*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Kola
adalah bahasa yang dituturkan oleh etnis Kola yang merupakan etnis pribumi
pulau Kola di Kepulauan Aru, Indonesia Timur. Bahasa Kola lebih banyak
dituturkan di Pulau Kola di ujung utara Kepulauan Aru. Namun demikian, bahasa
ini juga dituturkan oleh suku Kola yang tinggal di Dobo dan daerah lain di
Maluku.
Bahasa Kola dituturkan oleh masyarakat Desa Kolaha, Manombai, dan Ujir, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku. Bahasa itu mempunyai tiga dialek, yaitu dialek Kola Kolaha yang dituturkan di Desa Kolaha, Kecamatan Sir-Sir, dialek Manombai yang dituturkan di Desa Manombai, Kecamatan Aru Tengah, dan dialek Ujir yang dituturkan di Desa Ujir, Kecamatan Pulau-Pulau Aru. Persentase perbedaan ketiga dialek tersebut berkisar 71%--74%. Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Kola merupakan sebuah bahasa karena persentase perbedaannya dengan bahasa lain di Maluku berkisar 81%--100%, misalnya Bahasa Dobel dan Bahasa Karey (https://petabahasa.kemdikbud.go.id/)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Kola orang Kola di pulau Kola di kepulauan Aru? Seperti disebut di atas bahasa Kola dituturkan di kepulauan Aru oleh orang Kola. Kerajaan Aru di pantai timur Sumatra, pulau Aru di laut Aru. Lalu bagaimana sejarah bahasa Kola orang Kola di pulau Kola di kepulauan Aru? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Bahasa Kola Orang Kola di Pulau Kola Kepulauan Aru; Kerajaan Aru Pantai Timur Sumatra Pulau Aru di Laut Aru
Orang Kola adalah kelompok populasi di kepulauan Aroe di pulau Kola. Sudah terinfiormasikan secara sepintas tentang pulau dan penduduk Kola di kepulauan Aroe (lihat Tijdschrift voor staathuishoudkunde en statistiek, 1848). Disebutkan pulau-pulau ini terbagi menjadi gugus pulau dinding depan dan belakang yang dipisahkan satu sama lain oleh saluran yang lebar. pulau-pulau di dinding belakang: Kola, Kohroor dan Morkay.
Pulau-pulau terpencil dihuni, terutama oleh Alfurs, yaitu tipe masyarakat
baik hati yang umumnya melakukan pertanian seperti di Boeroe dan Minahasa, dan
sulit untuk mendapatkan informasi yang akurat dari mereka, maka keseluruhan informasi
populasi pulau-pulau tersebut belum lengkap. Penghuni tembok belakang
mengakui mayoritas tetangga mereka yang lebih beradab, dan rela tunduk pada
Orangkaya tembok depan. Alfur di dinding belakang kurang diketahui; Mereka
tinggal di kampungnya yang terpisah dari komunitas lain dan, meskipun pemalu
dan penakut, mereka selalu cenderung melakukan penghasutan dan pembunuhan. Pengayauan
sedang populer di kalangan mereka. Tetangga mereka di tembok depan, lebih
bercampur dengan orang yang lain. Kekayaan hasil bumi Kepulauan Aroe terdiri
dari tripang karet, mutiara, sarang burung walet, dan burung cendrawasih. Untuk
hasil-hasil tersebut para pedagang memberikan beras, gigi gajah, gong, emas
hasil gilingan kasar, linen, senjata api dan garam, yang sangat dicari di sini,
yang dipasarkan oleh orang Goram.
Orang kepulauan Aroe, dalam hal ini orang Kola umumnya kelompok populasi Alfurs (bukan kelompok populasi Papoea). Perkembangan perdagangan lebih maju di wilayah depan (selatan) dari pada di wilayah belakang (utara), dimana hasil-hasil perdagangan memusat ke wilayah depan. Idem dito dengan perkembangan social yang lebih lambat di wilayah belakang, sementara di wilayah depan perdagangan yang lebih maju dimana populasi sudah tercampur dengan para pedantang. Dalam hal ini orang Kola masih terkesan sebagai kelompok populi asli di kepulauan.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Kerajaan Aru Pantai Timur Sumatra Pulau Aru di Laut Aru: Apakah Ada Relasinya?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar