Depo
KRL Depok terletak di Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok (di
sebelah selatan Stasiun Depok Lama). Depo berfungsi sebagai ‘bengkel’ perawatan
rutin kereta yang mencakup pemeriksaan harian, bulanan dan tahunan serta
perbaikan-perbaikan kecil untuk memastikan kenyamanan dan keamanan kereta api. Depo
ini dibangun sejak 2004 di atas lahan seluas 26 Ha dan dioperasikan tahun 2008. Depo ini memiliki panjang 1,3 Km
dengan lebar 200 meter. Fasilitas yang dimiliki Depo Depok ini terbilang lengkap
yakni 14 Jalur rel stabling (area perkir), gedung kantor seluas 2.200 M2,
gedung pemeliharaan seluas 8.600 M2 dan kawat listrik pensuplai daya sepanjang
21.800 meter serta dilengkapi dengan mes masinis sebanyak 30 kamar dengan jumlah tempat tidur 120 unit tempat tidur. Kapasitas depo ini mampu menampung sebanyak 224 unit KRL dan
menjadi depo yang terbesar di Asia Tenggara.
Mengenal Sejarah Tata Ruang Sosial Ekonomi Depok, Bogor (Buitenzorg), Jakarta (Batavia) dan Bandung (Preanger) serta Wilayah Lainnya di Indonesia (Nederlandsch Indie)
Minggu, 19 Agustus 2012
‘Rumah Tua Cimanggis’ di Depok: Pesanggrahan Janda Gubernur Jenderal Belanda
*Untuk melihat Sejarah Cimanggis Depok dalam blog ini Klik Disini
Rumah
Cimanggis adalah rumah yang terletak di jalur Batavia-Buitenzorg via Cibinong
di Cimanggis. Rumah
ini merupakan pengganti sebuah pesanggrahan sederhana yang pemilik awalnya adalah janda Gubernur Jenderal Petrus Albertus Van der
Parra, meninggal 1787. Rumah
Cimanggis pernah berperan dalam membuka hutan antara Jakarta-Bogor pada abad ke
18.
‘Rumah Tua Pondok Cina’: Rumah Pertama di Pondok Cina, Depok
Rumah
Tua Pondok Cina dibangun pada 1841. Didirikan dan dimiliki seorang arsitek
Belanda, tapi pada pertengahan abad ke-19 dibeli oleh saudagar Tionghoa, Lauw
Tek Lock dan kemudian diwariskan kepada putranya bernama Kapitan Der Chineezen
Lauw Tjeng Shiang. Di sekitar rumah tua ini terdapat perkebunan karet dan persawahan. Yang
tinggal di daerah tersebut hanya lima keluarga yang semuanya orang keturunan
Tionghoa. Mereka ini selain berdagang ada juga yang bekerja sebagai
petani di sawah sendiri serta bekerja di ladang kebun karet milik tuan tanah
orang-orang Belanda. Dalam perjalanan waktu, beberapa keluarga ada yang pindah
ke tempat lain yang tidak diketahui apa alasannya sampai akhirnya hanya satu keluarga
yang tersisa. Keluarga ini mendiami rumah tua yang kini situsnya masih dapat
dilihat di Margo City.
‘Rumah Tanah Baru' F. Widayanto di Depok: Galeri Maestro Keramik Indonesia
‘Rumah Tanah Baru' atau juga disebut 'Rumah Keramik’ F. Widayanto beralamat di Jalan
Curug Agung No. 1 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok. Rumah
keramik ini pemiliknya adalah F. Widayanto, seorang maestro keramik terkenal di
Indonesia, yang didalamnya dipenuhi dengan aneka kreasi keramik yang mewarnai
bangunan rumah ini mulai dari lantai, dinding, patung-patung hingga peralatan
kamar mandi.. Rumah keramik yang pertama dan terbesar di Jabodetabek ini
dibangun di atas tanah seluas 1.3 Ha. Areal rumah kermaik ini dibangun tahun 1997 yang terdiri dari tiga dataran (berundak-undak) yang dipenuhi dengan aneka pepohonan hijau yang
membuat rumah keramik ini tampak asri dan susana segar bebas polusi.
‘Karnos Filmmaking Camp’ Rano Karno di Depok: Si Doel Jadi Dosen Anak Sekolahan
‘Karnos Filmmaking
Camp’ adalah salah satu unit bisnis PT Karnos Film yang bergerak di bidang pelatihan
dan pendidikan secara menyeluruh di bidang digital filmmaking
and broadcasting. Kampus ‘Karnos Filmmaking Camp’ beralamat di Jalan
Alternatif Cibubur, Kota Depok. Gedung kampus ini dibangun di atas tanah seluas
4.000 M2. Dengan telah dibukanya Tol Cinere–Jagorawi (Cijago) maka kampus ini
menjadi lebih mudah dijangkau dari pusat Kota Depok.
Sabtu, 18 Agustus 2012
‘Panggung Kita’ Iwan Fals di Depok: Bongkar!
*Artikel Sejarah Tapos dalam blog ini Klik Disini
‘Panggung Kita’ adalah sebuah sebutan untuk menunjukkan pada sebuah panggung pertunjukan yang terletak di halaman belakang rumah Iwan Fals. Areal rumah Iwal Fals seluas 1.5 Ha yang berlokasi di Desa Leuwinanggung, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Awalnya, Iwan pada tahun 1982 membeli tanah yang menjadi tempat tinggalnya sekarang hanya sekadar untuk investasi saja. Namun di tahun 1995, Iwan berkekuatan hati untuk membangun areal tersebut menjadi tempat tinggal. Iwan Fals sendiri membangun sebuah rumah besar yang luas tanahnya 6.000 M2. Di dalam kavling rumah ini juga terdapat sebuah studio musik dan garasi mobil (termasuk bus). Sementara sisa areal digunakan untuk bangunan toko, pendopo, kantor organisasi penggemar yang diberi nama Oi dan sebuah panggung terbuka yang dikenal sebagai ‘Panggung Kita’.
‘Panggung Kita’ adalah sebuah sebutan untuk menunjukkan pada sebuah panggung pertunjukan yang terletak di halaman belakang rumah Iwan Fals. Areal rumah Iwal Fals seluas 1.5 Ha yang berlokasi di Desa Leuwinanggung, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Awalnya, Iwan pada tahun 1982 membeli tanah yang menjadi tempat tinggalnya sekarang hanya sekadar untuk investasi saja. Namun di tahun 1995, Iwan berkekuatan hati untuk membangun areal tersebut menjadi tempat tinggal. Iwan Fals sendiri membangun sebuah rumah besar yang luas tanahnya 6.000 M2. Di dalam kavling rumah ini juga terdapat sebuah studio musik dan garasi mobil (termasuk bus). Sementara sisa areal digunakan untuk bangunan toko, pendopo, kantor organisasi penggemar yang diberi nama Oi dan sebuah panggung terbuka yang dikenal sebagai ‘Panggung Kita’.
‘Bengkel Teater' WS Rendra di Depok: 'Burung Camar' Diantara Pepohonan Hijau
Pada tahun 1985 WS Rendra mendirikan ’Bengkel
Teater Rendra’ di Desa Cipayung, Kecamatan
Cipayung, Depok. Bengkel ini dibangun di atas lahan yang asri seluas 3 Ha yang di dalamnya
terdapat bangunan tempat tinggal Rendra dan keluarga, serta bangunan sanggar
untuk latihan drama dan tari. Selain itu, WS Rendara merancang lahan tersebut untuk
ditami dengan berbagai jenis tanaman yang sebagian besar berupa tanaman keras
dan pohon buah yang sudah ada sejak lahan tersebut dibeli, antara lain jati,
mahoni, ebony, bambu, turi, mangga, rambutan, jengkol, tanjung, singkong dan
lain-lain. Konon, setelah WS Rendra wafat tahun 2009, warisan lokasi sanggar
yang asri tersebut pernah diusulkan menjadi Cagar Budaya. WS Rendra dikebumikan di dalam lingkungan
sanggar tersebut. Kini sanggar tersebut tetap masih digunakan untuk
kegiatan seni.
Studio Alam (TVRI) Depok: Aku Cinta Indonesia
Di
Kota Depok terdapat sebuah studio alam yang terletak di Jalan Raden Saleh Kecamatan
Sukmajaya, Depok. Lanskap studio alam ini dibangun pada tahun 1980. Luas studio
alam adalah 28 Ha. Di dalam kawasan studio ini terdapat banyak pohon rindang,
beberapa buah danau dan bangunan-bangunan rumah-rumah tradisional. Awalnya
studio alam ini digunakan sebagai lokasi shooting film (sinetron) dengan tema
latar belakang alam dan hutan dari sejumlah program acara TVRI seperti Rumah Masa Depan,
Aku Cinta Indonesia (ACI) pada tahun 1980-an. Kini, studio alam ini tidak
termanfaatkan secara maksimal. Di areal yang termasuk kawasan studio alam ini kini terdapat
lapangan tenis dan dimanfaatkan juga untuk latihan tembak.
Jumat, 17 Agustus 2012
Sejarah Tata Ruang Kota Depok: Menyambung Mata Rantai Yang Terputus Antara Depok Masa Kini dan Depok Tempo ‘Doeloe’
Kini
saya tinggal di Kota Depok. Setiap kali kita memandang dari Depok ke arah
selatan, sejajar denga rel kereta api Jakarta-Bogor, maka di kejauhan sangat
jelas terlihat suatu pemandangan (lanskap) Gunung Salak. Sejatinya, pemandangan
Gunung Salak ini hanya indah jika dipandang dari Kota Depok--tidak dari Kota
Bogor (terlalu dekat) dan juga tidak dari Kota Jakarta (terlalu jauh). Ini
berarti karunia adanya keindahan Gunung Salak sesungguhnya ditujukan buat warga
Kota Depok. Dalam hubungan ini, jika kita telusuri sejarah Depok, satu-satunya
yang tidak berubah dari masa ke masa adalah pemandangan Gunung Salak ini. Lantas,
apa saja yang telah berubah. Mari, saya ingin mengajak anda untuk ikut
mencermatinya.
Langganan:
Postingan (Atom)