Senin, 24 Februari 2020

Sejarah Jakarta (96): Sejarah Kemandoran, Antara Pal Merah dan Soekaboemi; Land yang Dipimpin Landheer dan Para Mandor


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Nama tempat Kemandoran dapat dikatakan unik (hanya mungkin satu-satunya di Jakarta). Tempo doeloe kampong Kemandoran berada di antara kampong Pal Merah dan kampong Soekaboemi. Tapi entahlah pada saat ini. Lantas apa hebatnya kampong Kemandoran? Yang jelas kampong itu memiliki nama khas: Kemandoran.

Land Kemandoran (Peta 1903)
Nama-nama tempat di Jakarta, menggunakan nama Rawa, Pondok dan Kebon, juga ditemukan nama tempat yang berpola pe-an dan ke-an, seperti: Pegangsaan, Pedjompongan, Petogogan, Kebayoran, Kemanggisan dan Kemandoran. Meski nama Kemanggisan (pohon manggis) adalah satu-satunya tetapi tidak dapat dikatakan unik karena ada Kebajoran (pohon bajoer). Demikian juga nama Pedjompongan tidak unik karena ada nama kampong Djati. Nama kampong Kemandoran tidak merujuk pada nama tanaman tetapi nama kelas pekerja (mandor). Nama Kemandoran mirip dengan nama Kemajoran yang berasal dari kelas militer (pangkat majoor).

Asal-usul nama Kemandoran adalah satu hal. Hal lain yang lebih penting adalah bagaimana sejarah Kemandoran sendiri. Tentu saja belum pernah ditulis. Itulah hebatnya Kemandoran. Karena sejarahnya belum pernah ditulis, maka kita terpaksa segera menulisnya. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe. 

Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*

Land Kemandoran: Landheer dan Mandor

Tunggu deskripsi lengkapnya


*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar