangkat ke Belanda dengan menumpang kapal ss Prinses Juliana (lihat De nieuwe vorstenlanden, 06-09-1913). Disebutkan dalam manifes kapal ini kapal ss Prinses Juliana berangkat dari Batavia pada tanggal 3 Septermber dengan tujuan akhir Amsterdam yang mana salah satu penumpangnya adalah HJ van Mook. Dari ratusan penumpang, semua orang Belanda kecuali mepat orang dengan nama Alway Said Aboebakar bin Moh. bin Abdullah Alhabsi, Sech Achmad bin Abdullah Albatri, Sech Abdullah bin Awab Makarim dan Sech Moh. bin Achmad Askar [Sech Abdullah bin Awab Makarim adalah paman dari ayah Nadiem Makarim].
Pada saat HJ van Mook berangkat ke Belanda, Soetan Casajangan baru tiba di Batavia dari Belanda. Soetan Casajangan adalah mahasiswa pribumi kedua studi di Belanda sejak tahun 1905. Saat itu baru satu mahasiswa pribumi yakni Raden Kartono (abang dari RA Kartini, alumnis HBS Semarang tahun 1896). Pada tahun 1908 ketika mahasiswa pribumi berjumlah sekitar 20an, Soetan Casajangan mendirikan organisasi mahasiswa yang diberi nama Indische Vereeniging dan sebagai ketua Soetan Casajangan dan sekretataris Raden Soemitro. Pada tahun 1909 Soetan Casajangan lulus ujian mendapat akte guru LO dan kemudian pada tahun 1911 lulus ujian mendapat akta guru MO (setara sarjana pendidikan). Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan adalah seorang guru lulusan sekolah guru Kweekschool Padang Sidempoean tahun 1887. Setelah cukup lama di Belanda, Soetan Casajangan pada bulan Juli 1913 kembali ke tanah air dan ditempatkan sementara di sekolah ELS Buitenzorg lalu kemudian diangkat menjadi direktur Kweekschool Fort de Kock. Pada tahun ini tiga calon mahasiswa berangkat ke Belanda yakni Sorip Tagor Harahap alumni sekolah kedokteran hewan Veeartsenschool di Buitenzorg dan guru muda Dahlan Abdoellah dan guru Ibrahim Datoek Tan Malaka (keduanya lulusan Kweekschool Fort de Kock). Sorip Tagor Harahap kelahiran Padang Sidempoean, kelak dikenal sebagai ompung (kakek) dari artis Risty/Inez Tagor..
Sejak keberangkatan ke Belanda, HJ van Mook tidak terinformasikan. HJ van Mook diketahui pada tahun 1916 lulus ujian persiapan di Universiteit te Leiden (lihat Nieuwe Rotterdamsche Courant, 10-06-1916). Disebut di Universiteit te Leiden HJ van Mook lulus ujian persiapan pada bidang dinas administrasi Nederlandsch Indie (studi Indologi).
Dahlan Abdoellah lulus ujian Onderwij Hulp Akte pada bulan Juni 1915 di Leiden (Haagsche courant, 05-06-1915). Pada tahun 1916 diadakan Kongres Pendidikan Hindia (lihat Algemeen Handelsblad, 24-03-1916). Dalam kongres hampir semua yang hadir orang Belanda yang diketuai oleh JH Abendanon. Dalam kongres ini turut hadir Dahlan Abdoellah, Raden Mas Suardhy Soejaningrat dan Dr. DA Rinkes, penasihat untuk urusan pribumi. Pada bulan Juni 1916, Sorip Tagor lulus ujian kandidat dokter hewan di Rijksveeartsenijschool, Utrecht (lihat Algemeen Handelsblad, 19-06-1916). Kepengurusan Indisch Vereeniging tahun 1916 diketuai oleh Raden Loekman Djajadiningrat. Dalam kepengurusan ini Dahlan Abdoellah duduk sebagai archivaris (Nieuwe Rotterdamsche Courant, 10-08-1916). Pada tanggal 1 Januari 1917, Sumatra Sepakat resmi didirikan dengan nama ‘Soematra Sepakat’. Dewan terdiri dari Sorip Tagor (sebagai ketua); Dahlan Abdoellah, sebagai sekretaris dan Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia sebagai bendahara. (Salah satu) anggota komisaris (benama) Ibrahim Datoek Tan Malaka. Tujuan didirikan organisasi ini untuk meningkatkan tarap hidup penduduk di Sumatra. Pada bulan September 1917, Sorip Tagor dipromosikan dari tingkat tiga ke tingkat empat (lihat Algemeen Handelsblad, 23-09-1917).
Di Leiden HJ van Mook sudah barang tentu kerap bertemu mahasiswa-mahasiswa pribumi yang sama-sama berasal dari Hindia. Selain mahasiswa pribumi telah memiliki wadah organisasi mahasiswa Indisch Vereeniging, di Leiden juga ada asosiasi mahasiswa Indologi. Pada tahun 1917 diadakan kongres mahasiswa Hindia yang bersamaan dengan peringatan lustrum ketiga asosiasi mahasiswa Indologi (lihat Algemeen Handelsblad, 24-11-1917, Disebutkan Indisch Studenten Congres, kemarin pagi Kongres Mahasiswa Hindia dibuka di Leiden dalam rangka peringatan lustrum ketiga (15 tahun) Asosiasi Mahasiswa-Indologis (Studenten-Indologenvereeniging) yang didirikan pada tahun 1902.
Dalam kongres ini juga diundang mahasiswa-mahasiwa golongan Belanda, Cina dan pribumi. Disebutkan di Auditorium Universitas sepenuhnya diisi dengan peserta konferensi (yang secara konsisten terdiri dari mahasiswa yang terdaftar di universitas Belanda). Disebutkan saat ini Masyarakat Hindia adalah; Chineesebc Vereeniging Chungwa Hui; de vereeniging van Indologlsche studenten van het Utreehtsch Studentencorps ‘Van Verre’; de vereeniging Onze Koloniën te Delft; de Studjentenafdeeling van de Vereeniging Oost en West (Leiden); de vereeniging Koempoelan Tani Djawi (Wageningen); en de onderafdeelingen Tropische Land- en Boschbouw van de Studentcnvcreeniging te Wageningen. Sebagai ketua kongres adalah HJ van Mook yang juga menjadi presiden serikat membuka pertemuan...(tiba giliran) Dahlan Ahdoellah sebagai pembicara mewakili Indisch Vereeniging: ‘Kami, Indonesiers adalah elemen utama di Belanda, rakyat Hindia, dan karena itu kami memiliki hak untuk memiliki lebih dari sebelumnya dalam pemerintahan nasional. Indisch Vereenigingner lebh tua dari yang lainnya...’. Dahlan Abdoellah mengurai di awal tentang kehidupan awal di Hindia hingga datangnya Belanda.
HJ van Mook meski baru satu tahun sebagai mahasiswa Indologi, tetapi kapasistasnya sudah menjadi ketua sarikat Indologi dan presidium kongres. Ini mengindikasikan HJ van Mook memiliki kemampuan berorganisasi yang baik.
Ketua Indische Vereeniging pada periode 1917-1918 adalah Dahlan Abdoellah. Pada tahun 1918 Indische Vereeniging menerbitkan majalah sebagai organ dari Indische Vereeniging yang diberi nama Hindia Poetra. Edisi pertama muncul pada bulan Juni 1918 yang dipimpin oleh Raden Mas Suardhy Soejaningrat (lihat Algemeen Handelsblad, 21-06-1918). Raden Mas Suardhy Soejaningrat kelak lebih dikenal sebagai Ki Hadjar Dewantara yang menjadi Menteri Pendidikan Ri pertama (yang kemudian digantikan oleh Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia sebagai Menteri Pendidik RI yang kedua).
HJ van Mook lulus ujian akhir di Universiteit te Leiden pada tahu 1918 (lihat Het vaderland, 12-06-1918). Disebutkan di ujian akhir universitas di Leiden bidang Nederlandsc Indie Administrative Dienst (Indologi) HJ van Mook (tinggal di Den Haag). HJ van Mook kemudian dingakat sebagai pegawai pemerintah di Hindia (lihat Nederlandsche staatscourant, 03-08-1918). Disebutkan berdasarkan Resolusi Menteri Koloni, tanggal 31 Juli 1918, Afdeeling ke-9 No 2, HJ van Mook, di Leiden, telah ditempatkan di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, untuk diangkat disana di negara itu sebagai pejabat administrasi untuk (wilayah) Jawa dan Madoera.
Pada tahun 1921 HJ van Mook dipindahkan sebagai Controleur dari Residentie Semarang ke Residentie Djogjakarta (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 20-04-1921). Pada tahun 1922 HJ van Mook sebagai Controleur ditugaskan dengan fungsi pengawasan di bagian sekretaris Residentie Djogjakarta (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 18-07-1922). Setelah mengabdi cukup lama selama sembilan tahun HJ van Mook diberi cuti satu tahun ke Eropa pada tahun 1927.
HJ van Mook berangkat ke Belanda bersama istri dan satu orang anak (lihat De locomotief, 11-04-1927). HJ van Mook dan keluarga kembali ke Hindia pada bulan Maret 1928 (lihat De locomotief, 28-03-1928).
Sepulang cuti dari Eropa, HJ van Mook ditempatkan di wilayah provinsi West Java (lihat Nieuwe Rotterdamsche Courant, 01-04-1928). Disebutkan terhitung mulai hari yang bersangkutan menerima tugas bekerja sebagai asisten resident di wilayah provinsi West Java, HJ van Mook yang diharapkan kembali dari cuti luar negeri, ambtenaar dengan pangkat terakhir Controleur kelas satu BB di wilayah Java en Madoera.
Ini mengindikasikan HJ van Mook telah mendapat kenaikan pangkat dari Controelur kelas-1 menjadi asisten resident. Controleur dimulai dari kelas-3. Pangkat asisten residen menjadio pejabat di wilayah Afdeeling (sedangkan Controleur di tingkat onderafdeeling). Catatan: sejak 1920 Jawa dan Madoeran dibentuk menjadi tiga province (West, Midden dan Oost). Gubernur province West Java di Batavia. Province terdiri dari Residentie diantaranya Batavia, Bantam dan Preanger..
Di Batavia HJ van Mook sebagai pembicara pada kursus singkat yang diadakan Bataviaasch Studenten-Corps yang bekerjasama dengan Ned. Ind. Oud-studentenfonds pada bulan Agustus (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 30-06-1928). Disebutkan HJ van Mook assistent-resident, membawakan makalah dengan topik ‘Vergelijkingen tusschen de Philippijnen en Nederlandsc Indië’.
Topik ini tentulah sangat dipahami oleh HJ van Mook karena dia pernah menjabat sebagao ketua asosisai mahasiswa Indologi di Belanda dan mengikuti kongres pendidikan Hindia di Belanda tahun 1917. HJ van Mook menulis artikel dengan judul ‘Het conflict en de Volksraad’ yang dimuat dalam jurnal Kolonie Studiën edisi April 1929 (lihat
Pada periode Volksraad 1931-1935 HJ van Mook diangkat sebagai anggota Volksraad (lihat Deli courant, 15-05-1931). Disebutkan efektif sejak tanggal 15 Juni telah diangkat sebagai anggota Volksraad diantaranya HJ van Mook, HJ van Mook, penjabat pengawas di Kantor Komisaris Pemerintah untuk Reformasi Administratif, di Batavia. Catatan: Anggota Volksraad ada yang ditunjuk dan diangkat pemerintah dan ada juga yang melalui jalur pemilihan menurut dapil. HJ van Mook termasuk yang ditunjuk.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Dr HJ van Mook: Orang Indo atau Indonesia?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar