Sabtu, 21 November 2020

Sejarah Riau (8) Sejarah Natuna, Pulau Terdepan di Laut Cina Dikenal di Borneo Sejak Dulu; Pulau Pertama Diserang Jepang

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini 

Apakah ke(pulau)an Natuna wilayah Riau? Bukankah secara defacto lebih dekat dengan provinsi Kalimantan Barat di (kabupaten) Sambas? Bukan di situ persoalannya. Yang menentukan satu pulau (atau kepulauan) masuk wilayah mana, pada era Pemerintah Hndia Belanda, ditentukan atas dasar pertimbangan populasi dan atas dasar arah kebijakan pemerintah dalam dua hal: ekonomi perdagangan dan keamanan pertahanan.

Pada masa ini nama Natuna dijadikan nama kabupaten: Kabupaten Kepulauan Natuna. Ini bermula pada awal Republik Indonesia, kepulauan Riau dijadikan sebagai satu kabupaten di residentie Riau yang beribukota di Tanjungpinang (di provinsi Sumatera Tengah). Saat itu Natuna sebagai suatu desa terpencil di Kewedanaan Tanjungpinang. Pada tahun 1957 provinsi Sumatera Tengah dilikuidasi dan kemudian dibentuk provinsi: Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Sejak saat ini ibu kota (provinsi) direlokasi ke daratan di Pekanbaru. Pada tahun 1999 kabupaten kepulauan Riau dimekarkan dengan membentuk kabupaten Kepulauan Natuna (ibu kota di Ranai). Pada tahun 2002 semua kabupaten-kabupaten kepulauan dipisahkan dari provinsi Riau dan dibentuk menjadi satu provinsi dengan nama provinsi Kepulauan Riau (ibu kota di Tanjung Pinang, pulau Bintan). Pada tahun 2006 nama kabupaten Kepulauan Riau di provinsi Kepulauan Riau diubah menjadi kabupaten Bintan.

Bagaimana sejarah Natuna? Sejarahnya setua ke(pulau)an Karimata. Natuna sebagai pulau terdepan, Karimata dijadikan menjadi nama selat (straat Carimata). Lantas mengapa Natuna masuk wilayah Riouw dan bukan Westkust van Borneo? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 20 November 2020

Sejarah Riau (7) Sejarah Lingga di Teluk Indragiri, Pusat Melayu Riau di P Lingga; Pusat Pemerintah Hindia Belanda di Bintan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini

Traktat London 1824 telah memidahkan Semenanjung Malaya dan Riau. Perbatasannya di selat Singapoera yang memisahkan pulau Singapoera dan pulau Bintan. Pemerintah Hindia Belanda berkedudukan di Tandjoeng Pinang di pulau Bintan. Meski demikian, pemimpin lokal Riau tidak berkedudukan di pulau Bintan, tetapi tetap berkedudukan di pulau Lingga. Untuk mewakili kepentingan Sultan Lingga dilakukan oleh Sultan Moeda di pulau Panyengat.

Pada masa ini nama Lingga adalah nama salah satu kabupaten di provinsi Kepulaua Riau. Kabupaten Lingga terdiri banyak pulau. Pulau terbesar adalah pulau Lingga dan pulau Singkep. Ibu kota kabupaten Lingga berada di Daik (doeloe disebut Kwala Daik). Nama tempat terpenting di pulau Singkep adalah Dabo. Salah satu keutamaan pulau Lingga adalah terdapat gunung yang tinggi. Kabupaten Lingga salah satu penghasil timah terpenting. Pada masa lampau Lingga dikenal sebagai pusat Melayu yang terpenting.

Bagaimana sejarah Lingga? Tentu saja sudah banyak ditulis. Namun sejauh ditemukan fakta dan data baru, penulisan narasi sejarah Lingga tetap penting. Lantas bagaimana sejarah Lingga bermetamorfosis enjadi sejarah Riau? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.